Friday, December 21, 2012

LPP Smart Students di Bazaar HUT Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

0 comments

Jum'at dan Sabtu (21 dan 22 Desember 2012), LPP Smart Students hadir di acara Bazaar HUT Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Bazaar yang diadakan di hari pengambilan rapor ini dimaksudkan untuk menyambut HUT ke 39 yang akan jatuh pada 7 Januari 2013. Acara ini juga diramaikan oleh lomba tari, lomba baca puisi, dan lomba menyanyi yang diikuti oleh civitas academica MP UIN Jakarta.




Letak booth LPP Smart Students ada di dekat pintu masuk kompleks sekolah, di bawah deretan pohon rindang di pinggir lapangan basket. Para pengunjung yang datang ke booth LPP Smart Students ada yang bertanya dengan antusias mengenai program dan tarif bimbingan belajar dan ada juga bertukar pikiran dengan guru-guru LPP Smart Students mengenai pola belajar anak.

Khusus dalam momen Bazaar HUT MP UIN ini, LPP Smart Students memberikan diskon uang pendaftaran sebesar 50 % dan juga suvenir berupa tempat pensil dan pin. Alhamdulillah pada kesempatan ini, semakin banyak siswa/i yang bergabung bersama kami. LPP Smart Students mengucapkan terimakasih banyak atas kerjasama dan kepercayaan yang diberikan selama ini. Mari, kita sambut tahun baru dan semester baru bersama LPP Smart Students :) [AP/SmartStudents]

Berbolak-baliknya Hati, Siapa Yang Tahu?

0 comments

Pemuda itu, sebut saja namanya Akbar (bukan nama sebenarnya). Mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTN itu biasa mengisi waktu luangnya dengan nongkrong di sekitar kos-nya. Aktivitasnya ketika nongkrong, boleh dibilang sama dengan yang dilakukan mereka yang sering nongkrong. Merokok, main gitar, ngobrol-ngobrol ngalor-ngidul, terkadang main gaplek. Mudahnya, Akbar bukan tipe orang yang terlihat shalih secara kasat mata. Bukan tipe orang yang akan direken sebagai pemuda mesjid atau aktivis dakwah.

"Gue dulu pernah ikut **** (menyebut nama sebuah gerakan dakwah). Gue bahkan sempet ikut keliling dari masjid-ke-masjid, dan nginep di sana. Dulu gue sama masjid rasanya deket banget. Waktu gue kecil, kalo gue pergi ama nyokap (ibu) terus ada adzan, gue pasti ngajak nyokap berenti dulu dan sholat. Dulu gue rasanya sedih banget kalo ampe ketinggalan sholat berjamaah, kayak ada yang kurang dan hilang." tutur Akbar pada seorang kawannya, Yunus (juga bukan nama sebenarnya), yang kebetulan aktivis UKM Dakwah Kampus di PTN tersebut.

Yunus tersentak. Tentu saja kekagetannya itu tak ia ungkapkan secara terbuka di depan Akbar. Sebab Akbar yang ia kenal selama ini adalah Akbar yang berbeda 180 derajat dari apa yang ia ceritakan. Apalagi ekspresi Akbar saat bercerita sepertinya datar-datar saja, tidak ada raut penyesalan terlihat.

Kisah di atas diceritakan Yusuf kepada saya. Tentu bukan dalam rangka berghibah, namun dalam rangka mengambil pelajaran. Apa yang terjadi pada Akbar, tak mustahil terjadi pada diri kita. Jika kita saat ini dikenali manusia sebagai orang yang baik, shalih, dan berilmu, tak mustahil jika kemudian ( ) kita menjauh dari kebaikan-kebaikan itu dan malah menjadi sebaliknya. Kita membuang kebiasaan-kebiasaan baik kita dan menggantikannya dengan yang buruk.

Hati, dalam bahasa Qur'an kadang disebut sebagai qalbu. Ia, dalam kaidah bahasa Arab, masih memiliki asal yang sama dengan kata kerja qallaba-yuqallibu yang artinya membolak-balik. Memang pada dasarnya, hati manusia itu sangat mudah berbolak-balik. Bahkan pada titik lain yang lebih ekstrim Rasulullah menyebut bahwa menjelang hari kiamat ada orang-orang yang paginya beriman namun sore harinya mereka kafir, lantaran dahsyatnya fitnah di hari-hari tersebut.

Karena itu, Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Tirmidzi mengajarkan do'a yang begitu indah pada kita:

 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'ala diiniKa.
Wahai Yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamamu.

Sahabat, ternyata hidayah itu mahal bukan? Sebab tidak semua orang berkesempatan memperolehnya, dan bila sudah dapat, ternyata dari yang sekian itu tidak semuanya berkesempatan mengecapnya terus menerus. Wallahu a'lam bisshawab. [AP / SmartStudents]

Friday, December 14, 2012

Disiplin Waktu

0 comments



Dalam beberapa buku, seminar atau bahkan penelitian yang dilakukan para ahli psikologi, mungkin kita pernah membaca atau mendengar bahwa kondisi atau keadaan kita saat ini adalah hasil dari apa yang telah kita lakukan pada hari kemarin, atau mungkin sebuah hasil dari proses panjang yang kita lakukan rutin selama beberapa minggu, bulan bahkan tahun.

Kita pasti tahu, Allah SWT memberikan waktu yang sama kepada setiap orang, yaitu 24 jam dalam sehari, tetapi kenapa kondisi atau keadaan orang berbeda-beda? lebih jelasnya “ kenapa ada orang yang “SUKSES” dan ada orang yang “GAGAL” ??

Faktanya, Orang yang sukses dan gagal mempunyai kesamaan terhadap waktu. Mereka sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari. Yang membuat mereka berbeda adalah apa yang mereka lakukan selama kurun waktu 24 jam itu.

Orang sukses menggunakan waktunya dengan penuh disiplin dan tanggung jawab untuk meraih sukses yang lebih besar, sedangkan orang gagal menghabiskan waktunya dengan sia-sia, seperti bermalas-malasan, tanpa melakukan apa pun yang berarti dan produktif.

Dibawah ini ada sedikit renungan yang saya kutip dari sebuah buku karya Johanes Arifin agar kita mengetahui betapa pentingnya waktu. Bacalah dengan perlahan dan renungkan :

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang tidak naik kelas.,
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi premature.,
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang sedang menunggu.,
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat.,
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.,
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.,

Seperti itulah waktu,

Dalam banyak hal, mungkin kita menganggap bahwa kita sudah cukup disiplin terhadap waktu. Seringkali kita menilai diri kita dari apa yang kita pikirkan atau dari apa yang mampu kita lakukan, namun tanpa kita sadari mungkin seringkali kita lalai terhadap disiplin waktu sehingga banyak hal atau keinginan kita yang belum tercapai.

Sebagai penutup, "Hargailah setiap waktu dan milikilah disiplin terhadap waktu yang kita miliki karena waktu adalah pemberian dari Allah SWT yang sangat berharga, gunakanlah waktu kita dengan hal-hal positif dan produktif, Insya Allah kesuksesan akan menjadi mudah bagi kita”. [SR/SmartStudents].

Mendurhakai Anak

0 comments


Seorang laki-laki datang menghadap Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu. Ia bermaksud mengadukan anaknya yang telah berbuat durhaka kepadanya dan melupakan hak-hak orangtua. Kemudian Umar mendatangkan anak tersebut dan memberitahukan pengaduan bapaknya. Anak itu bertanya kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, “Wahai Amirul Mukminin, bukankah anak pun mempunyai hak-hak dari bapaknya?” . “Ya, tentu,” jawab Umar tegas. Anak itu bertanya lagi, “Apakah hak-hak anak itu, wahai Amirul Mukminin?”. “Memilihkan ibunya, memberikan nama yang baik, dan mengajarkan al-Qur’an kepadanya,” jawab Umar menunjukkan. Anak itu berkata mantap, “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku belum pernah melakukan satu pun di antara semua hak itu. Ibuku adalah seorang bangsa Ethiopia dari keturunan yang beragama Majusi. Mereka menamakan aku Ju’al (kumbang kelapa), dan ayahku belum pernah mengajarkan satu huruf pun dari al-Kitab (al-Qur’an). “Umar menoleh kepada laki-laki itu, dan berkata tegas, “Engkau telah datang kepadaku mengadukan kedurhakaan anakmu. Padahal, engkau telah mendurhakainya sebelum dia mendurhakaimu. Engkau pun tidak berbuat baik kepadanya sebelum dia berbuat buruk kepadamu.”

Kata-kata Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu ini mengingatkan kepada kita -para bapak- untuk banyak bercermin. Sebelum kita mengeluhkan anak-anak kita, selayaknya kita bertanya apakah telah memenuhi hak-hak mereka. Jangan-jangan kita marah kepada mereka, padahal kitalah yang sesungguhnya berbuat durhaka kepada anak kita. Jangan-jangan kita mengeluhkan kenakalan mereka, padahal kitalah yang kurang memiliki kelapangan jiwa dalam mendidik dan membesarkan mereka.

Kita sering berbicara kenakalan anak, tapi lupa memeriksa apakah sebagai orangtua kita tidak melakukan kenakalan yang lebih besar. Kita sering bertanya bagaimana menghadapi anak, mendiamkan mereka saat berisik dan membuat mereka menuruti apa pun yang kita inginkan, meskipun kita menyebutnya dengan kata taat. Tetapi sebagai orangtua, kita sering lupa bertanya apakah kita telah memiliki cukup kelayakan untuk ditaati. Kita ingin mereka mengerti keinginan orangtua, tapi tanpa mau berusaha memahami pikiran anak, kehendak anak dan jiwa anak.

Pendidikan yang kita jalankan pada mereka hanyalah untuk memuaskan diri kita, atau sekedar membebaskan kita dari kesumpekan lantaran dari awal sudah merasa repot dengan kehadiran mereka. Bahkan, ada orangtua yang telah merasa demikian repotnya menghadapi anak, ketika anak itu sendiri belum lahir.

Teringatlah saya ketika suatu hari pergi bersama istri dan anak saya. Muhammad Nashiruddin An-Nadwi, anak saya yang keempat, masih bayi waktu itu dan sedang lucu-lucunya (sekarang pun dia masih sangat lucu dan menggemaskan) . Sembari menunggu bagasi, seorang ibu yang modis bertanya kepada istri saya, “Anak pertama, Bu?”. “Bukan,” jawab istri saya, “Ada kakaknya, cuma nggak ikut.” “Ou. Memangnya, berapa anaknya, Bu?” tanya ibu itu segera. “Baru empat. Ini anak yang keempat,” jawab saya ikut menimpali. “Empat???” tanya ibu itu dengan mata terbelalak. Tampaknya ia kaget sekaligus heran. Kemudian dia segera mengajukan pertanyaan berikutnya, “Yang paling besar sudah kelas berapa?”. “TK A. Nol kecil,” jawab istri saya.

Ibu itu tampak sangat kaget. Begitu kagetnya, sehingga nyaris berteriak, “Ya, ampun.. Empat! Apa nggak repot itu? Saya punya anak satu saja rasanya sudah repot sekali. Ribut. Nggak mau diatur. Apalagi kalau empat. Nggak terbayang, deh. Bisa-bisa mati berdiri saya.”.

Ungkapan spontan ibu ini adalah cermin kita, cermin yang menggambarkan betapa banyak orang yang menjadi orangtua semata-mata karena dia punya anak.Bukan gambaran tentang kematangan jiwa atau kualitas kasih sayang. Anak hadir dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai resiko menikah, sehingga sinar mata anak-anak yang masih jernih tanpa dosa tak mampu membuat orangtuanya terhibur.

Terkadang orangtua sudah lama merindukan anak. Tetapi ia memiliki gambaran sendiri tentang anak seperti apa yang harus lahir melalui rahimnya, sehingga ia kehilangan perasaan yang tulus saat Allah benar-benar mengaruniakan anak.Terlebih ketika yang lahir, tidak sesuai harapan. Orangtua yang sudah terlalu panjang angan-angannya, bisa melakukan penolakan psikis terhadap anak kandungnya sendiri. Atau memperlakukan anak itu agar sesuai dengan harapannya. Inginnya anak perempuan, yang lahir laki-laki. Maka anak itupun diperlakukan seperti perempuan, sehingga ia berkembang sebagai bencong. Atau sebaliknya, anak itu menjadi bulan-bulanan kekesalan orangtua, bahkan ketika anaknya sudah memiliki anak. Ketika anaknya sudah menjadi orangtua.

Kejadian semacam ini tidak hanya sekali terjadi di dunia. Karena yang lahir tidak sesuai harapan, kadang anak akhirnya menjadi tempat menimpakan kesalahan. Apapun yang terjadi, anak inilah yang menjadi kambing hitam. Setiap ada yang salah, anak inilah yang harus ikut menanggung kesalahan. Atau bahkan dia yang harus memikul seluruh kesalahan, meskipun bukan dia penyebabnya. Terkadang bentuknya tidak sampai seburuk itu, tetapi akibatnya tetap saja buruk. Anak merasa tertolak. Ia tidak kerasan di rumah, meskipun rumahnya menawarkan kemegahan dan kesempurnaan fasilitas. Ia merasa seperti tamu asing di rumahnya sendiri.

Saya teringat dengan cerita seorang kawan yang mengurusi anak-anak jalanan. Suatu ketika ia menemukan seorang anak yang babak belur mukanya dihajar sesama anak jalanan karena berebut lahan di sebuah stasiun. Wajahnya sudah nyaris tak berbentuk. Anak ini kemudian ia selamatkan. Ia rawat dengan baik dan penuh kasih-sayang. Setelah kondisi fisiknya pulih dan emosinya pun sudah cukup baik, ia tawarkan kepada anak itu dua pilihan; dipulangkan ke rumah orangtua atau dikirim ke sebuah lembaga pendidikan. Seperti anak-anak lain di muka bumi, selalu ada perasaan rindu pada orangtua. Maka ia mengajukan pilihan dipulangkan ke rumah orangtua.

Staf dari kawan saya ini kemudian berangkat mengantarkan pulang ke sebuah kota di Jawa Tengah. Nyaris tak percaya, orangtua anak itu ternyata memiliki kedudukan yang cukup terhormat. Bapaknya seorang jaksa dan ibunya seorang kepala sekolah sebuah SMP. Rumahnya? Jangan tanya. Mereka sangat kaya. Cuma satu yang mereka tidak punya: perasaan. Melihat anaknya yang sudah dua tahun meninggalkan rumah, tak ada airmata haru yang menyambutnya. Justru perkataan yang sangat tidak bersahabat, “Ngapain kamu pulang?”. Melihat sambutan yang sangat tidak bersahabat ini, staf teman saya segera mengajak anak itu kembali ke Jogja.

Tak ada airmata yang melepas. Tak ada rasa kehilangan dari orangtua saat anak itu kembali meninggalkan rumah.Yang ada hanyalah perasaan yang remuk pada diri anak. Di saat ia ingin dididik oleh orangtua yang menjadi pendidik di SMP, yang ia dapatkan justru sikap sangat kasar. Benar-benar perlakuan yang sangat kasar, menyakitkan dan menghancurkan perasaan. Jangankan anak yang masih usia SD itu, pengantarnya yang sudah dewasa pun merasakannya sebagai penghinaan luar biasa. Penghinaan tanpa perasaan, tanpa nurani dan tanpa kekhawatiran akan beratnya tanggung-jawab di yaumil-akhir. Karena itu, tak ada pilihan yang lebih baik kecuali menyingkirkan si anak dari orangtuanya yang durhaka.

Kisah anak jalanan ini hanyalah satu di antara sekian banyak kedurhakaan orangtua pada anak. Tak sedikit anak jalanan yang lari dari rumah dan lebih memilih kolong jembatan sebagai tempat tinggal, padahal orangtuanya memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan kekayaan yang besar. Seorang anak jalanan yang sudah direhabilitasi, orangtuanya ternyata anggota dewan sebuah daerah.

Apa yang terjadi sesungguhnya? Banyak hal, tetapi semuanya bermuara pada hilangnya kesadaran bahwa anak-anak itu tidak hanya perlu dibesarkan, tetapi harus kita pertanggungjawabkan ke hadapan Allah Ta’ala. Hilangnya kesabaran menghadapi anak, kadang karena kita lupa bahwa di antara keutamaan menikah adalah menjadikannya sebagai sebab untuk memperoleh keturunan (tasabbub). Kita membatasi berapa anak yang harus kita lahirkan demi alasan kesejahteraan dan kemakmuran, sembari tanpa sadar kita melemahkan kesabaran dan kegembiraan kita menghadapi anak-anak.

Dulu, sebagian orangtua kita bekerja sambil memikirkan nasib anak-anak kelak setelah ia mati: masih samakah imannya? Sekarang banyak orangtua mendekap anaknya, tetapi pikirannya diliputi kecemasan jangan-jangan satu peluang karier terlepas akibat kesibukan mengurusi anak.

Dulu orangtua meratakan keningnya untuk mendo’akan anak. Sekarang banyak orangtua meminta anak berdo’a untuk kesuksesan karier orang tuanya.

Penulis : Ust. Mohammad Fauzil Adhim

Wednesday, December 12, 2012

Terus Jokowi Harus Ganti Nama Jadi Jokowow, Gitu?

0 comments

Beberapa hari yang lalu, ketika saya berangkat naik motor ke kantor LPP Smart Students di daerah Rempoa, saya mendapati ada seorang bapak, paruh baya, yang berboncengan motor dengan isterinya. Saya tak sengaja melihat beliau berdua di daerah arteri Pondok Indah, Jakata, setelah keluar dari underpass. Bapak tersebut boleh dibilang pengendara yang agresif. Sambil mengarahkan motornya ke arah kanan, beliau menyalakan lampu sein dan berulang kali mengklakson kendaraan yang ada di belakangnya. Termasuk saya. Masya Allah, ternyata beliau mau masuk ke jalur busway. Setelah masuk, motor bebek itu dipacu dengan kecepatan lumayan, dan saya tidak melihat mereka berdua lagi.

Setelah peristiwa itu saya, entah mengapa, teringat gubernur DKI yang baru saja terpilih, Ir. Joko Widodo atau yang lebih populer disebut Jokowi. Saya juga kemudian teringat gubernur sebelumnya, Dr. Fauzi Bowo yang lulusan Jerman itu. Saya merasa menemukan salah satu sebab Jakarta tetap macet meskipun sudah berulangkali berganti pemimpin. Bahkan yang lulusan luar negeri tersebut.

Ternyata, kita (termasuk saya) sebagai rakyat punya kecenderungan yang aneh. Ketika ada sesuatu yang membuat kita tidak puas, (dalam konteks ini kemacetan Jakarta) kita cenderung menyalahkan pemerintah yang bertugas. Padahal ternyata tanpa kita sadari, kita punya andil dalam masalah itu. Kita melestarikan masalah itu di alam bawah sadar kita, sementara alam sadar kita memaki-makinya. Kita mengeluh semrawutnya lalu lintas Jakarta, namun di saat yang sama kita menerobos lampu merah, menyerobot jalur busway, mengendarai motor di trotoar, dll. Dengan kata lain, kita hanya mengutuk kegelapan, tapi tak melakukan apa-apa untuk menerangi. Bukankah menyalakan sebatang lilin masih lebih baik? Redupnya cahaya lilin masih lebih baik daripada gelap total kan?

Kemudian, kita sebagai rakyat juga seringkali mengharapkan solusi yang instan dan menyeluruh, ibarat panacea. Panacea adalah nama obat dalam legenda Yunani kuno yang dikisahkan mampu mengobati segala macam penyakit. Di-glek, semua gejala sembuh. Sekitar sebulan yang lalu ada teman yang berbagi status di Facebook, bercerita tentang temannya yang mengeluhkan Jakarta yang masih macet dan banjir padahal Jokowi sudah jadi gubernur. Kalau boleh jujur, Jokowi yang sempat jadi media darling waktu itu baru bekerja sekitar dua bulan. Tidak adil rasanya menilai kinerja yang harus dikerjakan dalam lima tahun dari dua bulan waktu tertempuh. Semua butuh proses.

Betapa sering, kita menginginkan perubahan, namun lalai mengubah diri kita sendiri. Maka, reaksi otomatis saya terhadap status update kawan saya itu adalah,"Terus Jokowi harus ganti nama jadi Jokowow, gitu?" [AP/SmartStudents]

Tuesday, December 11, 2012

Tips on How to Speak English Fluently (1)

0 comments

English today has become an international language which connects almost everyone in this tiny planet we call home. English is now used in so many fields, such as education, history, politics, etc. As a result of that students all over the world are urged to learn English, and the terms ESL (English as Second Language) and EFL (English as a Foreign Language) are widely spread.

In Indonesia, English language is considered a foreign language, which means in this country, an English user might not have the chances to use it in public area since the users of the language are rare. Exception occurs when the "public area" are international schools or embassies. This condition is different with what happens in Malaysia. In that country, English is considered a second language and English has wider range of users than it does in Indonesia. This happens because in the past, Malaysia was a part of British Empire.

We as Indonesians sometimes have difficulties in speaking English fluently. Here are some simple tips how to do it. I hope you can apply and share them with your friends :)

Tip #1 : You Are What You Think
We, as EFL learners, sometimes think so many things before we decide to use English, e.g. : "Oh my God, I'm going to embarrass myself. My English isn't good and people will laugh when they hear I don't speak correctly." or "English is so hard, there's no chance I can master it."
As a matter of fact, even if you are a native speaker, it does not mean that you will speak 100 % correctly. Incorrect usages of language can be classified into two groups; errors and mistakes. Errors are incorrect usages that people make unconsciously and they actually think those things are OK. They simply think that it is the way a language is actually used. The incorrect usage is a part of their communication system. On the other side, when people make mistakes, they might be unaware about them at first, yet when they realize them, they will make some corrections.
If you ever watched the movie "Kiss Kiss Bang Bang", you will see clearly what I mean. The main character of the movie, Harry (portrayed by Robert Downey, Jr.) made some grammatical errors several times, especially when it comes to the different between adjective and adverb. Here is an example of them:

Perry: Go. Sleep badly. Any questions, hesitate to call. 
Harry: Bad. 
Perry: Excuse me? 
Harry: Sleep bad. Otherwise it makes it seem like the mechanism that allows you to sleep... 
Perry: What, f**khead? Who taught you grammar? Badly's an adverb. Get out. Vanish. 

So, you are afraid of making errors and mistakes? You do not have to be. It is not your own language, so people will  understand if you use it incorrectly sometimes.
Next, if you think that English is so hard, I will say, "No, it is not." Do not limit yourself. History shows that ordinary people can do extraordinary things when they do not limit themselves. Remember Muhammad II, the Ottoman Sultan that conquered Constantinople? He and his troops dragged their battleships over hills. Remember Edison? Do you still remember how many times he did his experiment to get his ultimate prototype of lamp bulb?

Next, have you ever experienced that you are in a middle of a conversation, but you cannot find how to say the word you mean in English? Everyone has. In the next part, we are going to discuss how to enrich your vocabularies. See you! :) [AP/SmartStudents]

Friday, December 7, 2012

Taman Bacaan Smart Students, Insya Allah di Semester Genap

0 comments
Gambar sekadar ilustrasi

Pergantian semester ganjil ke semester genap sudah menjelang, insya Allah pasca liburan semester ganjil, kami di LPP Smart Students akan membuka sebuah taman bacaan GRATIS di basecamp kami di Jl. Wijaya Kusuma I, Komp. MABAD Rempoa, Ciputat Timur. Ide pendirian taman baca ini didasari rasa terimakasih kami terhadap warga sekitar sekaligus upaya kami untuk menjadi lebih bermanfaat.

Sasaran pembaca di taman bacaan ini lebih diutamakan kepada anak dan remaja, meski tak menutup kemungkinan bagi pembaca dewasa dan bahkan manula. Kami membuka pintu bagi para sahabat LPP Smart Students yang ingin turut dalam upaya mencerdaskan generasi muda bangsa ini. Jika ada di antara sahabat yang ingin menyumbangkan buku bacaan dan menjadikannya ladang amal jariah bagi taman baca ini silahkan datang langsung ke kantor kami atau menghubungi kami di Call Center 021 8340 1934 / SMS Center 08777 1313 984. Adapun kriteria buku yang akan ditampilkan di taman bacaan LPP Smart Students, antara lain:

  1. Dalam keadaan layak baca (tidak harus baru)
  2. Tidak mengandung muatan penghinaan SARA, pornografi, kekerasan baik verbal maupun grafik.
  3. Jenis buku bisa buku teks pelajaran atau buku bacaan lepas.
  4. Bahasa penulisan bisa menggunakan Bahasa Indonesia, Inggris, maupun Arab.
Buku yang masuk akan mengikuti proses seleksi sebelum ditampilkan. Jika tidak memenuhi kriteria di atas atau ada pertimbangan lain dari pihak LPP Smart Students, mohon maaf, buku tersebut tidak akan kami ikut sertakan.
Yuk sahabat, bersama cerdaskan anak bangsa :) [AP/SmartStudents]

Friday, November 30, 2012

Kaizen, Perbaikan Tanpa Henti. Sepenggal Pembelajaran dari Son Goku

0 comments

Dragon Ball (termasuk sekuelnya Dragon Ball Z dan Dragon Ball GT) adalah sebuah manga (komik Jepang) karya Akira Toriyama. Manga ini terinspirasi oleh legenda Journey to the West atau lebih yang dikenal sebagai cerita Kera Sakti di Indonesia. Jepang dan China memang memiliki budaya yang hampir sama di beberapa sisi, termasuk cerita rakyat. Bedanya, nama si Raja Kera di Jepang tidak dilafalkan sebagai Sun Go Kong atau Sun Wukong, tapi Son Goku. Nama itulah yang kemudian juga dijadikan oleh Toriyama-sensei sebagai nama tokoh utama manga beliau.

Dragon Ball tidak bercerita tentang pencarian kitab suci ke Barat, malah yang dicari Goku dalam manga itu adalah tujuh buah bola naga. Jika disatukan, ketujuh bola naga akan memanggil dewa naga raksasa yang akan mengabulkan permintaan pemilik bola-bola tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, fokus penceritaan tidak hanya terbatas pada usaha dan kesulitan Goku dalam mencari tujuh bola naga. Sepanjang perjalanannya, silih berganti, datang musuh-musuh yang menantangnya duel, sebut saja mulai Pasukan Pita Merah (Red Ribbon), Tao Pai Pai, Yamcha, Piccolo, Radith, Vegeta, Frieza, Cell, hingga Majin Boo. Sebagian ada yang kemudian berbalik arah dan menjadi kawannya, namun ada juga yang tetap jadi musuh.

Yang mengagumkan dari Goku adalah ketika satu musuhnya dapat ia kalahkan, akan ada musuh baru yang lebih kuat dari itu, dan pada akhirnya Goku pun akan bisa mengalahkannya. Meskipun proses untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat itu seringkali memaksa Goku berlatih jauh lebih keras daripada orang lain di sekitarnya. Apa yang dilakukan Goku sebetulnya sebuah cerminan dari budaya Kaizen yang dimiliki Nihonjin (orang-orang Jepang).

Kaizen (改善) adalah kata Jepang yang secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai "perbaikan". Namun belakangan kata Kaizen identik dengan "perbaikan berkesinambungan", sebuah konsep yang awalnya dibentuk dan digunakan di beberapa sektor industri Jepang pasca kekalahan mereka di PD II. Kini, prinsip Kaizen sudah meluas hingga ke seluruh dunia dan tak terbatas digunakan pada bidang bisnis saja.

Pada intinya, Kaizen mengisyaratkan adanya perbaikan menyeluruh tanpa henti di segala aspek. Jika diterapkan di perusahaan, maka perbaikan itu harus ada dari tingkat paling atas (CEO) hingga Office Boy. Kaizen juga mensyaratkan adanya sebuah kelompok kecil di setiap lini yang bertugas mengevaluasi hasil kerja selama ini dan mencari peningkatan apa yang bisa dibuat.

Secara umum, Kaizen memiliki beberapa langkah:

  1. Tentukan standarisasi untuk sebuah kegiatan dan operasi.
  2. Ukur hasil yang didapat dari proses yang sudah distandarisasikan tersebut, baik dari sisi waktu maupun produktivitas.
  3. Bandingkan dan hadapkan hasil pengukuran di proses kedua dengan kebutuhan real.
  4. Berinovasi untuk memenuhi kebutuhan real yang saat ini dihadapi.
  5. Buat standarisasi baru dari proses yang sudah ditingkatkan (new and improved)
  6. Lanjutkan siklus baru.
Oh ya, siklus Kaizen ini juga bagus kok diterapkan buat manajemen pribadi. Jadi, nggak cuma buat pengusaha aja bisa diterapkan, Bahkan pelajar sekolah juga bisa kok. Misal, menentukan kriteria minimum yang harus dicapai di satu hari, seperti bangun pukul 04.00, shalat subuh berjamaah, dll. Intinya bagaimana membuat SOP untuk diri sendiri, dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.

Yuk, sama-sama terus memperbaiki diri. :) [AP/SmartStudents]

===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)



Belajar Tawakkal dari Pak Nil Maizar

0 comments

Pak Nil Maizar, pelatih timnas sepakbola Indonesia ini sekarang sudah mulai dikenal publik. Apalagi dengan kemenangan 1-0 Indonesia atas Singapura kemarin (29/11/12). Andik Vermansyah menjadi pahlawan skuad  merah putih dalam menundukkan para pemain negeri Singa itu.

Ada cerita unik di balik pertandingan ini, seperti yang diulas Media Indonesia dan diceritakan ulang mas Ridlwan, seorang jurnalis Jawa Pos (@ridlwanjogja) dalam akun Twitter-nya. Sesaat sebelum laga Pak Nil diwawancarai Dan Guen Chin, wartawan asal Singapura, negara yang akan menjadi lawan Indonesia.

"Pak Nil, mengapa Indonesia gagal terus di Piala AFF ?" tanya si wartawan.
"Kemenangan itu butuh proses, jika belum itu karena kehendak Allah." jawab Pak Nil.

Seakan tak puas dengan jawaban Pak Nil, wartawan Singapura itu membalas, "Kesampingkan dulu soal Allah, saya kan bertanya soal pandangan Anda sebagai pelatih."

Pak Nil marah mendengar ucapan si wartawan, "Oh, tidak bisa kesampingkan Allah. Selama ini Indonesia selalu turun dengan pemain bagus, persiapan baik, tapi kalau Allah belum berkehendak untuk Indonesia juara AFF , mau apa?"

Mendengar itu si wartawan Singapura terdiam, sedang Pak Nil masih menyisakan raut kesal kepada si wartawan saat meninggalkan ruang konferensi pers.

Begitulah, kita bisa membuat persiapan terbaik, menggunakan rencana paling matang, meminta bantuan orang-orang hebat, namun hasil lagi-lagi milik Allah. Kalau Allah belum berkehendak, mau apa? Yang sudah berikhtiar maksimal saja masih bisa gagal, apalagi yang tak maksimal... Seperti kata Rasulullah kepada sahabat beliau yang meninggalkan ontanya begitu saja di luar, "Ikatlah dulu ontamu, baru kemudian bertawakkal. " Sebab awalnya sang sahabat berpikir, tak mungkinlah akan hilang, sebab ia sudah bertawakkal kepada Allah atas onta tersebut, jadi tak perlu diikat.

Jadi, sudahkah kita tawakkal dengan cara yang benar? [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)


Friday, November 23, 2012

Seorang Pemuda dan Dua Gelas Air (Catatan Kecil Tentang Rezeki)

0 comments

Suatu ketika seorang pemuda, sebut saja Fulan namanya, memutuskan makan siang setelah shalat zhuhur di kampusnya. Seperti biasa, ia pergi ke warung nasi khas Sunda langganannya dan memesan sepiring nasi beserta lauk pauk dan gorengan, menu khas mahasiswa. Di warung itu, sudah menjadi kebiasaan bahwa para pembeli mengambil air minumnya sendiri dari teko, dan air putih yang mereka ambil tidak dihitung (digratiskan). Seperti biasa, Fulan mengambil segelas air putih sebagai teman makannya, namun ia menunggu sampai selesai makan untuk minum, sebab ia pernah diberitahu kawannya yang ahli pengobatan herbal bahwa menyela proses makan dengan minum air malah tidak sehat. Setelah nasi habis, Fulan teringat dengan tugasnya yang harus ia selesaikan. Dengan terburu-buru, ia meninggalkan warung setelah selesai membayar nasi yang ia makan. Beberapa ratus meter setelah meninggalkan warung, ia merasa tenggorokannya begitu penuh dan seret. Barulah ia sadar, ia meninggalkan gelasnya masih dalam keadaan penuh. Ia belum minum setetes pun.

Cerita berlanjut ke tiga hari kemudian, Fulan sedang berada di atas motornya. Di siang hari yang panas, ia ingin menghilangkan hausnya dengan membeli segelas air mineral dingin. Nyesss... begitu nikmat rasanya ketika tetes demi tetes air dingin tersebut membasahi kerongkongannya. Belum habis ia minum, ada SMS masuk di ponselnya. Ternyata ia diminta mengantarkan buku milik temannya yang ia pinjam kepada yang punya. Buku yang sangat penting, karena akan dipakai dalam jangka waktu sekitar setengah jam lagi, sedang si pemilik berkas berada di lokasi yang cukup jauh. Haus masih terasa, tapi Fulan tahu, ada amanah yang masih harus dilaksanakan. Merasa sayang membuang air minum yang ia beli, ia menaruh begitu saja gelas plastik berisi air itu di leher motor bebeknya. Kebetulan motor Fulan adalah motor bebek 110 cc yang memakai transmisi, dalam artian bukan motor matic. Di motor matic biasanya ada tempat khusus untuk menaruh gelas atau botol air minum, tapi tidak di motor milik Fulan. Lalu, ia langsung menyalakan motornya untuk mengantarkan buku tersebut pada kawannya. Beberapa belas kilometer kemudian, setelah berhenti, Fulan kaget karena gelas air yang ia taruh sekenanya di leher motor bebeknya ternyata masih ada, dan airnya pun masih ada sekitar separuh. Memang ia tak pernah mengebut hingga menembus angka kecepatan fantastis, tapi tetap saja ia takjub akan gelas plastik itu. Lalu, ia habiskan sisa airnya dan membuang gelas plastiknya ke tempat sampah.

Sahabatku yang baik, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Fulan? Ya, bahwa rezeki itu sepenuhnya urusan Allah, bukan manusia. Di gelas air yang pertama (di warung nasi) sungguhpun gelas itu ada di depan matanya, dalam jangkauan tangannya, namun karena Allah berkehendak segelas air itu bukan bagian rezeki-Nya kepada Fulan hari itu, maka tak masuk air itu ke kerongkongannya. Di gelas kedua, Allah tetapkan rezeki itu bagi Fulan, sehingga jadilah air itu ia minum, sungguhpun ia sendiri tak yakin. Seperti yang pernah dicontohkan Imam Hasan al-Bashri, beliau berkata, "Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain. Karena itulah qalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain. Karena itulah aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah selalu mengawasiku, karena itulah aku selalu merasa malu bila Dia melihatku dalam keadaan maksiat. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah Azza wa Jalla."

Sahabat, mari kita berhenti khawatir bahwa kita tak punya rezeki. Sesungguhnya Rabb yang menciptakan kita tak mungkin meninggalkan kita begitu saja. Karena Ia Mahabenar dan Maha Menepati Janji. [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Belajar Hypnosis dan Manfaatnya

0 comments


Siapapun anda yang membaca tulisan ini, mungkin sudah tidak asing mendengar istilah Hypnosis. Orang yang ahli ilmu Hypnosis disebut Hypnotist. Bagi yang mempelajari Hypnosis melalui pelatihan ataupun workshop selama beberapa hari biasanya akan diberikan sertifikat atau gelar CH (Certified Hypnotist = Sertifikat Ahli Hypnosis) meskipun tidak ada jaminan bagi peserta yang mengikuti pelatihan pasti akan dapat menguasai ilmu ini.

Sekilas tentang Hypnosis

Pengalaman saya belajar Hypnosis dengan seorang trainer asal Malaysia, Hypnosis merupakan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesan bahwa ilmu tersebut bagian dari ilmu gaib sebenarnya tidak benar. Orang yang belajar ilmu Hypnosis tidak akan menemui ritual-ritual seperti mempelajari ilmu-ilmu gaib. Belajar ilmu Hypnosis tidak perlu puasa, melafalkan mantera atau amalan-amalan lain yang memberatkan. Dalam pelatihan yang pernah saya ikuti, kita diajarkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk kemudian dapat mempengaruhi orang lain dengan beberapa tahapan Hypnosis.

Apakah manfaat belajar Hypnosis?

Hypnosis dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk diri sendiri misalnya untuk meningkatkan kepercayaan diri, melancarkan usaha atau bisnis, meningkatkan kepekaan batin serta berbagai hal-hal positif lainnya yang bermanfaat untuk kehidupan. Sedangkan manfaat positif untuk menolong orang lain antara lain dapat mengobati berbagai penyakit psikologis, terapi ketergantungan obat/narkoba, mengatasi anak yang nakal/bandel. Selain itu, kemampuan Hypnosis juga bisa digunakan untuk pendidikan maupun hiburan dalam bentuk show pertunjukan.

Bagaimana cara belajar Hypnosis?

Mempelajari ilmu Hypnosis tidak membutuhkan waktu banyak. Untuk tingkat awal, waktu satu hari sebenarnya cukup untuk mempelajari ilmu tersebut meskipun dalam pelatihan yang biasanya minimal selama dua hari. Hypnosis juga bisa dipelajari banyak orang dari agama apapun dan tanpa pantangan. Yang menarik, setelah menguasai ilmu Hypnosis mereka langsung bisa mempraktekkannya. Mereka yang sudah belajar ilmu Hypnosis pasti akan merasakan perubahan-perubahan yang berarti dalam hidupnya terutama berkaitan dengan semangat hidup yang meningkat berkali lipat, misalnya adanya sugesti yang sangat kuat untuk meningkatkan kepercayaan diri. Bagaimanapun kepercayaan diri dan keyakinan merupakan modal untuk mewujudkan cita-cita karena tidak sedikit orang yang gagal mewujudkan cita-cita dan keinginan karena adanya krisis kepercayaan diri.

Kepercayaan diri yang besar, penampilan yang meyakinkan dan intonasi suara yang bisa mempengaruhi orang lain sangat diperlukan dalam pergaulan. Misalnya saja kita mau melakukan loby atau pendekatan terhadap seseorang, yang dibutuhkan pertama kali tentu adanya keyakinan dalam diri kita bahwa kita akan berhasil. Tapi masalahnya banyak orang yang merasa ragu dalam melakukan rencananya. Istilahnya, kalah sebelum bertanding. Dengan memiliki kemampuan Hypnosis, rasa kurang percaya diri itu akan hilang dengan sendirinya. Diganti dengan tumbuhnya keyakinan kuat bahwa apa yang dilakukannya akan berhasil. Tidak hanya itu, mereka yang mampu menguasai ilmu Hypnosis bisa memiliki kemampuan menidurkan orang dalam sekejap, mampu melakukan penyembuhan terhadap berbagai penyakit khususnya berkaitan dengan psikologis. Bagi mereka yang mengalami problem kegemukan, ilmu hipnotis juga bisa mengatasinya. Juga menghilangkan kebiasaan buruk, seperti malas dan sebagainya. Juga untuk melancarkan karir maupun bisnis.

Pada prakteknya, Hypnosis memang erat kaitannya dengan komunikasi dan konsentrasi. Karena itu perlu latihan untuk dapat membuat orang lain mudah mengerti dengan apa yang kita katakan serta konsentrasi atau fokus dengan apa yang kita lakukan. Bagi yang sudah menguasai ilmu komunikasi mungkin lebih mudah mempelajari ilmu ini. Tetapi tidaklah menutup kemungkinan orang yang pendiam, pemalu atau kurang memiliki rasa percaya diri bisa menguasai ilmu Hypnosis ini, karena pada akhirnya siapa yang bersungguh-sungguh mempelajari ilmu Hypnosis insya Allah bisa menguasainya. Kecuali Allah menghendaki lain.

Setelah membaca tulisan di atas semoga bisa menjawab sedikit rasa penasaran dan mengurangi persepsi negatif tentang Hypnosis. Bagi yang sudah mempelajari ilmu ini semoga bisa dimanfaatkan dengan baik dan bagi para trainer Hypnosis semoga lebih berhati-hati mengajarkan ilmu ini kepada orang lain agar tidak disalah gunakan. [SR/SmartStudents]

Beberapa contoh Hypnosis untuk hiburan dapat dilihat di video ini:


Wednesday, November 21, 2012

Hujan-Hujan Gini Enaknya Ngapain Ya? Berdoa Aja Yuk...

0 comments

Beberapa pekan ini, Jakarta dan sekitarnya terus menerus diguyur hujan. Berliter-liter air turun, kadang dengan deras dan ganas... Tapi kadang juga dengan rintik nan cantik. Tiada hari tanpa mendung.

Sikap orang berbeda-beda ketika menghadapi hujan yang turun. Ada yang sebal, karena hujan di Jakarta hampir identik dengan banjir dan macet, belum lagi udara yang lebih dingin dari biasanya, meningkatkan resiko sakit. Ada juga yang senang, karena hujan berarti rezeki lebih untuk anak dan isteri. Coba tanya saja ke pedagang susu jahe, pemilik warung mie instan, atau ojek payung.

Aktivitas yang dipilih orang sembari menunggu hujan turun juga bervariasi. Ada yang kirim SMS dan tanya kabar suami, isteri, atau orang tua. Ada juga yang asyik berselancar lewat hape di dunia maya dan ngobrol-ngobrol di social media. Tak sedikit pula yang menyeruput minuman hangat lagi nikmat untuk sedikit mengusir penat.

Ada satu peluang aktivitas kebaikan yang sering kita lupakan di kala hujan. Apa itu? Berdoa. Ya, betul sahabatku, berdoa.
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Di hadits ini, yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, Rasulullah SAW menyebut bahwa ada dua momen di mana doa tidak tertolak, yaitu di antara adzan dan iqamah, serta ketika hujan turun. Kalau Rasulullah yang berbicara, masak kita sebagai muslim tak percaya? Eh iya, apa kabar hajat-hajat dan keinginan kita ? Sudah disampaikan pada Allah? Mumpung hujannya masih menetes nih... Yuk angkat tangan dan berdoa :) [AP/SmartStudents]

===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Tuesday, November 20, 2012

Tips Menghadapi Ujian Nasional 2013

0 comments

Ibarat menghadapi sebuah pertempuran, seorang prajurit hebat akan melakukan latihan keras dengan penuh kedisiplinan agar dapat menang di medan pertempuran. Begitu juga seorang siswa yang cerdas, ia akan berusaha menghadapi Ujian Nasional dengan sebaik-baiknya mulai dari sekarang karena ia pun paham bahwa seorang prajurit hebat bukanlah karena hebat sejak lahir, tetapi karena telah melakukan banyak latihan dengan penuh kedisiplinan. Bagi seorang prajurit hebat, lebih baik ia lelah dan mengeluarkan banyak keringat ketika latihan dari pada mengeluarkan banyak darah ketika berada di medan pertempuran. Lalu bagaimana dengan siswa yang cerdas dalam menghadapi UN 2013? :)

tips menghadapi ujian nasional
Sebuah pertempuran memanglah berbeda dengan Ujian Nasional, namun kita bisa mengambil pelajaran dari seorang prajurit dalam menghadapi sebuah  pertempuran. Prajurit hebat tidak hanya melakukan latihan fisik, ia akan belajar memahami medan maupun lawan yang akan dihadapi. Selain itu para prajurit hebat juga mempersiapkan mental, strategi, sampai dengan teknik menggunakan peralatan perang. Belajar dari prajurit hebat, maka siswa cerdas yang akan menghadapi UN juga mempersiapkan bebarapa hal, baik dari akademik, fisik, mental, strategi dan teknik hebat agar lulus dalam Ujian Nasional 2013.

Berikut ini Tips Menghadapi Ujian Nasional 2013 untuk para siswa cerdas yang ingin mempersiapkan diri dari sekarang agar LULUS UN 2013 :

1.    Persiapan Akademik
  • Mencari dan mempelajari kisi-kisi soal UN
  • Mencari dan mempelajari soal-soal UN tahun sebelumnya
  • Memprediksi UN tahun berikutnya dengan data-data UN tahun-tahun sebelumnya
  • Latihan membuat soal-soal berkaitan dengan kisi-kisi soal yang ada
  • Latihan mengerjakan soal dalam waktu singkat
  • Melakukan benchmark (tryout) penguasaan materi
  • Ikut Bimbingan Belajar atau Les Privat di LPP Smart Students, :)

2.    Persiapan Fisik
  • Olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu
  • Konsumsi makanan dan minuman yang sehat
  • Istirahat atau tidur yang cukup

3.    Persiapan Mental
  • Percayalah pada kemampuan diri sendiri bahwa kita bisa
  • Biasakan mengerjakan banyak soal dalam waktu singkat
  • Tenang dalam mengerjakan soal
  • Baca soal dengan seksama
  • Berdoa kepada Allah SWT dan berusaha

4.    Persiapan Strategi
  • Strategi penguasaan materi yang akan diujikan
  • Strategi pengerjaan soal
  • Strategi manajemen waktu
  • Strategi memilih jawaban soal pilihan berganda
  • Strategi lainnya

5.    Persiapan Teknik
  • Teknik membaca & menghafal cepat
  • Teknik pengerjaan dengan benar dan singkat
  • Teknik manajemen waktu yang baik
  • Teknik pengisian lembar jawab yang tepat, aman dan Benar

Selain persiapan di atas, agar kita SUKSES Menghadapi Ujian Nasional 2013, beberapa hal lainnya yang perlu dilakukan pada saat Ujian, antara lain:
  • Datang lebih awal
  • Duduk sesuai dengan nomor kursi yang disediakan
  • Letakkan alat tulis di meja, seperti (pensil 2B, penghapus, dan lainnya)
  • Tenang dan yakin dengan kemampuan diri sendiri.
  • Awali menjawab soal dengan berdoa kepada Allah SWT
  • Lihat sekilas semua soal-soal ujian terlebih dulu dengan cepat.
  • Luangkan sekitar 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata kata kunci dan kemudian jawab seluruh soal.
  • Mulai dengan menjawab pertanyaan yang mudah, kemudian dengan soal-soal yang sulit.
  • Gunakan sekitar 10% waktu ujian untuk memeriksa ulang jawaban.
  • Setelah selesai, berdoa dan serahkan kepada Allah SWT yang Maha Berkehendak.

Dengan melakukan beberapa Tips di atas mulai dari sekarang, kalian semua pasti akan LULUS Ujian Nasional 2013, kecuali Allah SWT menghendaki lain. [SR/SmartStudents]


Monday, November 19, 2012

Shalat yuk... Jangan Ditinggal (Remaja Muslim, Baca Deh...)

0 comments
Sobat muda muslim yang smart, hari ini kita bakal ngobrolin tentang kewajiban sholat lima waktu. Nah buat kalian yang mengaku muslim, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya shalat lima waktu. Yup, shalat merupakan rukun kedua dari rukun Islam. Kita semua tahu, waktu-waktunya antara lain shalat shubuh di sekitar saat matahari terbit, dzuhur itu ketika matahari mulai turun dari bagian langit yang persis di atas kepala kita (atau kalau kata orang Inggris, pas afternoon), ashar wajib dikerjakan di sore hari, ketika matahari sudah tidak terik lagi, sekira jam 3 sore. Kalau maghrib, sesaat setelah matahari selesai terbenam, sedangkan Isya' dilakukan ketika mega kemerahan sisa terbenamnya matahari sudah hilang, dan hari mulai memasuki waktu malam.
Mengerjakan shalat adalah perkara yang sangat penting. Seperti yang disebut di atas, shalat adalah satu dari rukun Islam. Namun sayangnya, di zaman sekarang banyak anak muda (mungkin termasuk kita) yang cuek bebek ama shalatnya. Sobat muda muslim, pasti pernah nemuin pas adzan berkumandang, banyak di antara kita yang nongkrong-nongkrong dengan cueknya, dan bahkan asik ngedengerin MP3 dari smartphone atau MP3 player kita. Padahal, kalo kita mau jujur nih, kaki yang kita pake buat nongkrong punya siapa? Kuping yang kita pake buat ngedengerin MP3 tuh kuping punya siapa? Punya kita? Bukan cuy, kaki kita punya Allah, kuping kita punya Allah juga... Kita mah cuma dititipin. Masak iya, titipan kita pake buat ngelawan yang punya, nggak sopan banget kan?

Lebih gilanya lagi, ada sebagian dari kita yang berani-beraninya ninggalin shalat. Geblek dah. Padahal jauh-jauh hari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam udeh ngingetin kita dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir r.a. dan dishahihkan oleh Imam Muslim,

عن جابر ابن عبدالله قال قال رسول الله صلى الله عليه والسلام اِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ

 Disini dijelasin bahwa yang ngebedain seseorang (beriman) ama orang musyrik dan kafir adalah shalatnya. Kalo masih negakin shalat, insya Allah masih masuk golongan beriman, kalau kagak sih...(Nggak tega nulisnya saya...)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW menyebut, “Barangsiapa menjaganya, maka shalat itu – baginya- menjadi cahaya, bukti keterangan dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak mengindahkannya, ia tidak akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan keselamatan, sedang di hari kiamat ia akan bersama Karun, Fir’aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf.” Padahal kita tahu, nama-nama yang disebut tadi adalah orang-orang yang paling besar keingkarannya pada Allah. Hiiii.... Na'udzubillahimindzaalik!

Dosa Meninggalkan Solat Fardhu :

1. Solat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Solat Zuhur : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Solat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Solat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Solat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di redhai Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.


Adzab di Dunia bagi yang Meninggalkan Shalat Wajib:

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya soleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan solat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan solat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan solat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.


“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Solat fardhu”. (Hadits Riwayat Tabrani, sanad shahih)


Belum lagi kalo kita ngomongin ancaman adzab kubur buat orang yang nyepelein sholatnya.  Di bawah ini adalah video tentang seorang anak muda yang mendapatkan adzab kubur, sumber yang kami dapatkan menyebut bahwa pemuda ini di masa hidupnya termasuk orang yang melalaikan shalatnya. (Sori kalau masuk kategori DP alias Disturbing Picture, tapi demi pembelajaran harus dicantum di sini, gan...)


Tak perlu saya gambarkan lagi betapa dahsyatnya.... Na'udzubillahimindzaalik. Semoga tak menimpa kita.
So, bentar lagi adzan nih.... Shalat yuk... [AP/ SmartStudents]


Sunday, November 18, 2012

Cara Cepat Menghafal Satuan Jarak

0 comments

Menghafalkan satuan-satuan jarak beserta urutannya buat sebagian siswa SD termasuk perkara yang sulit. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mempermudahnya, antara lain dengan metode jembatan keledai. Jembatan keledai adalah metode belajar di mana kita mengambil huruf-huruf awal dari benda-benda yang kita ingin hafalkan dan menggunakan mereka untuk membuat kalimat unik yang mudah diingat. Seperti yang kita tahu, urut-urutan satuan jarak dalam matematika adalah:

  1. Kilometer (Km)
  2. Hektometer (Hm)
  3. Dekameter (dam)
  4. Meter (m)
  5. Desimeter (dm)
  6. Centimeter (cm)
  7. Milimeter (mm)
Untuk menghafalkan tangga satuan ukur ini, bisa kita ringkas dengan kalimat berikut:

Kyai Haji Dahlan Mengajarkan doa cara makan

Perhatikan bahwa setiap kata diawali dengan huruf yang mewakili nama satuan ukur. Kyai dan Kilometer, Haji dan Hektometer, Dahlan dan Dekameter, Mengajarkan dan Meter, doa dan Desimeter, cara dan Centimeter, serta yang terakhir makan dan Milimeter.

Demikianlah, semoga tips ini berguna untuk menghafalkan tangga satuan ukur di pelajaran Matematika SD. Salam :) [AP/SmartStudents]

Monday, November 12, 2012

Kerjakan PR di Rumah

0 comments


Saat guru menerangkan, ia asyik menulis. Tampaknya mencatat, tapi wajahnya tampak tidak menyimak apa yang diterangkan oleh guru. Matanya terpaku pada buku tulis yang ada di hadapannya, tapi ia kehilangan kontak guru yang sedang menjelaskan penuh semangat di depan kelas. Sesekali ia menarik sebuah buku dari dalam laci meja, membaca dengan segera dan buru-buru memasukkan lagi, lalu ia kembali menulis sambil sesekali mengarahkan pandangan mata ke depan. Tapi ini bukan pandangan mata yang sedang mengikuti pelajaran dengan antusias.

Ia sedang serius, tapi bukan serius memperhatikan pelajaran. Ia sedang memiliki keseriusan sendiri yang tidak terkait dengan pelajaran yang sedang berlangsung. Ia tenggelam dalam kesibukan. Sesekali mengarahkan pandangan mata ke depan, seakan mendengarkan, tapi tampak bahwa mata dan pikirannya bukan sedang memperhatikan. Ada urusan lain yang sedang menanti untuk diselesaikan. A serious job is awaiting.

Sesekali ia tampak gugup, lalu menampakkan sikap berlebihan dalam memperhatikan. Duduk dengan tegap atau kelewat serius dibanding biasanya. Tetapi apa yang terjadi padanya? O, rupanya sebuah PR sedang ia tuntaskan pengerjaannya (finishing the task) di kelas, meski sedang berlangsung pelajaran lain. Akibatnya, ia tidak mampu memperhatikan dengan baik seluruh proses pembelajaran yang berlangsung. Ia kehilangan kegairahan dan antusiasme belajar pada saat itu. Dan ini tentu akan berakibat menurunnya perhatian terhadap pelajaran itu di waktu-waktu berikutnya.

PR-nya memang selesai ia kerjakan. Ia merampungkan pengerjaan tugas (finishing the task), tapi ia sebenarnya tidak menyelesaikan tugas dengan baik (completing the assignment well). Dua hal ini sangat berbeda. Tapi jika guru tidak memberi umpan balik (feedback) dengan baik dan tepat kepada siswa, maka sulit sekali membedakan mana siswa yang hanya merampungkan pengerjaan tugas dan mana siswa yang bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas. Dan jika ini diabaikan, siswa dapat kehilangan motivasi belajar (academic motivation) yang bersifat sesaat atau berkelanjutan sehingga pada akhirnya motivasi belajar siswa benar-benar payah. Jika masih tetap diabaikan, dapat menular kepada siswa yang lain sehingga merusak iklim kelas (classroom climate) secara keseluruhan.
 Nah.

Inilah kenyataan yang tak jarang membingungkan guru dan kepala sekolah. Kegiatan motivasi sudah sering dilakukan. Training motivasi tak kurang-kurang. Bahkan bila perlu mendatangkan trainer-trainer kondang dengan segala kegiatan ice-breaking yang heboh. Tetapi sesudah training berlalu, sebulan kemudian sudah tak berbekas lagi.

Bukan tidak boleh menyelenggarakan training motivasi untuk siswa. Tapi tanpa memperhatikan hal-hal yang dapat menjaga dan menguatkan motivasi, meski tampaknya bukan kegiatan motivasi, maka seluruh training yang menghebohkan itu akan menguap begitu saja. Sesaat begitu menggugah, selanjutnya nyaris tanpa bekas.


Bukan Jawaban yang Benar

Yang paling penting dari pemberian pekerjaan rumah (PR) bukan agar siswa mampu menjawab dengan benar (answering right). Bukan. Jauh lebih penting daripada sekedar menemukan jawaban yang benar adalah proses belajar, bagaimana siswa memahami materi pelajaran dan tertarik dengannya (making connection with lesson) serta berusaha mengerjakan secara sungguh-sungguh dan menemukan jawaban baik (completing assignment and answering well).

Ada perbedaan antara menjawab dengan jawaban yang benar (answering right) dengan menjawab secara sungguh-sungguh melalui proses yang benar (answering well). Jika guru hanya menuntut siswa untuk menemukan jawaban yang benar, maka proses menjadi tidak penting. Kualitas pengerjaan PR hanya dinilai dari jumlah jawaban yang benar dan salah, lalu memberi skor alias nilai. Bagaimana prosesnya sehingga siswa sampai kepada jawaban itu, sama sekali tidak penting. Kalau pun dianggap penting, siswa tidak merasakan pentingnya karena tidak ada umpan balik (feedback). Padahal benar atau salah, sama-sama sangat berharga bagi proses belajar siswa jika guru memberi umpan balik secara tepat. Jika siswa menjawab salah, mereka tahu mengapa mereka salah dan apa sebabnya. Jika mereka menjawab benar, mereka juga dapat memastikan bahwa benarnya jawaban bukan semata karena kebetulan hasil akhirnya benar. Sebab jika yang benar hanya hasil akhirnya, sesungguhnya ini bukanlah jawaban yang benar, melainkan semata kebetulan jawabannya bersesuaian dengan yang benar.

Jawaban benar tapi prosesnya salah, dalam masalah dien ibarat benar kesimpulan hukumnya tapi keliru dalilnya. Menunjukkan keutamaan memaafkan, tapi dalilnya “rahmatan lil ‘alamin”. Sama sekali tidak tepat. Memaafkan memang mulia, tapi “rahmatan lil ‘alamin” sama sekali tidak terkait dengan memaafkan.

Saya jadi teringat pengalaman di kelas 3 di SMA Negeri 2 Jombang, Jawa Timur. Sulit sekali hati merasa tenang jika siswa tidak mengerjakan sendiri PR-nya. Salah atau benar, siswa perlu memahami bagaimana jawaban itu diperoleh. Dan siswa tidak akan paham jika ia hanya menyalin pekerjaan temannya. Siswa seperti inilah yang akan deg-degan selama pembahasan PR sebab sewaktu-waktu ia akan ditanya bagaimana prosesnya memperoleh jawaban. Siswa seperti ini yang biasanya tampak gelisah. Padahal guru justru sering menunjuk siswa yang gelisah, meski kadang langsung menanyai mengapa gelisah.

Perlakuan yang tepat terhadap hasil pengerjaan PR siswa menjadikan mereka bergairah mengerjakan tugas di waktu-waktu berikutnya, baik berupa PR maupun tugas yang langsung dikerjakan di sekolah. Jika guru lebih mementingkan bagaimana siswa menemukan jawaban dan bukan bersibuk dengan apa jawabannya, maka siswa akan lebih bersemangat mengikuti pembahasan soal dan pelajaran yang mengikutinya. Boleh jadi siswa salah dalam menjawab, tetapi kesalahan itu justru menjadi pintu untuk mampu mengerjakan tugas secara benar. Inilah yang memicu siswa lebih suka memilih soal yang tingkat kesulitannya tinggi –jika mereka diberi pilihan—daripada soal yang mudah. Ia menyukai soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi karena memberi tantangan yang lebih besar dan dengan sendirinya memberi peluang belajar yang lebih tinggi. Tetapi jika guru berorientasi pada hasil jawaban, lalu memberi skor pada pekerjaan siswa seraya memuji yang hasilnya bagus, siswa cenderung tidak berani ambil resiko. Mereka lebih menyukai soal yang mudah karena peluang memperoleh skor/nilai yang bagus akan lebih tinggi. Mereka lebih mementingkan kesempatan memperoleh nilai yang baik daripada kesempatan belajar yang lebih menantang. Jika sudah berkerak jadi penyakit, mereka lebih suka teknik instant mengerjakan soal daripada pemahaman mendalam terhadap pelajaran.

Hari ini, apakah yang terjadi pada anak-anak kita (bahkan mahasiswa kita)? Mereka lebih menyukai soal yang mudah atau mereka lebih menunjukkan kegairahan menghadapi tantangan? Mari kita jawab secara jujur. Dan itulah gambaran nyata mutu pendidikan kita.

Jadi, apakah kita sebaiknya tidak memberi skor/nilai pada hasil pengerjaan PR siswa? Sesekali boleh, tanpa memberitahukan kepada mereka terlebih dulu. Yang jelas, kita harus memberi umpan balik secara tepat dan efektif kepada mereka. Bukan sekedar memeriksa tugas.



Kerjakan PR di Rumah

Jangan pernah izinkan siswa mengerjakan PR di sekolah. Pastikan siswa menyelesaikan tugas-tugas tersebut di rumah sebagai proses pembelajaran terencana dari guru. Mengerjakan tugas secara keseluruhan atau menyelesaikan yang tersisa di sekolah, menyebabkan mereka kehilangan waktu berharga di awal masuk kelas. Meskipun mereka mengerjakan saat istirahat, atau sebelum pelajaran dimulai, tetapi ini berpengaruh besar terhadap kegairahan mereka belajar pada jam-jam berikutnya. Perhatian mereka telah banyak terenggut untuk mengerjakan PR yang tersisa atau bahkan mengerjakan sepenuhnya di kelas.

Ada dua keadaan yang patut dipikirkan tentang mengerjakan PR di kelas. Pertama, jika siswa mengerjakan sendiri PR tersebut, perhatiannya akan banyak terkuras. Lebih-lebih jika jadwal pelajaran yang di dalamnya ada penugasan tersebut ada di jam terakhir, praktis siswa tidak dapat mengikuti seluruh mata pelajaran sebelumnya dengan penuh perhatian. Badannya ada di kelas, matanya seperti memperhatikan guru yang sedang menerangkan, tapi pikirannya ada pada PR. Ia sibuk mencuri kesempatan dan menenggelamkan diri dalam tugas yang diterimanya.

Kedua, jika ia mencontoh alias menyalin hasil pengerjaan PR temannya, maka perhatiannya akan banyak tersita untuk menyalin. Situasi psikisnya dapat seperti ilustrasi yang saya ceritakan di awal tulisan ini. Ia menyibukkan diri menyalin, mengabaikan pembelajaran yang sedang berlangsung, dan sesekali menunjukkan pura-pura memperhatikan.

Jika guru biasa memberi umpan balik, siswa yang hanya menyalin PR temannya akan memiliki kecemasan lebih tinggi. Ia khawatir nanti akan diberi pertanyaan oleh guru terkait hasil pekerjaannya. Salah satu benar, jika bukan ia sendiri yang mengerjakan, akan sulit baginya untuk menjelaskan. Sebaliknya jika tidak ada umpan balik, sementara guru hanya memberi skor terhadap hasil pengerjaan PR, maka sangat mungkin akan terjadi demotivasi. Siswa yang mencontoh tidak merasa khawatir, sementara yang dicontoh merasa rugi telah bekerja keras.

Tetapi..., untuk sementara anggaplah mereka mengerjakan sendiri PR tersebut. Tidak adanya pengawasan yang ketat sehingga memungkinkan siswa menyelesaikan tugas (completing the assignment) di kelas, menjadikan kehilangan saat berharga untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Selain kehilangan gairah dan kegembiraan belajar, merampungkan PR di kelas menjadikan anak tidak dapat mengikuti instruksi guru dengan baik. Padahal, ia seharusnya mengerahkan seluruh perhatian dan energinya untuk menyerap apa yang diterangkan guru.

Jika siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik, maka ia pun akan kurang bergairah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Dan ini membawa akibat berkelanjutan. Motivasi belajarnya (academic motivation) menurun terhadap mata pelajaran tersebut dan bahkan dapat merembet ke mata pelajaran lain. Antusiasme belajarnya juga berkurang. Ia berada di kelas, tetapi tidak nyambung dengan pelajaran (lack of connection with lesson).

Penjelasan ini menegaskan sekali lagi bahwa memotivasi anak sama sekali tidak cukup hanya dengan memberi mereka training motivasi. Training motivasi yang hebat tidak akan memberi manfaat apa-apa jika hal-hal yang menyertai belajar anak diabaikan oleh guru. Sebaliknya, tanpa memberi mereka training motivasi sama sekali, jika pengelolaan kelas, strategi penyampaian materi pelajaran, iklim kelas dan budaya sekolah diperhatikan dengan baik, maka anak-anak itu akan memiliki motivasi belajar (academic motivation yang kuat).

Ini bukan berarti sekolah terlarang menyelenggarakan training motivasi. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa training hanyalah salah satu skrup kecil. Itu bersifat aksesoris.

Sekedar catatan, saya sendiri sering memberi training motivasi kepada anak. Saya juga pernah memiliki status formal sebagai wakil kepala sekolah bidang motivasi. Dan justru karena itulah, saya harus menyampaikan kepada Anda agar tidak keliru mengambil kebijakan.

Selebihnya, guru juga harus memperhatikan PR-nya sendiri. Jika kita menuntut anak mengerjakan PR di rumah, kita pun harus menuntaskan PR kita sendiri sebelum tiba di sekolah. Jangan sampai kita masih kelabakan mencari bahan saat akan mengajar. Padahal kita sudah berada di kelas.

Nah.

Penulis : Ust. Mohammad Fauzil Adhim

Bacaan lebih lanjut:

The Art and Science of Teaching, Robert J. Marzano, 2007
The End of Molasses Classes, Ron Clark, 2011
Rethinking Homework karya Cathy Vatterott, 2009

Hari Gini, Percaya Ramalan Bintang? Remaja Muslim, Baca Ini Deh...

0 comments

Sahabat muda yang smart, pasti tahu dong yang namanya zodiak alias ramalan bintang? Rubrik yang satu ini biasanya tak pernah absen muncul di majalah-majalah remaja kita. Tak sedikit pula, ketika kita mengobrol dengan kawan kita, ada yang bertanya, "Eh, tanggal lahir loe tanggal berapa?" "Tanggal 16 Agustus..." "Berarti bintang loe Leo dong?" Tak jarang juga sebagian dari kita memasukkan nama bintang kita--atau kalau kata orang bule, starsign--ke dalam username Facebook kita, misal : UjankLeoBoyCemungudhClalu. Aplikasi di smartphone dan media sosial pun ada yang menghadirkan layanan ramalan bintang yang diperbarui setiap hari. Intinya, zodiak buat sebagian remaja muslim sudah tak asing, dan bahkan wajib ada dalam hidup.

Apa sih yang biasanya dicek di zodiak AKA ramalan bintang? Biasanya kalo nggak subjudul "cinta", pasti subjudul "keuangan". Misal, kalo bintang kamu Capricorn misalnya, terus di kolom "cinta" ditulis: "Kamu udah nunjukin perhatian lebih ke si dia, tapi dia-nya cuek aja." Biasanya nih, kalau kamu percaya ramalan bintang dan punya zodiak Capricorn, kamu langsung ngecek ke orang kamu suka, bener gak kelakuannya sama kayak yang ditulis di ramalan bintang. Terus, kalau di kolom keuangan ditulis: "Ada rejeki nomplok minggu ini, siap-siap aja." Biasanya orang yang percaya ramalan bintang bakal ngarep tiba-tiba ayah atau ibunya ngasih uang jajan lebih pekan ini atau ada saudara jauh aja (jauh banget tuh Beijing) yang nongol di rumah yang ngasih uang dan gedenya lumayan.

Pengertian Zodiak dan Ramalan Bintang

Wikipedia menjabarkan zodiak sebagai: "...tanda bintang seseorang yang didasarkan pada posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang tersebut dilahirkan. Zodiak yang dikenal sebagai astrologi terdiri dari 12 rasi bintang (Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib seseorang, yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.

Ilmu perbintangan sendiri sebetulnya terbagi dua, astronomi, dan astrologi. Astronomi itu ilmu yang dipakai oleh para pelaut untuk menentukan arah dan koordinat tempat, memastikan mereka tidak tersesat di laut yang luas. Sedang astrologi, adalah ilmu di mana orang mencari peruntungan mereka (meramal) berdasarkan letak-letak bintang, apakah hari ini mereka akan beruntung ataukah sial.

Hukum Ramalan Menurut Islam

Baginda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang mempelajari ilmu nujum (astrologi) berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu nujumnya, maka bertambah pula ilmu sihirnya." (HR Ahmad dengan sanad hasan).

Jadi jelas kan, kalau kita pelajari ilmu astrologi macam mama Loreng dan Ki Jono Pinter tuh gak boleh dalam Islam, karena ilmu sihir adalah ilmu yang sangat diharamkan tuk dipelajari, sebab mempraktekkan sihir termasuk hal yang bisa membawa orang pada kekafiran, buktinya bisa dicek di surah Al-Baqarah: 102. Sebagian kamu pasti bakal nanya, "Kita kan gak mau jadi peramal, kita cuma ngebaca ramalannya doang kok?"

Menurut hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Siapa yang mendatangi tukang ramal, dan membenarkan perkataan mereka, maka ia telah kafir terhadap Al-Qur'an yang telah diturunkan pada Muhammad." Wedeeeww, kurang dahsyat apa coba dosanya? Kenapa sih kok segitu kerasnya hukum buat ramalan? Soalnya, Al-Qur'an telah jelas-jelas menyatakan dalam surah An-Naml : 65, yang mengetahui segala sesuatu tuh cuma Allah, kagak ada yang laen. Hadits lain yang diriwayatkan Imam Muslim menyebut, orang yang mempercayai perkataan peramal maka akan ditolak dan tidak diterima shalatnya selama 40 hari.

Sikap Kita Seharusnya
Nah, sobat muda Smart, dah jelas kan harusnya sikap gimana sikap kita? Mulai hari ini, yuk kita stop baca-baca ramalan bintang, apalagi percaya. Kamu yang sekarang punya aplikasi zodiak, dihapus deh. Yang follow ramalan bintang di twitter juga, hayo di-unfollow sekarang juga.

Hari gini, percaya ramalan bintang? [AP/ SmartStudents]


Friday, November 9, 2012

Pemuda Indonesia Dulu dan Kini...

0 comments

Pemuda zaman dulu kalau ngumpul, aktif bikin organisasi, macam Jong Java, Jong Ambon, hingga SDI.
Pemuda zaman kini kalau ngumpul, nyanyi-nyanyi genjrang-genjreng sampe pagi.

Pemuda zaman dulu habis maghrib membuat merdu rumah dengan ayat suci.
Pemuda zaman kini habis maghrib duduk manis depan televisi.

Pemuda zaman dulu minumnya cendol, bandrek, sekuteng, dan bajigur.
Pemuda zaman kini bangga minum benda haram macam bir dan anggur.

Pemuda zaman dulu berani mati lawan kumpeni.
Pemuda zaman kini berani mati lawan saudara sendiri.

Pemuda zaman dulu jatuh cinta cuma lirik-lirikan dan senyum-senyuman.
Pemuda zaman kini atas nama cinta berduaan di pojokan.

Pemuda zaman dulu akrab dengan budaya sendiri.
Pemuda zaman kini baru tahu angklung dan reog setelah mau dicuri.

Pemuda zaman dulu serius, Demi Allah!
Pemuda zaman kini, ciyus? Miapah?

[AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Thursday, November 8, 2012

Ketika Ada Tangan Tertadah

0 comments

Suatu ketika, di sebuah acara kajian keislaman yang diadakan oleh UKM dakwah di kampus saya dulu, ada sebuah nasihat unik yang kami dapatkan dari narasumber waktu itu. Saya tidak bisa lupa nasihat tersebut, bahkan ketika saya sudah lupa nama si pembicara. Topik saat itu adalah soal sedekah. Beginilah nasihatnya:

"Akhi (saudaraku), ketika Allah mengirimkan seseorang yang menadahkan tangannya kepada antum (Anda), itu berarti Allah mempercayakan antum untuk memberikan sedekah pada orang tersebut, Allah tahu bahwa antum punya kemampuan untuk memberi walaupun hanya seribu rupiah."

Nasihat sederhana, namun penuh makna. Tak usah menunggu punya uang berjuta-juta, kalau mau bersedekah. Yang punya  uang berjuta-juta pun sama, tak usah mengurungkan niat bersedekah hanya lantaran "tak punya uang kecil." Uang besar juga boleh kok, tak ada yang larang :) Terlepas dari adanya pengemis-pengemis gadungan yang memanfaatkan kebaikan hati orang lain dengan cara curang, atau yang bersandar hidupnya dengan merendahkan diri sendiri di hadapan manusia, itu urusan mereka dan Allah. Bukan rahasia lagi kalau ada orang-orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi dan dengan penghasilan hingga tiga kali lipat gaji orang kantoran. Sekali lagi, itu urusan mereka dengan Allah. Kita yang sudah tahu bahwa tidak halal bagi seorang muslim meminta-minta ketika ia mampu bekerja, ya sudah, jangan ikuti langkah mereka. Saya sendiri masih terus berusaha mengikuti nasihat ini. Kecuali orang-orang yang memang terlihat terlalu makmur untuk ukuran pengemis atau memang ketika saya tak bawa uang sama sekali, pengemis yang meminta pada saya sebisa mungkin saya beri, insya Allah.

Nah sahabat, ada berapa tangan yang menadah pada Anda hari ini? [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)



Wednesday, October 31, 2012

Filosofi Telur Ceplok

0 comments

Sahabat pasti tahu telur ceplok kan? Masakan ini termasuk yang paling simpel dan paling mudah dibuat. . Tapi tahukah sahabat? Dari telur mata sapi kita bisa ambil pelajaran bagi kehidupan kita sehari-hari.

Yang pertama, ketika kita mau masak telur ceplok, kita harus menyiapkan segala bahan dan alat yang diperlukan. Sebutir telur, sejumput garam, minyak sayur atau margarin, penggorengan, spatula, piring, dan kompor. Pastikan semua dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.

Kedua, kita harus mengikuti langkah-langkah dalam memasak telur ceplok. Taruh penggorengan di atas kompor, nyalakan apinya. Jangan lupa memberi sesendok minyak sayur atau margarin. Setelah itu, pecahkan telur di atas penggorengan. Bumbui dengan garam. Tunggu hingga telur matang sambil menjaga supaya tak gosong dengan spatula.

Ketiga, jika sudah matang, sajikan. Anda bisa menikmati telur ceplok hasil masakan Anda. Mau pakai saus cabai botolan boleh, diberi sambal kecap boleh, atau boleh juga jadi teman makan nasi. Terserah Anda.

Keempat, jangan lupa. Setelah telur dinikmati, masih ada piring, penggorengan, dan spatula yang harus dibersihkan. Cucilah sampai bersih, lap bila perlu. Taruh kembali dalam rak piring bila sudah selesai.

Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari memasak telur ceplok?

Pertama, setiap hal butuh proses. Bahkan untuk hal sederhana seperti telur ceplok sekalipun. Tentu kita tak pantas berharap Allah menurunkan hujan telur ceplok dari langit bukan? Kita tetap harus berikhtiar atas segala sesuatu. Kedua, kita harus mempersiapkan sebaik-baiknya segala kegiatan dan aktivitas kita, baik secara fisik dan mental. Ketiga, ikuti alurnya. Nikmatilah proses-proses dalam hidup kita. Keempat, jika usaha kita sudah maksimal, dan Allah berkenan memberikan hasil, nikmatilah sebaik-baiknya, dan jangan lupa bersyukur. Terakhir, setelah kita menikmati hasil perjuangan kita, lihat kembali, adakah konsekuensi-konsekuensi yang harus kita tanggung dan bereskan pasca proses selesai? Selesaikanlah. Cucilah piringmu. Tak perlu suruh pembantu, tunggu dicucikan ibu atau meminta dicucikan anak mertuamu.

Nah, sahabat... Ada yang mau telur ceplok? [SmartStudents/AP]

Catatan Admin: Artikel di atas disarikan dari salah satu artikel di buku Menata Hidup Merencanakan Masa Depan karya Ibu Marwah Daud Ibrahim, Ph.D


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)