Monday, September 9, 2013

LPP Smart Students, Finalis Marketeers Youth StartUp Icon 2013

0 comments

Sahabat LPP Smart Students, kali ini kami ingin sedikit share tulisan yang dipublish di Channel Marketeers & The City ketika daftar Audisi. Alhamdulillah kami termasuk Finalis yang lolos dan mengikuti seleksi di kota Jakarta. http://the-marketeers.com/archives/bisnis-dunia-pendidikan-tidak-ada-matinya.html#.Ui6aZ9LwnrB

Videonya amatirnya bisa dilihat di sini: http://www.youtube.com/watch?v=0xNwN__8mOU
--------------------------------------------------------------------------------------

Bisnis Dunia Pendidikan Tidak Ada Matinya




Bagi mahasiswa jurusan pendidikan, kuliah sekaligus memiliki kerjaan sampingan mengajar di lembaga pendidikan nonformal seperti bimbingan belajar, les privat, dan lain sebagainya memanglah cukup menyenangkan. Selain bisa menerapkan ilmu yang didapat, juga bisa mendapatkan penghasilan.

Begitu juga yang dirasakan Saiful Ramdan saat itu. Di samping itu,  penghasilan mengajar pun tidak dapat diremehkan. Kini ia telah memiliki usaha di bidang pendidikan dan pelatihan bersama kedua temannya, yaitu Mustofa Ismail dan Andrie Prasetyo . Siswa mereka tidak hanya dari sekolah nasional, tetapi juga dari sekolah-sekolah internasional dan tersebar di beberapa daerah khususnya di Tangerang dan Jakarta.   Berikut petikan kisahnya yang disampaikan kepada Marketeers dalam rangka audisi Marketeers Youth StartUp Icon 2013:

Ceritakan sedikit tentang latar belakang bisnis yang baru Anda rintis dan pencapaian yang sudah didapati selama ini?

Awalnya ketika kuliah saya melihat banyak mahasiswa yang ingin bekerja, namun tidak memiliki banyak waktu luang pada saat itu lowongan kerja pun tidak cukup tersedia. Kemudian banyak anak-anak sekolah yang merasa kesulitan untuk menguasai pelajaran di sekolah, sehingga ingin mengikuti bimbingan belajar (bimbel). Tapi, kebanyakan terkendala dengan biaya  di bimbel cukup mahal. Saya juga menyukai dunia pendidikan dan memiliki pengalaman cukup lama bekerja di bimbel, privat, dan homeshooling. Dengan mendirikan usaha pendidikan ini, tentunya saya berharap dapat bermanfaaat bagi semua pihak.

Sejak pertama kali membuka kantor bimbel pada bulan Juli 2012 bersama kedua teman saya, yaitu Mustofa Ismail dan Andrie Prasetyo hingga bulan Mei 2013 ini (hampir 1 tahun), Alhamdulillah kami memiliki lebih dari 20 orang staf, baik sebagai guru bimbel, guru privat, dan lainnya. Siswa-siswi yang bergabung bersama kami tidak hanya dari sekolah nasional, tetapi juga dari sekolah-sekolah Internasional yang tersebar di beberapa daerah khususnya di Tangerang dan Jakarta. Kini omset kami sekitar 15-20an juta per bulan. Siswa kami yang baru saja mengikuti UN 2013 juga lulus 100%. Bahkan, data yang kami dapat dari beberapa siswa kami baik dari sekolah Nasional maupun Internasional mendapatkan nilai yang sangat tinggi, yaitu dengan nilai rata-rata di atas 9.

Apa yang telah Anda lakukan dalam mengangkat perekonomian daerah Anda?

Beberapa kontribusi kami antara lain, meningkatkan kualitas pendidikan bagi siswa SD, SMP, dan SMA dengan memfasilitasi mereka agar dapat mengikuti bimbingan belajar dengan biaya yang terjangkau. Lalu, memberikan lapangan pekerjaan kepada mahasiswa maupun lulusan perguruan tinggi agar dapat lebih mandiri. Kemudian, menyumbangkan sebagian penghasilan usaha kepada orang yang membutuhkan dan untuk kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Apa motivasi Anda dalam mengikuti kontes ini, dan kenapa Anda layak disebut sebagai ikon wirausaha muda di dunia startup dari kota Anda?

Motivasi ikut kontes ini adalah saya Ingin memperkenalkan dan mengembangkan LPP Smart Students agar lebih sukses dari sebelumnya. Dan alasan kenapa layak disebut sebagai ikon wirausaha muda di dunia start up karena saya memiliki passion di dunia enterpreneur. Memiliki semangat, visi dan misi yang sangat besar yaitu ingin membantu mewujudkan sumber daya manusia yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual serta meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Selain itu, usaha saya di bidang lain (makanan) juga mulai berkembang. Belum lama ini usaha donat yang saya kembangkan dengan kreasi seni lukis ( @donatlukis ) pun terpilih sebagai salah satu pemenang kompetisi dari Gerakan Kewirausahaan Nasional 2013 yang diadakan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

sumber : http://goo.gl/Skazz4

Friday, August 30, 2013

Tips Menambah Kosakata Bahasa Asing Bag. 1 (Kultwit @KitaCerdas)

0 comments
  • Salam jumpa tweeps, hari ini admin Andrie (@JuraganBimbel) yg bertugas :)
  • Bismillah, hari ini kami akan share mengenai bgmn cara mnmbah kosakata bhs asing. tagnya: #Vocaboost
  • Spt yg kita tahu, saat ini bhs asing sdh mjd kbthn utk dipelajari #Vocaboost
  • Ada bbrp komponen dasar brbahasa, kosakata, tata bhs, ungkapan,  penulisan, & pelafalan #Vocaboost
  • Tips brikut bs dipake utk bhs Arab, Inggris ataupun bhs lainnya. #Vocaboost
  • pertama, yg jls sediakan kamus yg bagus. utk pemula pake yg indo-bhs asing dulu #Vocaboost
  • Cth kamus yg bagus di kategori ini kamus Inggris-Indo-nya Hassan Shadily-John Echols #Vocaboost
  • Kamus yg bagus yg gak menyombong ttg brp bnyk kosakata yg dimiliki #Vocaboost
  • Jd, klo ada kamus yg jdlnya: 'Kamus 1 milyar', 'kamus 2 milyar' dsb. lupain aja. ecek2. #Vocaboost
  • Knp? Krn kosakata yg ada di sono sbtlnya gak sbnyk itu. Kbnykn cuma prubahan kata  aja. #Vocaboost
  • Misal kata 'treat' & 'treatment' jd 2 entri yg beda. Jelas jd byk bgt entrinya. #Vocaboost
  • Kalo di kamusnya Shadily-Echols, kata derivatif msh jd satu entri sama aslinya. #Vocaboost
  • Jadi kita bisa tahu 'silsilah' sbuah kata & konteks penggunaannya. #Vocaboost
  • Slnjtnya, kalo udah ngerasa lbh jago, pake deh kamus dg bhs aslinya #Vocaboost
  • Kami rekomendasikan misal kamus Oxford (english-english) utk kategori ini #Vocaboost
  • Knp english-english? Krn definisinya akan diberikan dlm english jg. #Vocaboost
  • Saat kita berusaha mmhami definisi, kita akan jg membaca kata2 baru lg #Vocaboost
  • Yang kedua, sediakan block note kecil yg bisa dibawa ke mana2 & pulpen #Vocaboost
  • Block note ini kita pake bwt mencatat kosakata2 baru tiap hari. #Vocaboost
  • Bikin target utk diri sndri, tiap hari brp kata baru yg mau diserap? #Vocaboost
  • Misal, kita targetin tiap hari serap 5 kata baru. Ya sdh, hrs disiplin #Vocaboost
  • hrs ada 5 kata baru yg kita tulis dlm block note tiap hari. Jgn dilewat #Vocaboost
  • Apa yg hrs ditulis? Apa aja yg bikin kita penasaran & tertarik di hari itu #Vocaboost
  • Misal, hr ini kita makan pisang goreng. Cari deh 'pisang goreng' in English #Vocaboost
  • Ktemu deh, trnyata 'pisang goreng' bs diterjemahin sbg 'banana fritter' #Vocaboost
  • Slain kata2nya sndri, ada bbrpa hal lain yg sbaiknya kamu #catat juga, tweeps #Vocaboost
  • Misal, 'class of word' / 'part of speech' dr si kata tersebut. Verb, noun, adjective, dll #Vocaboost
  • Selain itu kamu jg hrs catet cara pengucapannya (pronunciation) yak. Trsrh mau ala US / UK. #Vocaboost
  • Trs, kalo misal kata itu bs punya kata turunan/ubahan krn imbuhan/awalan, tulis juga di situ... #Vocaboost
  • Cth: chair=kursi, [cheir] Noun --> chairperson = pimpinan #Vocaboost
  • Selanjutnya yg pntg istiqomah alias konsisten aja sih yg pntg #Vocaboost
  • Kalo kamu bs nge-grab 5 kata/ungkapan sehari, bayangin berapa setahun (365 hari)?
  • Itu dg syarat kata/ungkapan yg dah ditulis gak boleh ditulis lagi lho #Vocaboost
  • Oke, utk skrg, ckp 2 dulu ya tipsnya tweeps. Insya Allah nanti disambung lagi #Vocaboost

Thursday, August 29, 2013

0 comments

THE POWER OF YAKIN

Ada sebuah cerita nyata, yang menarik kita simak berikut ini mengenai bagaimana sebuah keyakinan yang bisa diibaratkan seperti bahan bakar, bisa berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang berbuah hasil yang positif.

Di sebuah sudut Kota Demak, Jawa Tengah, terdapat sebuah pesantren tahfidz qur’an dengan beberapa santri yang sedang menimba ilmu disana. Cuaca pagi itu memang cerah, namun tak demikian halnya dengan kondisi financial para santri. Ya, hari itu merupakan hari yang berat, dimana ketika menginjak akhir bulan para santri dituntut untuk bisa mengelola keuangan mereka dengan baik. Tentu, karena bagi sebagian besar santri yang setiap bulannya masih menerima ‘beasiswa’ kiriman dari orang tuanya, biasanya mereka harus menunggu setiap awal bulan untuk dapat mencairkan ‘beasiswa’ tersebut karena memang orang tua mereka umumnya baru mampu mengirimkannya di setiap awal bulan.

Pagi itu seorang santri terlihat murung ketika melihat sisa uang di dompetnya hanya cukup untuk makan beberapa kali saja. Namun ia pun tak berkecil hati dengan kondisi keuangannya saat itu, karena ia yakin Tuhannya akan mencukupkan rizki bagi hamba-Nya yang taqwa.

Setiba waktu dhuha, selepas selesai setoran hafalan qur’an ke gurunya, santri tadi pun langsung kembali ke kamarnya dan dengan khusyu’ tunaikan dhuha dan bermunajat kepada Sang Khalik agar dimudahkan urusannya dan diluaskan pintu rizkinya.

Tak lama hanya berselang beberapa menit setelah selesai memanjatkan do’a di waktu dhuha, ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Ia pun membuka pintu itu dan ternyata telah berdiri dibalik pintu kamarnya putra pengasuh pesantren yang juga masih teman mengajinya mengajak ia untuk menemani sang ayah (pengasuh pesantren) melakukan tasmi’ quran di rumah salah seorang warga masyarakat tidak jauh dari lingkungan pesantrennya. Ia pun tak bisa menolak titah dari gurunya itu dan kemudian bersiap menemani pengasuh pesantren pergi ke rumah warga untuk mendengarkan dan ikut menyimak tahfiz quran 30 juz.

Menjelang ashar tiba, kegiatan tasmi’ quran pun selesai. Tak disangka, ketika bersalaman dengan tuan rumah, sebuah amplop ‘jatuh’ meluncur dari si tuan rumah di saku santri itu. Ia pun tentu tak bisa menolak karena memang biasanya ini merupakan bentuk penghargaan dan rasa terima kasih dari tuan rumah kepada para pengisi acara tersebut.

Dan tanpa disangka, amplop tersebut ternyata berisi uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beberapa hari ke depan.            

Dibalik kejadian itu ternyata santri tadi memiliki rasa yakin yang begitu menghujam dalam hatinya akan janji-Nya. Ia pun tak berputus asa dengan rahmat Allah atas hamba-Nya. Maka dengan kesungguhan do’a diiringi rasa yakinnya itu, Allah pun menurunkan rizki-Nya dari pintu yang tak ia sangka. Ia teringat dengan salah satu janji Allah SWT :
`“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS At-Thalaq :2-3)

Ayat ini secara jelas menerangkan bahwa siapa saja yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan rizki dari arah yang tak disangka-sangka. Dan tentunya kata kunci yang harus dipenuhi ketika berharap dan memohon sesuatu kepada-Nya adalah YAKIN. Yakin bahwa janji-Nya adalah benar dan pasti, dan Dia akan memenuhi setiap janji-Nya. Sikap husnudzan ini harus terus tertanam pada diri setiap mukmin sebagaimana Allah  berfirman dalam hadis qudsi yang artinya :
 “Aku selaras dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku” (HR. Bukhari Muslim)
Wallahu a’lam. (Smart Students/MI)
                                                                         

Thursday, August 22, 2013

0 comments

HIDUP INI SINGKAT!


Jika hari ini adalah hari terakhir Anda di dunia,
BAGAIMANA Anda ingin dikenang?
Jika hari ini adalah hari terakhir Anda di dunia,
Apa kata-kata terakhir yang ingin Anda dengar dari orang-orang yang mencintai Anda?
Jika hari ini adalah hari terakhir Anda di dunia, apakah Anda sudah memberikan yang TERBAIK?
Jika hari ini adalah hari terakhir Anda di dunia, Apa yang Anda tinggalkan?
Apakah Anda layak sukses?
Apakah Anda sudah berusaha yang terbaik?
Apakah Anda membuat orang lain bangga?
Apakah Anda meninggal seperti seorang PEJUANG?....atau PECUNDANG?
Berapa jam sehari Anda mengabdikan waktu Anda untuk bertumbuh?
Berapa jam sehari waktu terbuang percuma?
Semoga masih ada hari esok!

Hidup ini pilihan! Mana yang Anda pilih?
Hidup ini singkat, jadi....
        
(Diambil dari buku “The Power of Kepepet”, Penulis: Jaya Setiabudi)

Saturday, August 17, 2013

Apa Arti Nasionalisme Buatmu?

0 comments

Kemarin, 17 Agustus 2013, rakyat Indonesia memperingati 68 tahun kemerdekaannya dari tangan para penjajahnya. Meskipun, secara teknis pemerintah Belanda hanya mau mengakui kemerdekaan Indonesia per tanggal 27 Desember 1949, sesuai dengan tanggal resmi penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda ke Republik Indonesia. Memang, hampir selama tujuh dekade merdeka, bangsa ini tidak sempurna, banyak cacat dan celanya.

Sebagai negara yang lahir pasca dan akibat Perang Dunia II, Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara nation state. Pengertian nation state adalah negara yang berbasis kebangsaan, di mana negara didirikan atas dasar rasa senasib-sepenanggungan oleh mereka-mereka yang mengidentifikasi dirinya sebagai satu bangsa. Sebelum terbentuknya Indonesia, tidak ada itu suku Jawa, suku Sunda, suku Banjar, dll. Yang ada adalah kerajaan-kerajaan tersendiri, bangsa-bangsa tersendiri. Maka Indonesia ini adalah bangsa yang bukan diikat oleh sentimen etnis, karena semua bangsa-bangsa itu--dengan ketinggian budaya-budayanya masing-masing--telah bersepakat membentuk identitas kebangsaan baru bernama bangsa Indonesia.

Mencintai tanah air dan tanah kelahiran adalah sesuatu yang wajar, adalah sesuatu yang manusiawi jika kita memiliki perasaan spesial terhadap sebuah tempat di mana kita begitu banyak memiliki kenangan manis dalam hidup. Bukankan 'Umar ibn. Khatthab pun amat mencintai Madinah, hingga ia meminta pada Allah agar disyahidkan di kota itu? Namun, sebagai muslim, kita harus mewaspadai agar kecintaan itu tidak berubah menjadi ashobiyah, kecintaan yang berlebihan atas kabilah, suku, atau tempat tinggal. Sebagaimana suku Aus dan Khazraj telah berperang-menahun sebelum kedatangan Islam. Aus dan Khazraj sebagai teladannya, ketika Islam sudah mempersatukan, maka sekat-sekat wilayah dan kesukuan, tak boleh mencederai ukhuwwah, persaudaraan atas dasar aqidah.

Hari-hari ini, Mesir, salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia, sedang berduka dan ditimpa bencana kemanusiaan. Hampir sama seperti Indonesia pra kejatuhan Bung Karno dan Pak Harto, Mesir dicekam ketakutan akibat angkatan bersenjatanya membunuh putera-puteri bangsanya sendiri. Begitulah sejarah, seringkali ceritanya sama, hanya tokohnya yang berbeda. Dulu ada Trisakti di Indonesia, sementara kini di negeri Kinanah sana ada cerita horor dari Rab'ah Adawea.

Inilah ukhuwwah. Mereka yang sedang dizalimi di sana adalah saudara-saudara kita, muslim. Kalau kita tak bisa--atau mungkin tak mau--menolong mereka, paling tidak janganlah kita nyinyir terhadap mereka, seperti apa yang dilakukan para pentolan Jaringan Islam Liberal. Mereka yang selama ini berteriak-teriak tentang demokrasi dan HAM justru menyalahkan para demonstran yang sudah dihabisi tanpa ampun dengan--meminjam ungkapan Pak Taufiq Ismail--peluru yang dibeli dari hasil buminya sendiri.

Menjadi seseorang yang mencintai Indonesia, bukan berarti berlepas diri dari kesulitan yang membelenggu saudara kita di tempat lain. Ah... Bukan itu... Mereka-mereka yang bilang, "Ngapain ngurusin negara orang, negara sendiri saja masih kacau!" entah jadi apa seandainya dulu rakyat Mesir melakukan yang sama pada kita rakyat Indonesia. Tentu kita tahu, syarat sebuah negara merdeka tak cukup punya wilayah dan rakyat, namun juga harus ada pengakuan dari negara lain.

Seperti kata PM Turki, Recep Tayyip Erdogan, Anda tak mesti jadi warga Mesir, dan bahkan tak perlu jadi muslim untuk menolak pembantaian di Mesir. Cukuplah menjadi manusia saja. [AP/SmartStudents]

Thursday, June 13, 2013

Kantor baru LPP Smart Students

0 comments

Pembaca blog LPP Smart Students yang kami hormati, mulai bulan Juni 2013. LPP Smart Students bekerjasama dengan Yayasan Masjid al-Muttaqin Rengas, Ciputat Timur, untuk mengadakan layanan Bimbingan Belajar, Les Privat (guru ke rumah) SD-SMP-SMA Nasional-Internasional, dan Traning Motivasi-Skill yang lebih baik lagi untuk Anda.

Alamat kami di Masjid Al-Muttaqin, Rempoa, Jl. Wijaya Kusuma I, Rengas, Ciputat Timur, 15412. Untuk SMS Center dan telepon, kami bisa dihubungi di 08-777-1313-984 dan 021-93111-064.

Berikut adalah beberapa gambar kegiatan kami di tempat yang baru :)










Bismillah, mari mulai tahun ajaran baru di tempat yang baru, semoga lebih berkah! Mau ikutan bimbingan belajar, les privat, atau training motivasi & skill? Smart Students aja :)  [AP/SmartStudents]

Monday, April 29, 2013

Tentangan Para Guru terhadap Kurikulum 2013

0 comments

Kurikulum 2013 yang sedianya akan diterapkan per tahun ajaran baru 2013/2014 ternyata masih banyak mengundang kontroversi, terutama di kalangan pendidik. Retno Lityarti, sekjen FGSI  (Federeasi Guru Seluruh Indonesia), sebagaimana diliput oleh okezone.com pada Ahad (28/4) menyebutkan bahwa kurikulum ini secara teoritis  dan praktis tidak dapat dipertanggungjawabkan dan lebih merupakan pesanan Wapres Boediono yang memang tidak memiliki basis keilmuan di bidang kependidikan. Ditambahkan lagi oleh Retno bahwa kurikulum 2013 memiliki kecenderungan untuk menggeser Indonesia ke arah neoliberalisasi.

Sekitar dua pekan sebelumnya (12/4), sebagaimana yang dilansir kompas.com, Slamet Marwanto, perwakilan dari Forum Musyawarah Guru Jakarta, bersama beberapa rekannya mendatangi Istana Negara dengan mengendarai sepeda onthel. Kedatangan mereka tidak lain untuk menolak kurikulum 2013 karena dinilai tidak sesuai dengan filsafat pendidikan. Surat tanda keberatan kemudian dititipkan kepada presiden SBY melalui tata usaha istana kepresidenan.

Lebih jauh, inilah beberapa organisasi yang menyatakan keberatan / penolakannya terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013 dengan berbagai alasan: Ikatan Guru Indonesia, Federasi Serikat Guru Indonesia, Federasi Guru Independen Indonesia, Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Aliansi Revolusi Pendidikan, hingga Koalisi Tolak Kurikulum 2013 dan juga bahkan komunitas berbasis agama yaitu komunitas Kristen dan Katolik.

Namun begitu, Mendikbud M. Nuh saat diwawancarai Kompas.com (12/4) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 tetap akan dilaksanakan tahun ini dan tidak ada pengunduran waktu. Dirinya pun sudah melakukan pemaparan kepada dan Wapres Boediono serta mendapatkan tanggapan positif. [AP/Kompas/Okezone]

Friday, April 26, 2013

Ustadz Gaul, Remaja Alay, dan Dakwah

0 comments

Kemarin, Jum'at 26 April 2013, kaum muslimin di Indonesia dikagetkan dengan kabar wafatnya alm. Ustadz Jeffry al-Buchory. Da'i muda ini--baru berusia 40 tahun ketika malaikat maut menjemput--wafat dengan meninggalkan seorang isteri, tiga orang anak, dan begitu banyak kenangan baik di mata umat Islam. Uje, demikian almarhum biasa disapa, merupakan seorang da'i yang mengkhususkan diri berda'wah di kalangan anak muda. Beliau pun termasuk kategori ustadz yang dikenal sebagai "Ustadz Gaul".

Wafatnya Uje mengundang reaksi hebat, baik di dunia nyata maupun di dunia maya (internet). Di media sosial macam facebook dan twitter, begitu banyak ucapan belasungkawa, mulai dari aparat negara hingga kawula biasa. Pada satu titik, tag pagar (hashtag) #Uje sempat menjadi trending topic di twitter.

Mengingat objek dakwah Uje sebagian besarnya adalah remaja dan anak muda, penulis ingin mengajak para pembaca sama-sama memikirkan beberapa hal ini dengan seksama. Di bawah ini adalah screenshot dari sebuah halaman dakwah di Facebook, terkait berita wafatnya Uje:
Yang ingin penulis soroti bahwa ternyata ada kecenderungan di kalangan anak muda kita untuk meng-alay-kan semua kata-kata. Adanya perubahan kata "semangat" menjadi "Cmunguddh" atau "ya" menjadi "ea" saja sebetulnya sudah cukup mengganggu. Apalah lagi merubah seruan "Ya Allah!" menjadi "Yowwoh". Betul, bahwa di masa remaja kita--seperti kata Raditya Dika--kita semua pasti pernah "alay", melakukan hal-hal tertentu supaya dianggap keren, padahal aslinya norak. Namun, itu semua ada batasnya. 

Contoh keinginan dianggap eksis yang melampaui batas kepatutan juga ditunjukkan oleh para siswi sebuah SMU di Toli-Toli yang melakukan tarian a la "Harlem Shake" dan digabung dengan gerakan shalat. Mereka, saat melakukannya bisa jadi hanya berniat eksis, menjadi lain dari yang lain, namun mereka tidak berpikir lebih jauh akan akibat yang muncul karena perbuatan mereka. 

Dua contoh di atas agaknya cukup untuk membuktikan, saatnya dakwah kembali melirik dan merangkul anak muda dan remaja. Biar bagaimanapun, merekalah wajah bangsa ini di masa depan. Semoga, ke depan, kita bisa sama-sama melihat anak-anak muda yang memenuhi shaf-shaf pertama shalat berjamaah di masjid-masjid. Amiin. Mari, lanjutkan perjuangan Uje. [AP/SmartStudents]

Tuesday, April 23, 2013

Selayang Pandang Kurikulum 2013

0 comments

Kurikulum 2013 yang sedianya akan diterapkan mulai tahun ajaran baru mendatang, yaitu 2013/2014 masih banyak menimbulkan pro dan kontra, baik di kalangan masyarakat umum, juga kalangan pendidik dan terlebih lagi siswa. Memang secara kasat mata, ada beberapa hal yang berubah secara drastis dalam kurikulum 2013 dibandingkan pendahulunya, antara lain:

  • Dihapuskannya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Komputer di tingkat SD
  • Adanya muatan lokal berupa Prakarya dan Kewirausahaan di tingkat SMA-MA
Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa menyimak dan mengunduh sendiri dokumen terkait di tautan berikut ini:

Cintai Anakmu untuk Selamanya

0 comments


Pada saatnya anak-anak akan pergi, meninggalkan kita, sepi... Mereka bertebaran di muka bumi untuk melaksanakan tugas hidupnya; berpencar, berjauhan. Sebagian di antara mereka mungkin ada yang memilih untuk berkarya dan tinggal di dekat kita agar berkhidmat kepada kita. Mereka merelakan terlepasnya sebagian kesempatan untuk meraih dunia karena ingin meraih kemuliaan akhirat dengan menemani dan melayani kita. Tetapi pada saatnya, kita pun akan pergi meninggalkan mereka. Entah kapan. Pergi dan tak pernah kembali lagi ke dunia ini....

Sebagian di antara kematian adalah perpisahan yang sesungguhnya; berpisah dan tak pernah lagi berkumpul dalam kemesraan penuh cinta. Orangtua dan anak hanya berjumpa di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala, saling menjadi musuh satu sama lain, saling menjatuhkan. Anak-anak yang terjungkal ke dalam neraka itu tak mau menerima dirinya tercampakkan sehingga menuntut tanggung-jawab orangtua yang telah mengabaikan kewajibannya mengajarkan agama.

Adakah itu termasuk kita? Alangkah besar kerugian di hari itu jika anak dan orangtua saling menuntut di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala.

Inilah hari ketika kita tak dapat membela pengacara, dan para pengacara tak dapat membela diri mereka sendiri. Lalu apakah yang sudah kita persiapkan untuk mengantarkan anak-anak pulang ke kampung akhirat? Dan dunia ini adalah ladangnya...

Sebagian di antara kematian itu adalah perpisahan sesaat; amat panjang masa itu kita rasakan di dunia, tapi amat pendek bagi yang mati. Mereka berpisah untuk kemudian dikumpulkan kembali oleh Allah Jalla wa 'Ala. Tingkatan amal mereka boleh jadi tak sebanding. Tapi Allah Ta'ala saling susulkan di antara mereka kepada yang amalnya lebih tinggi.

Allah Ta'ala berfirman:


"والذين آمنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم وما ألتناهم من عملهم من شيء كل امرئ بما كسب رهين"

"Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (QS. Ath-Thuur, 52: 21).

Diam-diam bertanya, adakah kita termasuk yang demikian ini? Saling disusulkan kepada yang amalnya lebih tinggi. Termasuk kitakah?

Adakah kita benar-benar mencintai anak kita? Kita usap anak-anak kita saat mereka sakit. Kita tangisi mereka saat terluka. Tapi adakah kita juga khawatiri nasib mereka di akhirat? Kita bersibuk menyiapkan masa depan mereka. Bila perlu sampai letih badan kita. Tapi adakah kita berlaku sama untuk "masa depan" mereka yang sesungguhnya di kampung akhirat?

Tengoklah sejenak anakmu. Tataplah wajahnya. Adakah engkau relakan wajahnya tersulut api nereka hingga melepuh kulitnya? Ingatlah sejenak ketika engkau merasa risau melihat mereka bertengkar dengan saudaranya. Adakah engkau bayangkan ia bertengkar denganmu di hadapan Mahkamah Allah Ta'ala karena lalai menanamkan tauhid dalam dirinya?

Ada hari yang pasti ketika tak ada pilihan untuk kembali. Adakah ketika itu kita saling disusulkan ke dalam surga atau saling bertikai?

Maka, cintai anakmu untuk selamanya! Bukan hanya untuk hidupnya di dunia. Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikit pun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah Ta'ala. Cintai mereka dengan pengharapan agar tak sekedar bersama saat dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga. Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk kariernya di dunia yang sesaat. Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang. Masa yang tak bertepi.

Penulis: Ust. Mohammad Fauzil Adhim

Tuesday, April 16, 2013

Ujian Nasional? Siap Berhasil, (Harus) Siap Gagal Juga

0 comments

Ujian Nasional atau yang juga dikenal sebagai UN, awalnya diniatkan sebagai alat evaluasi pendidikan di Indonesia. Namun, sudah jadi rahasia umum bahwa UN membawa beban psikologis yang amat besar bagi para guru, orang tua, dan terutama siswa kelas ujung (kelas 6, 9, dan 12). Bagaimana tidak? Proses belajar-mengajar yang ditempuh selama bertahun-tahun, ditentukan hasilnya oleh tes beberapa hari saja.

Untuk mengurangi beban psikologis ini, banyak sekolah yang kemudian mengadakan training motivasi. Seperti pada umumnya training motivasi, biasanya para trainer tersebut akan menanamkan kepercayaan diri yang tinggi pada anak-anak yang akan "bertarung" di medan laga UN. Contoh simulasi yang biasanya diterapkan dalam training tersebut adalah si trainer akan memanggil ke depan seorang peserta, lalu menyediakan sebatang pensil. Si siswa akan diminta mematahkan pensil tersebut ala karate chop, namun dengan satu jari saja. Jika si anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi, jumlah gaya, dan posisi jari yang tepat, maka pensil tersebut akan patah!

Yang kemudian patut digarisbawahi adalah jika kepercayaan diri itu kemudian berbalik menjadi bentuk takabur. Maksud penulis dengan takabur di sini adalah, pada sebagian orang, ketika mereka siap untuk berhasil, mereka juga lupa bahwa di saat yang sama mereka punya risiko gagal pula. Ini bukan masalah pro dan kontra terhadap training motivasi, tidak seperti itu. Penulis sendiri punya tim yang memang salah satu bidang kerjanya adalah training motivasi. Ini adalah perkara realistis. Karena dalam lingkup apapun, selalu ada peluang gagal. Kalau tidak karena kelalaian kita sendiri, bisa jadi ada faktor-faktor di luar kehendak dan kuasa kita. Sewaktu hendak menempuh UN dahulu, penulis pernah dinasihati--meskipun dengan nada seolah bercanda--oleh salah seorang guru penulis mengenai hal ini, "Mana kita tahu kan... Bisa saja setelah kita kumpulkan kemudian LJK (Lembar Jawaban Komputer) kita tanpa sengaja ketumpahan kopi di ruang guru? Hehehe..."

Maka, siapkanlah ruang hati kita untuk menerima kegagalan. Syukur-syukur kegagalan itu memang tak harus kita alami. Penulis tidak mengajak para pembaca artikel ini untuk kemudian menjadi pesimis, bukan itu. Ini kenyataannya. Bicara mengenai kegagalan, Anda bisa menjelajah internet tentang kegagalan-kegagalan apa yang harus ditempuh seorang Abraham Lincoln (bukan Abraham Samad lho ya...) sebelum menjadi presiden Amerika Serikat. Rumus siap gagal ini pun dipahami dalam-dalam oleh orang-orang tersukses di dunia ini, salah satunya mendiang Steve Jobs. Siap gagal ini bukan berarti kemudian pasrah tanpa belajar dan usaha, sesungguhnya bukan seperti itu maksud penulis.


Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)


Kalau gagal, jangan berandai-andai. Yakinlah ada kebaikan yang disimpan Allah untuk kita nikmati kelak. Dengan cara, dan di waktu yang lebih baik, Insya Allah. [AP/SmartStudents]



Saturday, March 30, 2013

Menyalahkan yang (Memang) Salah

0 comments

Sepekan lalu, dalam perjalanan pulang dari Sumedang, di samping mobil yang saya tumpangi bersama kawan-kawan saya melintaslah seorang pria berambut panjang dicat dengan bahasa tubuh kemayu. Ia adalah tipikal orang yang sehari-hari kita sebut sebagai bencong alias banci. Melihat hal itu, seorang kawan saya berkomentar spontan,

"Wah, ada mas-mas salon!"

Saya yang mendengar celetukannya, merasa heran dengan istilah yang ia lontarkan dan lalu spontan juga berkomentar kepadanya,

"Baru denger tuh istilah mas-mas salon, hehehe...."

Kawan saya lalu menjelaskan panjang lebar, sejauh yang ia pahami ketika kita berinteraksi dengan orang-orang yang melenceng dari fitrahnya macam itu dan juga berbicara tentang mereka kita harus tetap meletakkan persoalan pada tempatnya. Banci biar bagaimanapun tetaplah lelaki yang memaksakan diri berpakaian layaknya wanita. Lesbian pun, entah bagaimana maskulinnya tetaplah wanita yang kehilangan kodratnya. That's the plain truth. Jadi misalnya, kalau ada banci mengamen di depan rumah kita, tetaplah membahasakan diri mereka sebagai "Mas", bukan "Mbak". Sebab secara tidak langsung, ketika kita menggunakan kata sapaan "Mbak" untuk mereka, berarti kita telah memberikan toleransi atas pelanggaran mereka terhadap hukum Allah.


Dalam hadits marfu’ riwayat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma disebutkan,

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ الْمُتَشَبِّهِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.”( Hadits riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/332.)

Dalam hadits lain Ibnu Abbas juga meriwayatkan,

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ الْمُتَخَنِّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat laki-laki yang bertingkah laku seperti wanita dan wanita yang bertingkah laku seperti laki-laki”( Hadts riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 10/33333)

Selanjutnya, kawan saya itu menjelaskan dengan mengambil contoh kasus isteri Nabi Luth. Sesungguhnya isteri beliau tidaklah termasuk golongan penyuka sesama jenis, namun ia (si isteri) menoleransi dan ridha atas kerusakan yang dilakukan kaumnya. Ketika para malaikat utusan Allah datang ke rumah Nabi Luth dalam wujud pemuda-pemuda tampan, sang suami dengan sekuat tenaga merahasiakannya, karena khawatir akan gangguan para homoseksual tersebut kepada tamu-tamunya. Tiada yang tahu kecuali sang nabi dan keluarganya. Sang isteri malah membocorkan hal itu pada para tetangganya yang durhaka, “Sesungguhnya di rumah Luth ada beberapa anak muda tampan, yang tidak pernah aku lihat orang yang wajahnya setampan mereka.”

Seperti yang kita sudah sama-sama tahu, sang isteri kemudian termasuk dari orang-orang yang diadzab dan dibinasakan Allah. Bukan karena ia pelaku maksiat, tapi karena ia membiarkan dan bertoleransi terhadapnya. Dahsyat bukan?

Pelajarannya yang saya dapat sore itu amat jelas. Ketika sesuatu salah, bilanglah bahwa ia salah. Tak usah ragu hanya karena manusia. Kalau ada yang bilang,

 "Apa hak kita menghakimi mereka ? Tuhan yang bisa menentukan manusia itu salah atau nggak, bukan lu!"

Maka jawablah, seperti ini, dengan tentunya menunjukkan dalilnya dari Al-Qur'an dan Sunnah:

"Tuhan sendiri dan nabi-Nya yang bilang kalau itu salah. Ini buktinya. Lihat sendiri. Kalau elu siapa, kok bilang mereka gak salah, padahal Allah dan rasul-Nya saja bilang salah?"

اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Allahumma arinal-haqqa haqqan warzuqnat-tibaa'ah, wa arinal-baatila baatilan warzuqnaj-tinaabah. 

Ya Allah, tunjukkan kepada kami bahwa yang baik itu baik, dan anugerahi kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukkan kepada kami bahwa yang salah itu salah, dan anugerahi kami kekuatan untuk menjauhinya. [AP/SmartStudents]

Thursday, March 28, 2013

Mandiri Semenjak Dini

0 comments

Anak muda itu, Muhammad ibnu 'Abdullah namanya. Semenjak muda, nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam sudah menggembala kambing dengan upah beberapa dinar. Di umur 25 tahun, beliau yang sudah mendapat nama baik sebagai seorang yang terpercaya di kota Makkah, membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid, seorang saudagar wanita terkemuka untuk diniagakan di Syam. Di usia 12 tahun, bersama pamannya, sang pemuda terpuji itu juga telah diajak sebelumnya oleh pamannya tercinta, Abu Thalib, berniaga ke tempat yang sama.

Sejarah kehidupan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya begitu banyak diwarnai dengan semangat untuk mandiri secara ekonomi. Beberapa kalimat dari paragraf sebelumnya sudah menjadi bukti, dari Rasulullah pribadi. Semangat mandiri itu juga yang ditunjukkan 'Abdurrahman ibn 'Auf ketika berhijrah. 'Abdurrahman, yang meninggalkan seluruh asetnya di Makkah dipersaudarakan oleh sang nabi dengan Sa'ad ibn Rabi. Tergerak untuk membantu saudara seimannya, Sa'ad menawarkan untuk membagi separuh aset kekayaannya kepada 'Abdurrahman. Lebih jauh, Sa'ad bahkan menawarkan untuk menceraikan salah seorang isterinya untuk kemudian dijodohkan dengan 'Abdurrahman. Perhatikan jawaban mengagumkan ibnu 'Auf, “Semoga Allah memberkahi hartamu dan keluargamu, aku tidak memerlukan semua itu. Akan tetapi, tunjukkanlah aku dimana pasar supaya aku dapat berdagang disitu”. Inilah jawaban orang yang terdidik oleh nabi dengan semangat kemandirian dan iffah (menjaga harga diri). Sa'ad melakukan apa yang diminta saudaranya, dan selang beberapa waktu saudaranya itu telah menjelma menjadi saudagar kaya yang menguasai pasar Madinah dan bahkan mampu menikah dengan memberi mahar berupa butir emas seberat biji kurma pada isterinya.

Pertanyaannya saat ini, apakah generasi belia muslim saat ini juga diwarisi semangat yang sama oleh orang tua dan para pendidiknya? Jawabannya, bisa ya, bisa juga tidak. Sebagian dari Anda, Bapak dan Ibu pembaca yang baik, mungkin mengingat pengalaman di masa kecil bersentuhan dengan  usaha dan uang. Yang laki-laki misalnya, kelereng hasil koleksi dan mengalahkan lawan kemudian dijual untuk menambah biaya beli sepeda idaman. Atau yang tinggal di pedesaan, mencari bekicot untuk dijual sebagai pakan itik. Anda yang perempuan mungkin ada yang membuat dan menitipkan pisang goreng di warung tetangga. 
Ada sebagian orang tua yang berusaha menduplikasi pengalaman itu, meski dengan nada yang berbeda. Misalnya, ketika sekolah mengadakan Market Day atau Hari Pasar, mereka mendorong anak-anaknya menjual minuman dalam kemasan, suvenir buatan tangan, mainan kesukaan, atau pengganjal perut berupa camilan rumahan. Modalnya? Dari investor dermawan bernama Abi-Ummi, Papi-Mami, atawa Ayah-Bunda :)

Buat sebagian lain dari kita, anak dan interaksi dengan kegiatan mencari uang macam itu mungkin terlihat seperti dua hal yang sebaiknya tidak usah bertemu. "Tidak usahlah anakku capek-capek dan bersusah-susah, cukup aku saja Bapak / Ibu-nya yang mengalami." Atau ada pula orang tua yang berucap seperti ini pada anaknya, "Apa kata tetangga nanti? Dikira mereka Bapak / Ibu sudah nggak mampu lagi nafkahin kamu!"

Bapak dan Ibu, para orangtua dan pendidik yang baik, sesungguhnya ini bukan perkara rupiah atau gengsi semata. Ini perkara membentuk karakter. Bahwa orang tua mereka selalu berusaha mencukupi anak, itu mereka sudah tahu. Namun, seperti yang dibilang Rocky Balboa, "...the world ain't all sunshine and rainbow..." Dunia tak hanya berisi hal-hal yang indah. Kita tak bisa menjamin kecukupan akan berkesinambungan. Maka, inilah salah satu bekalan mereka menempuh pelayaran arungi samudera dunia. Tentu saja, juga lengkapi bekalnya dengan iman, ilmu, dan takwa. [AP/SmartStudents]



Thursday, March 14, 2013

Narrative Text : "Once Upon a Time..."

0 comments

"Once upon a time, there was a beautiful princess..." That kind of sentence can be found easily when we read stories and tales like Cinderella, Rapunzel, or Little Red Riding Hood. It might look a little bit silly right now, but when we were small children, I am sure that you were amused to hear such stories. In our English lesson in junior high school (SMP), a story that is told in order to amuse or to entertain its readers is considered as a narrative text. Legends, myths, and folklores like the legends of Jaka Tarub, Nyi Roro Kidul or Malin Kundang can also categorized into this group.

A narrative text is usually told in past tenses. It might be simple, perfect, or perfect continuous tense. It is similar with recount text, the different is most narrative texts are fictional, while recount texts are based on real life events. 

In this article, we will discuss narrative text using the legend of Malin Kundang as an example. This legend is very famous in Indonesia, the moral of the story is that children must respect their parents no matter how bad their condition is. On the shore of Air Manis, West Sumatra, we can see a rock which is said to be the petrified disrespectful child, Malin Kundang.

A narrative text usually consists of three parts, such as:

Orientation
In this part, the writer tells the reader about characters and settings of the story. It might be quite descriptive like how the characters look, how they interact with people, how the situation of the characters' neighbourhood, in what area it is located, etc. Let see an example we have from the story of Malin Kundang below:

A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son lived. They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin Kundang had to live hard with his mother.
Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to catch fish. After getting fish he would bring it to his mother, or sold the caught fish in the town. 

Complication
This part shows the main character starts to find his / her problems or challenges. In other words, this is the part where the story starts to flow. The tension will increase until it reaches a point where the main event of the story, something that we call climax in dramas. For example:

One day, when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's ship which was being raided by a small band of pirates. He helped the merchant. With his brave and power, Malin Kundang defeated the pirates. The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin Kundang to sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left his mother alone.

Many years later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and was helped by many ship crews loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too. When he was sailing his trading journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers recognized him. The news ran fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”.

An old woman ran to the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s mother. She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time. Unfortunately, when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well dressed wife and his ship crews denied meeting that old lonely woman. For three times her mother begged Malin Kundang and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to her "Enough, old woman! I have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his crews to set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both sadness and angriness.

Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a stone if he didn't apologize. Malin Kundang just laughed and really set sail.

Resolution
This is where the problems are solved, either for better or worse. So, it means the story does not have to end happily. This is the example of resolution of Malin Kundang story:

In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a small island. It was really too late for him to avoid his curse. Suddenly, he turned into a stone.

Some writers also add parts like evaluation and reorientation to their narrative texts. Evaluation is the part where the writer evaluates what have happened to the main character. Reorientation is a part after resolution which tells what happens aftermath. However, these two parts (evaluation and reorientation) are additional. OK then, that was a simple explanation about narrative text, I hope it can be helpful for you, fellows. Enjoy! [AP/SmartStudents]

Source of Malin Kundang Story: Click HERE

Monday, March 11, 2013

Procedure Text: "Let's learn how to do it!"

0 comments



In Indonesian junior high schools (SMP), procedure text is something that we will find if we study the subject of English language. Procedure text is basically a text which tells its reader how to do something or how to make something. In our daily life, we can easily find examples of procedure text on food wrappers, recipe books, or manual books of electronic devices. Cooking shows like Farah Quinn's "Ala Chef" or creativity shows like Disney's "Art Attack" actually serve the same objective with this kind of text.

A typical procedure text consists of three parts:

A. Goal
This part tells readers of the objective of the whole text or in the other words, what readers will be able to do after they finish reading it. This part also usually serves as the title.
Example:


  • "How to Make Fried Rice"
  • "Chicken Satay"
  • "Cooking Instructions"
  • "Nokia 3230: Manual Book"
  • etc.


B. Materials
When it comes to materials, it means that we talk about the tools and ingredients needed to fulfill the goal.
For example, if we read a recipe for Indonesian fried rice, we might find these things as the materials:

  • Kitchen Utensils:


* Wok
* Spatula
* Mortar (Indonesian: ulekan / cobek) or blender
* Knife
* Plate
* Cutting board


  • Ingredients:


* Rice
* Vegetable oil / Margarine
* Eggs
* Chili peppers
* Shallots
* Garlic
* Dried shrimp or shrimp paste (Indonesian: terasi )
* Salt
* Sweet soy sauce
* Crackers
* Fresh cucumber and tomato
* Pickles

C. Instructions / Steps
As the name implies, instructions or steps contain chronological order of explanation about particular phases the writer should do. Instructions or steps are usually written with imperative verb, an infinitive form of verb which is used to give order or request to somebody--in this case, the readers.
A recipe for Indonesian fried rice, for example, might contain instructions like these ones:


  1. Grind or blend the spices (shallots, garlics, and chili peppers) together with dried shrimps and salt. Do it over and over until the ingredients turn into paste.
  2. Turn the stove on, put the wok on it.
  3. Wait until the wok absorb enough heat, put the vegetable oil / margarine in.
  4. When the oil temperature is hot enough, put the spice paste in. Let the aroma comes out.
  5. Crack the egg into the wok, and scramble it together with the spice paste.
  6. Put the rice in, and stir well. 
  7. Add some sweet soy sauce, according to your taste. Stir well once again.
  8. Taste it to see whether it already has the right taste or not. Add some extra salt or sweet soy sauce if needed, and stir it.
  9. Stir it thoroughly until approximately seven to ten minutes, to ensure all the seasonings give the perfect taste to the rice. 
  10. Turn off the stove
  11. Put the rice on your plate. Serve it with crackers, slices of cucumber, and pickles. Your tasty Indonesian fried rice is ready to rock your palate! 

Well, I guess that is all. We have discussed about the procedure text, its definition, generic structures, and grammatical features. I hope it will be useful for you. See you again next time, fellows! :)

Exercise:
Browse YouTube with your browser, and find a video clip from a cooking show or any other tutorial video. Watch it thoroughly, and make a procedure text based on that video. Have fun!

[AP/SmartStudents]




Monday, February 25, 2013

Pesawat Sederhana

0 comments
Pesawat sederhana adalah salah satu bahasan dalam pelajaran IPA SD. Pesawat sederhana adalah alat-alat sederhana yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Ada beberapa macam pesawat sederhana yang akan kita bahas kali ini, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Beberapa jenis pesawat sederhana bisa digabungkan menjadi alat yang lebih kompleks yang dikenal sebagai pesawat rumit. Contoh pesawat rumit dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya sepeda, sepeda motor, mobil, dll. Baiklah, mari kita bahas semuanya...

Tuas

Tuas juga kita kenal sebagai pengungkit. Setiap tuas memiliki tiga titik penting. Titik tumpu, tempat bertumpunya suatu gaya. Titik kuasa adalah gaya yang bekerja pada suatu benda. Sedangkan titik beban adalah titik tempat terletaknya berat benda. Berdasarkan letak ketiganya, tuas bisa dibedakan menjadi tiga jenis:


  • Tuas Jenis Pertama : Adalah tuas yang memiliki titik tumpu di tengah. Contoh dari tuas jenis pertama adalah jungkat-jungkit (mainan di TK) dan gunting.
  • Tuas Jenis Kedua : Adalah jenis tuas yang memiliki titik beban di tengah. Contoh dari tuas jenis kedua ini adalah alat pemecah kacang, gerobak roda satu, dan alat pemotong kertas.
  • Tuas Jenis Ketiga : Adalah jenis tuas yang memiliki titik kuasa di tengah. Contohnya adalah sekop.

Bidang Miring



Bidang miring menggunakan kemiringan untuk membantu manusia. Contoh paling sederhana dalam penggunaan bidang miring adalah jalan yang berkelok-kelok di daerah pegunungan, misal di daerah Puncak. Jawa Barat. Mengapa harus miring? Supaya gaya yang dikeluarkan untuk mengangkat beban bisa terasa lebih ringan. Kalau harus mendaki langsung daerah pegunungan pasti gaya yang harus dikeluarkan jadi jauh lebih besar, dan terasa lebih melelahkan. Kelemahan dari prinsip bidang miring ini adalah menjadikan jarak tempuhnya jadi lebih jauh, dan waktu tempuhnya semakin lama.



Prinsip bidang miring juga digunakan pada alat-alat bantu manusia yang berupa benda tajam seperti kapak. pisau, golok, baji, dan sebagainya. Sekrup juga merupakan penggunaan bidang miring dalam kehidupan manusia. Kalau kamu perhatikan, alur pada sekrup juga menyerupai jalan melingkar di daerah pegunungan, bukan?


Katrol

Pesawat sederhana yang akan kita bahas selanjutnya adalah katrol. Pada prinsipnya, katrol adalah roda dengan jalur pada pinggirannya yang dihubungkan dengan tali yang berfungsi mengubah arah gaya. Fungsi katrol juga digunakan untuk meringankan beban. Katrol dibagi menjadi beberapa jenis:




  • Katrol tetap : Katrol yang tetap dan tidak berpindah-pindah, hanya ada di satu titik. Contoh dari katrol jenis ini adalah katrol pada sumur dan tiang bendera.
  • Katrol bebas : Katrol yang berpindah-pindah mengikuti bebannya. 
  • Katrol majemuk : Katrol yang merupakan penggabungan dari katrol tetap dan katrol bebas. Contoh dari katrol jenis ini adalah katrol yang digunakan pada peti kemas di pelabuhan.

Roda berporos


Roda berporos banyak digunakan dalam kendaraan-kendaraan, baik yang bermesin maupun tidak. Sepeda, becak, sepeda motor, mobil. truk, semua menggunakan prinsip roda berporos.

Nah, adik-adik pengunjung blog LPP Smart Students yang baik, demikianlah pembahasan singkat kita mengenai pesawat sederhana. Semoga bisa bermanfaat :) [AP/SmartStudents]



Tuesday, February 12, 2013

"Rudy Habibie dan Rudy Chaerudin, Sukses Mana?"

0 comments



Saya ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa.

Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ paling tinggi justru ke jurusan Bahasa.

Sewaktu saya diskusi dengan (mendiang) Romo Mangun Wijaya tentang kurikulum sekolah, beliau mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda.

Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi seharusnya diarahkan
untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa,
pengacara, polisi, diplomat, duta besar, politisi dsb yang hebat2.
Tetapi rupanya hal itu tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Belanda menginginkan anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah2 sosial politik.Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, arsitektur, ahli komputer, ahli matematika, dokter, dsb yang asyik dengan sains di laboratorium (pokoknya yang nggak membahayakan posisi penguasa).

Saya nggak tahu persis yang benar Romo Mangun Wijaya atau pemerintah Belanda. Hanya saja waktu itu saya yang kuliah ambil jurusan Kurikulum jadi patah semangat karena kayaknya kurikulum di Indonesia ini hampir tidak ada hubungannya dengan kehidupan yang akan dijalani orang setelah keluar dari sekolah.

Kita bisa lihat, Insinyur yang menjadi politisi bahkan memimpin parlemen, kemudian dokter (umum) bisa menjadi kepala Dinas P & K atau tenaga marketing, sarjana theologia yang jadi pengusaha, dsb. Sampai saat ini,masih banyak orang tua dan masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang hebat adalah anak yang nilai matematika dan science-nya menonjol.Paradigma berpikir orang tua/masyarakat ini sangat mempengaruhi konsep anak tentang kesuksesan. Bulan Juni 2003 yang lalu, lembaga tempat saya bekerja mengadakan seminar anak-anak.

Di depan 800-an anak, Kak Seto Mulyadi (Si Komo) menunjukkan 5 Rudy.
- Yang Ke-1 : Rudy Habibie (BJ Habibie) yang genius, pintar bikin pesawat dan bisa menjadi presiden.
- Yang Ke-2 : Rudy Hartono yang pernah beberapa kali menjadi juara bulu tangkis kelas dunia.
- Yang Ke-3 : Rudy Salam yang suka main sinetron di TV
- Yang Ke-4 : Rudy Hadisuwarno yang ahli di bid. kecantikan dan punya banyak salon kecantikan di beberapa kota.
- Yang Ke-5 : Rudy Choirudin yang jago masak dan sering tampil memandu acara memasak di TV.

Sewaktu Kak Seto bertanya "Rudy yang mana yang paling sukses menurut kalian?" Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie" Sewaktu ditanyakan
"Mengapa, kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudy Habibie?"

Anak-anakpun menjawab "Karena bisa membuat pesawat terbang, bisa menjadi presiden, dsb" Sewaktu Kak Seto menanyakan "Rudy yang mana yang paling tidak sukses?" Hampir seluruh anak menjawab "Rudy Choirudin" Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy Choirudin bukan orang yang sukses?"

Anak-anakpun menjawab "Karena Rudy Choirudin hanya bisa memasak"

Memang begitulah pola pikir dan pola asuh dalam keluarga dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang masih menilai kesuksesan orang dari karya-karya besar yang dihasilkannya. Masyarakat kita banyak yang belum bisa melihat kesuksesan adalah pengembangan talenta secara optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang dijalaninya dengan "enjoy".

Banyak masyarakat kita yang beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya.Padahal kenyataannya EQ, SQ dan faktor2 lain juga sangat menentukan. Dalam seminar tsb Kak Seto hanya ingin merubah paragidma berpikir anak-anak (dan juga orang tua/keluarga) . Anak-anak dan orang tua harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh Tuhan.

Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa mencapai kesuksesan
di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak pintar matematika, anak2 tidak perlu
minder dan orang tua tidak perlu malu atau menekan anak.Anak-anak yang lebih menyukai pelajaran menggambar daripada pelajaran-pelajaran lain, bukanlah anak-anak yang bodoh karena justru anak-anak yang punya imajinasi tinggilah yang pintar menggambar/ melukis. Anak-anak yang suka ngobrol, kalau kita arahkan bisa saja kelak menjadi politisi atau negotiator yang baik.

Anak-anak yang banyak bicara, kalau diarahkan untuk menuliskan apa yang ingin dibicarakan bisa2 menjadi penulis yang hebat. Mbak Dwi Setyani juga mengingatkan kita untuk lebih memfokuskan pada kekuatan kita dari pada "wasting time" bersungut-sungut, hanya memikirkan kelemahan kita.

Saya pernah membaca pengalaman hidup seorang penyanyi di Amerika. Penyanyi tersebut dulunya tidak PD karena wajahnya tidak terlalu cantik dan giginya tonggos. Saat menyanyi di pub, dia repot mengatur bibirnya supaya giginya yang tonggos tidak dilihat orang. Hasilnya: ia hanya bisa menghasilkan suara yang pas-pasan. Ketika temannya meyakinkan bahwa giginya yang tonggos itu bukanlah masalah, maka iapun bisa menyanyi dengan bebas dan meng-eksplore suara emasnya.Ternyata orang-orang mengingat penyanyi itu karena kualitas suaranya, bukan parasnya yang jelek dengan gigi tonggosnya.

Kitapun meyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia) dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita meyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya.

SUMBER


Sunday, January 27, 2013

KAYA HARTA, MISKIN BUDI

0 comments


Beberapa waktu lalu, seorang guru yang biasa mengajar di rumah siswa menuturkan tentang perilaku seorang anak didiknya ketika ia berada di rumahnya untuk mengajar. Guru ini menceritakan pengalamannya ketika ia berada di rumah siswanya kemudian tanpa disengaja ia melihat siswanya, Fandi (bukan nama asli), sedang membentak pembantunya yang perempuan  ketika pembantunya tersebut hendak menasehatinya. Bahkan, tanpa ada sikap sopan, Fandi juga membanting pintu kamarnya setelah selesai membentak pembantunya tadi. Bukan hanya itu, seorang guru lain yang kebetulan mengajar Fandi di rumahnya pernah memergokinya berbohong melalui telepon kepada ibunya yang mengatakan bahwa ia sedang berada di rumah neneknya, padahal waktu itu Fandi sedang berada di rumahnya dan asyik bermain gitar bersama kawan-kawannya.

Memang, kedua orang tua Fandi termasuk orang yang super sibuk dan terlihat jarang dirumah karena bisnis dan pekerjaannya. Sudah barang tentu, orang tua Fandi pun tergolong orang yang kaya dari sisi harta. Namun pasti, kita akan miris ketika mendengar penuturan guru Fandi yang menceritakan kelakuan dan sifat tidak baik Fandi di rumah.

Adalah hal yang lumrah jika setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, terlebih dalam hal pendidikan. Adalah hal yang wajar juga, bagi orang tua yang berkecukupan harta, ia akan berani membayar berapa pun yang penting anaknya berhasil dalam pendidikannya.

Namun, penting juga untuk disadari oleh para orang tua bahwa harta melimpah tidak menjamin kesuksesan anaknya dalam hal pendidikan. Terlebih, jika orang tua jarang ‘bersentuhan’ langsung dengan anaknya sendiri. Pasalnya, rumah sejatinya adalah tempat berlangsungnya pendidikan yang pertama kali dilakukan. Dan sudah barang tentu, orang tualah yang memegang peranan utama dalam hal pendidikan anaknya. Lingkungan keluarga juga bisa dikatakan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Dalam kasus Fandi diatas, boleh jadi kelakukan dan sifat kurang baiknya berasal dari lingkungan keluarga yang tidak mendukung dikarenakan orang tuanya yang jarang ‘menyentuh’nya. Ya, mungkin ini bukanlah satu-satunya penyebab, karena bisa jadi ada beberapa factor lain yang menjadikannya berperilaku kurang baik. Tapi paling tidak, ini bisa menjadi gambaran bahwa kurangnya perhatian orang tua akan berdampak negatif bagi pendidikan kepribadain anaknya. Alhasil, orang tua boleh jadi KAYA HARTA, namun anak MISKIN BUDI. Wallahu a’lam. [MI/Smart Students]                                    

                     

Saturday, January 26, 2013

Gaya (Force), Pengertian, dan Manfaatnya dalam Hidup Kita

0 comments

Adik-adik pengunjung web LPP Smart Students yang baik, kali ini kita akan sama-sama membahas tentang gaya atau yang dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai force. Kamu pasti kenal kan, siapa tokoh yang gambarnya dicantumkan di awal artikel ini? Ya, dia adalah David Beckham, seorang pemain sepakbola Inggris yang terkenal dengan tendangan bebasnya yang mampu mengecoh banyak kiper kelas dunia. Sebelum kita lanjut, yuk kita saksikan sama-sama aksi Beckham berikut ini:

Nah, apa yang terjadi dengan bola itu ketika ditendang oleh om Beckham? Bola yang awalnya diam, lalu melesat menuju pojok kanan atas gawang lawan!! Energi yang diberikan lewat kaki itu adalah contoh salah satu gaya, dalam hal ini adalah gaya otot. Selanjutnya, mari kita perhatikan video berikut:

Gaya yang dimiliki mobil saat menabrak menyebabkan tiang penyangga jembatan layang itu rusak berat dan mobil itu sendiri akhirnya berhenti. Dari dua contoh tendangan bebas dan tabrakan mobil di atas, kita bisa simpulkan bahwa:

Gaya adalah TARIKAN atau DORONGAN yang mampu mengakibatkan PERUBAHAN pada KECEPATAN, POSISI, atau BENTUK suatu benda.

Nah, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita akan dapat menemui beberapa jenis gaya, di antaranya:

Gaya Otot
Gaya otot adalah gaya yang dihasilkan oleh otot manusia atau hewan, dan merupakan hasil perubahan energi dari apa yang mereka makan dan minum. Besaran gaya otot yang dihasilkan bisa berbeda-beda tergantung kemampuan tiap individu, dan bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang dimiliki benda-benda angkasa (termasuk planet Bumi) terhadap benda-benda lain menuju intinya. Jadi, kalau begitu, gravitasi bumi adalah gravitasi yang menarik benda-benda ke arah pusat bumi. Karena bumi itu bulat, bagi orang yang tinggal di kutub utara, maka yang ia sebut sebagai "bawah" adalah arah selatan, begitu juga sebaliknya. Bagi orang yang tinggal di kutub selatan, maka arah "bawah" itu menuju arah utara. Semakin dekat dengan inti bumi, maka makin kuat pula gravitasinya. Di ketinggian tertentu, manusia bisa mengalami kondisi gravitasi yang amat lemah atau bahkan gravitasi nol seperti gambar di atas. Tanpa gravitasi, semua benda akan melayang-layang, termasuk air. Kondisi fisik para astronot yang terbiasa hidup tanpa gravitasi juga lama-kelamaan akan terganggu dan tulangnya menjadi keropos, menurut penelitian.

Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan akibat bersentuhannya dua permukaan benda. Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Semakin kasar sebuah permukaan, makin besar gaya geseknya, sementara semakin licin permukaannya maka makin kecil gaya geseknya. Beberapa contoh gaya gesek yang bermanfaat bagi manusia adalah gaya gesek di kampas rem kendaraan, gaya gesek di permukaan ban kendaraan, dan gaya gesek antara paku kecil di sol sepatu bola  dengan lapangan rumput. Sebaliknya, ada pula gaya gesek yang merugikan manusia, seperti gaya gesek antara komponen-komponen kendaraan bermotor yang menyebabkan mesin mudah aus. Untuk menguranginya, manusia menambahkan oli supaya permukaan komponen-komponen itu menjadi licin.

Gaya Magnet

Magnet adalah sejenis batu khusus yang pertama kali ditemukan di kota Magnesia dan mampu menarik benda-benda dengan kandungan logam. Magnet menghasilkan gaya dari dua kutub yang dimilikinya dengan arah seperti yang ditunjukkan gambar di atas. Gambar tersebut disebut garis gaya magnet, dan dibuat dengan cara menaburkan bubuk besi ke sekitar magnet batang. Gaya magnet saling tarik-menarik antara kutub yang berbeda, dan tolak-menolak antara kutub yang sama. Semakin dekat suatu benda dengan kutub magnet, makin kuat pula gaya yang didapatkannya. Magnet sendiri ada yang alami dan yang buatan. Manusia membuat magnet dengan cara menginduksi (menempelkan), mengosok-gosok satu arah, dan juga dengan aliran listrik (elektromagnet). Contoh penggunaan gaya magnet bisa kamu lihat pada pintu dan hiasan kulkas.

Nah, demikianlah penjelasan singkat mengenai gaya, jenis, dan penggunaannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga berguna :) [AP/SmartStudents]

Monday, January 21, 2013

"Kalo orang lain, mungkin nggak bakal mampu..."

0 comments

Sahabat-sahabat Smart Students yang baik hatinya, saya yakin Anda semua pernah menonton sinetron "Kiamat Sudah Dekat". Sinetron adaptasi sinema layar lebar ini merupakan salah satu masterpiece Pak Haji Deddy Mizwar yang hingga kini masih terkenang oleh saya pribadi. Kisah ini secara garis besar bicara tentang Fandy, seorang rocker, dalam perjuangannya menyunting Sarah, gadis cantik nan shalihah puteri Pak Haji Romli yang teguh memegang idealisme keislaman beliau.

Selain ketiga tokoh utama di atas, ada dua tokoh pendukung anak-anak yang cukup menarik perhatian, Kipli dan Saprol. Saprol, seorang anak yatim yang bercita-cita mengikuti jejak Fandy sebagai rocker dan mengajarinya membaca Qur'an serta mendirikan shalat. Sedang Kipli adalah kawan karib Saprol yang ingin jadi anak yatim.

Ada satu dialog antara dua kawan karib ini yang begitu singkat, namun sarat makna dan menyentuh. Saya lupa bagaimana dialog persisnya, tapi kira-kira begini:
"Gue bingung banget, Prol, kenapa Allah ngasih gua hidup kayak begini. Ibu gue ninggalin gue sejak masih bayi, terus Bapak gue begitu banget. Pemabuk, suka mukulin gue, suka main judi."
Dengan bijak, dan kedewasaan yang melampaui usianya, Saprol menjawab kegundahan hati sahabat dekatnya itu:
"Pli, ibu gue pernah nasehatin gue begini, 'Kalo kita dikasih masalah yang banyak sama Allah, itu tandanya Allah ngerasa bahwa kita kuat dan mampu nyelesein itu semua. Kalo orang lain, mungkin nggak bakal mampu..."

Saya rasa Anda semua sudah dapat menangkap jelas pesan Saprol. Allah tidak memberikan masalah pada kita, kecuali dalam batas kemampuan kita. Kalau kita mengeluh sesekali, wajar. Memang itu sudah jadi tabiat dasar. Dan batas kemampuan ternyata adalah hal yang berbeda dengan batas kemauan. Wallahu a'lam bisshawab. [AP/SmartStudents]

Friday, January 18, 2013

IMPIAN DUNIA AKHIRAT

0 comments

Setiap orang mempunyai impian atau cita-cita mengenai apa yang akan ingin digapainya dikemudian kelak. Tentu, ini merupakan hal positif karena impian tersebut bisa menjadi suatu motivasi yang akan memacu semangat seseorang hingga ia akan terus terdorong untuk bergerak meraih impiannya. Adalah hal yang wajar dan sah-sah saja jika terkadang impian yang ingin digapai seseorang itu adalah hal-hal yang sangat menakjubkan dan luar biasa yang mungkin akan terasa sulit untuk digapai bagi sebagian orang. Namun tentu saja semua hal bisa dilakukan di dunia ini dengan usaha yang keras dan juga dengan izin-Nya tentunya.

Impian atau cita-cita ibarat sebuah negeri yang indah nan jelita di seberang lautan. Artinya, seseorang harus menempuh jarak dan waktu untuk mencapai negeri itu. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan untuk sampai di negeri tersebut adalah satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun dan seterusnya bergantung jarak yang akan ditempuh dan usaha yang dilakukan untuk mencapainya.  Semakin dekat jarak yang ditempuh atau semakin kecil impian yang ingin digapai, boleh jadi semakin cepat pula ia akan sampai dan menggapai impiannya itu. Sebaliknya, semakin jauh jarak yang akan ditempuh atau semakin tinggi impian yang ingin dicapai, maka boleh jadi akan semakin lama pula ia akan menggapai impiannya. Ada sebuah pepatah menarik berkaitan dengan cita-cita yang masyhur terdengar yaitu ‘gantunglah cita-citamu setinggi langit namun jangan lupa tetaplah kakimu berpijak dibumi.’

Pepatah tersebut mungkin bisa diartikan bahwa impian untuk menggapai kehidupan dunia bolehlah jauh melambung tinggi ke angkasa dan seterbaik mungkin, namun janganlah lupa bahwa manusia akan kembali lagi ke asalnya yaitu bumi (tanah) untuk kemudian menghadap-Nya. Artinya, sebesar apapun impian seseorang di dunia ini haruslah juga diingat bahwa ia harus punya impian atau cita-cita yang lebih besar lagi untuk menuju kehidupan akhirat kelak.

Allah SWT memerintahkan makhluk-Nya untuk memperhatikan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik  kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash: 77)

Ayat diatas jelas sekali mengandung perintah untuk senantiasa berusaha menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Namun tentu, dalam hal ini akhirat haruslah menjadi prioritas utama dikarenakan keutamaannya.
Tidak sedikit orang di dunia ini yang silau dengan gemerlap kehidupan dunia hingga lalai untuk mengingat akhirat. Ia berupaya untuk menanam investasi yang sebesar-besarnya untuk tujuan duniawi semata tanpa peduli dengan bekal investasi akhirat. Dalam hal ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengingatkan bahwa orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“. (HR. Bukhari Muslim)

Islam tidak melarang manusia untuk menjadi orang kaya, yang salah adalah apabila ia cinta dunia kemudian lupa akan akhirat. Maka, alangkah indahnya jika impian untuk menggapai dunia juga harus dibarengi dengan impian untuk menggapai kehidupan akhirat yang lebih kekal nan abadi. Dan bukanlah hal yang mustahil jika hal ini dilakukan, maka impian untuk hidup di dunia kaya raya dan di akhirat masuk surga akan tercapai. Wallahu a’lam. [MI/SmartStudents]