Thursday, August 29, 2013

THE POWER OF YAKIN

Ada sebuah cerita nyata, yang menarik kita simak berikut ini mengenai bagaimana sebuah keyakinan yang bisa diibaratkan seperti bahan bakar, bisa berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang berbuah hasil yang positif.

Di sebuah sudut Kota Demak, Jawa Tengah, terdapat sebuah pesantren tahfidz qur’an dengan beberapa santri yang sedang menimba ilmu disana. Cuaca pagi itu memang cerah, namun tak demikian halnya dengan kondisi financial para santri. Ya, hari itu merupakan hari yang berat, dimana ketika menginjak akhir bulan para santri dituntut untuk bisa mengelola keuangan mereka dengan baik. Tentu, karena bagi sebagian besar santri yang setiap bulannya masih menerima ‘beasiswa’ kiriman dari orang tuanya, biasanya mereka harus menunggu setiap awal bulan untuk dapat mencairkan ‘beasiswa’ tersebut karena memang orang tua mereka umumnya baru mampu mengirimkannya di setiap awal bulan.

Pagi itu seorang santri terlihat murung ketika melihat sisa uang di dompetnya hanya cukup untuk makan beberapa kali saja. Namun ia pun tak berkecil hati dengan kondisi keuangannya saat itu, karena ia yakin Tuhannya akan mencukupkan rizki bagi hamba-Nya yang taqwa.

Setiba waktu dhuha, selepas selesai setoran hafalan qur’an ke gurunya, santri tadi pun langsung kembali ke kamarnya dan dengan khusyu’ tunaikan dhuha dan bermunajat kepada Sang Khalik agar dimudahkan urusannya dan diluaskan pintu rizkinya.

Tak lama hanya berselang beberapa menit setelah selesai memanjatkan do’a di waktu dhuha, ia mendengar suara ketukan pintu kamarnya. Ia pun membuka pintu itu dan ternyata telah berdiri dibalik pintu kamarnya putra pengasuh pesantren yang juga masih teman mengajinya mengajak ia untuk menemani sang ayah (pengasuh pesantren) melakukan tasmi’ quran di rumah salah seorang warga masyarakat tidak jauh dari lingkungan pesantrennya. Ia pun tak bisa menolak titah dari gurunya itu dan kemudian bersiap menemani pengasuh pesantren pergi ke rumah warga untuk mendengarkan dan ikut menyimak tahfiz quran 30 juz.

Menjelang ashar tiba, kegiatan tasmi’ quran pun selesai. Tak disangka, ketika bersalaman dengan tuan rumah, sebuah amplop ‘jatuh’ meluncur dari si tuan rumah di saku santri itu. Ia pun tentu tak bisa menolak karena memang biasanya ini merupakan bentuk penghargaan dan rasa terima kasih dari tuan rumah kepada para pengisi acara tersebut.

Dan tanpa disangka, amplop tersebut ternyata berisi uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beberapa hari ke depan.            

Dibalik kejadian itu ternyata santri tadi memiliki rasa yakin yang begitu menghujam dalam hatinya akan janji-Nya. Ia pun tak berputus asa dengan rahmat Allah atas hamba-Nya. Maka dengan kesungguhan do’a diiringi rasa yakinnya itu, Allah pun menurunkan rizki-Nya dari pintu yang tak ia sangka. Ia teringat dengan salah satu janji Allah SWT :
`“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS At-Thalaq :2-3)

Ayat ini secara jelas menerangkan bahwa siapa saja yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan rizki dari arah yang tak disangka-sangka. Dan tentunya kata kunci yang harus dipenuhi ketika berharap dan memohon sesuatu kepada-Nya adalah YAKIN. Yakin bahwa janji-Nya adalah benar dan pasti, dan Dia akan memenuhi setiap janji-Nya. Sikap husnudzan ini harus terus tertanam pada diri setiap mukmin sebagaimana Allah  berfirman dalam hadis qudsi yang artinya :
 “Aku selaras dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku” (HR. Bukhari Muslim)
Wallahu a’lam. (Smart Students/MI)
                                                                         

0 comments:

Post a Comment