Selain ketiga tokoh utama di atas, ada dua tokoh pendukung anak-anak yang cukup menarik perhatian, Kipli dan Saprol. Saprol, seorang anak yatim yang bercita-cita mengikuti jejak Fandy sebagai rocker dan mengajarinya membaca Qur'an serta mendirikan shalat. Sedang Kipli adalah kawan karib Saprol yang ingin jadi anak yatim.
Ada satu dialog antara dua kawan karib ini yang begitu singkat, namun sarat makna dan menyentuh. Saya lupa bagaimana dialog persisnya, tapi kira-kira begini:
"Gue bingung banget, Prol, kenapa Allah ngasih gua hidup kayak begini. Ibu gue ninggalin gue sejak masih bayi, terus Bapak gue begitu banget. Pemabuk, suka mukulin gue, suka main judi."
Dengan bijak, dan kedewasaan yang melampaui usianya, Saprol menjawab kegundahan hati sahabat dekatnya itu:
"Pli, ibu gue pernah nasehatin gue begini, 'Kalo kita dikasih masalah yang banyak sama Allah, itu tandanya Allah ngerasa bahwa kita kuat dan mampu nyelesein itu semua. Kalo orang lain, mungkin nggak bakal mampu..."
Saya rasa Anda semua sudah dapat menangkap jelas pesan Saprol. Allah tidak memberikan masalah pada kita, kecuali dalam batas kemampuan kita. Kalau kita mengeluh sesekali, wajar. Memang itu sudah jadi tabiat dasar. Dan batas kemampuan ternyata adalah hal yang berbeda dengan batas kemauan. Wallahu a'lam bisshawab. [AP/SmartStudents]
0 comments:
Post a Comment