Friday, January 18, 2013
IMPIAN DUNIA AKHIRAT
Posted by Unknown at 6:03 AM Labels: KeislamanSetiap orang mempunyai impian atau cita-cita mengenai apa yang akan ingin digapainya dikemudian kelak. Tentu, ini merupakan hal positif karena impian tersebut bisa menjadi suatu motivasi yang akan memacu semangat seseorang hingga ia akan terus terdorong untuk bergerak meraih impiannya. Adalah hal yang wajar dan sah-sah saja jika terkadang impian yang ingin digapai seseorang itu adalah hal-hal yang sangat menakjubkan dan luar biasa yang mungkin akan terasa sulit untuk digapai bagi sebagian orang. Namun tentu saja semua hal bisa dilakukan di dunia ini dengan usaha yang keras dan juga dengan izin-Nya tentunya.
Impian atau cita-cita ibarat sebuah negeri yang indah nan jelita di seberang lautan. Artinya, seseorang harus menempuh jarak dan waktu untuk mencapai negeri itu. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan untuk sampai di negeri tersebut adalah satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun dan seterusnya bergantung jarak yang akan ditempuh dan usaha yang dilakukan untuk mencapainya. Semakin dekat jarak yang ditempuh atau semakin kecil impian yang ingin digapai, boleh jadi semakin cepat pula ia akan sampai dan menggapai impiannya itu. Sebaliknya, semakin jauh jarak yang akan ditempuh atau semakin tinggi impian yang ingin dicapai, maka boleh jadi akan semakin lama pula ia akan menggapai impiannya. Ada sebuah pepatah menarik berkaitan dengan cita-cita yang masyhur terdengar yaitu ‘gantunglah cita-citamu setinggi langit namun jangan lupa tetaplah kakimu berpijak dibumi.’
Pepatah tersebut mungkin bisa diartikan bahwa impian untuk menggapai kehidupan dunia bolehlah jauh melambung tinggi ke angkasa dan seterbaik mungkin, namun janganlah lupa bahwa manusia akan kembali lagi ke asalnya yaitu bumi (tanah) untuk kemudian menghadap-Nya. Artinya, sebesar apapun impian seseorang di dunia ini haruslah juga diingat bahwa ia harus punya impian atau cita-cita yang lebih besar lagi untuk menuju kehidupan akhirat kelak.
Allah SWT memerintahkan makhluk-Nya untuk memperhatikan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash: 77)
Ayat diatas jelas sekali mengandung perintah untuk senantiasa berusaha menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Namun tentu, dalam hal ini akhirat haruslah menjadi prioritas utama dikarenakan keutamaannya.
Tidak sedikit orang di dunia ini yang silau dengan gemerlap kehidupan dunia hingga lalai untuk mengingat akhirat. Ia berupaya untuk menanam investasi yang sebesar-besarnya untuk tujuan duniawi semata tanpa peduli dengan bekal investasi akhirat. Dalam hal ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengingatkan bahwa orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“. (HR. Bukhari Muslim)
Islam tidak melarang manusia untuk menjadi orang kaya, yang salah adalah apabila ia cinta dunia kemudian lupa akan akhirat. Maka, alangkah indahnya jika impian untuk menggapai dunia juga harus dibarengi dengan impian untuk menggapai kehidupan akhirat yang lebih kekal nan abadi. Dan bukanlah hal yang mustahil jika hal ini dilakukan, maka impian untuk hidup di dunia kaya raya dan di akhirat masuk surga akan tercapai. Wallahu a’lam. [MI/SmartStudents]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment