Friday, November 30, 2012

Kaizen, Perbaikan Tanpa Henti. Sepenggal Pembelajaran dari Son Goku

0 comments

Dragon Ball (termasuk sekuelnya Dragon Ball Z dan Dragon Ball GT) adalah sebuah manga (komik Jepang) karya Akira Toriyama. Manga ini terinspirasi oleh legenda Journey to the West atau lebih yang dikenal sebagai cerita Kera Sakti di Indonesia. Jepang dan China memang memiliki budaya yang hampir sama di beberapa sisi, termasuk cerita rakyat. Bedanya, nama si Raja Kera di Jepang tidak dilafalkan sebagai Sun Go Kong atau Sun Wukong, tapi Son Goku. Nama itulah yang kemudian juga dijadikan oleh Toriyama-sensei sebagai nama tokoh utama manga beliau.

Dragon Ball tidak bercerita tentang pencarian kitab suci ke Barat, malah yang dicari Goku dalam manga itu adalah tujuh buah bola naga. Jika disatukan, ketujuh bola naga akan memanggil dewa naga raksasa yang akan mengabulkan permintaan pemilik bola-bola tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, fokus penceritaan tidak hanya terbatas pada usaha dan kesulitan Goku dalam mencari tujuh bola naga. Sepanjang perjalanannya, silih berganti, datang musuh-musuh yang menantangnya duel, sebut saja mulai Pasukan Pita Merah (Red Ribbon), Tao Pai Pai, Yamcha, Piccolo, Radith, Vegeta, Frieza, Cell, hingga Majin Boo. Sebagian ada yang kemudian berbalik arah dan menjadi kawannya, namun ada juga yang tetap jadi musuh.

Yang mengagumkan dari Goku adalah ketika satu musuhnya dapat ia kalahkan, akan ada musuh baru yang lebih kuat dari itu, dan pada akhirnya Goku pun akan bisa mengalahkannya. Meskipun proses untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat itu seringkali memaksa Goku berlatih jauh lebih keras daripada orang lain di sekitarnya. Apa yang dilakukan Goku sebetulnya sebuah cerminan dari budaya Kaizen yang dimiliki Nihonjin (orang-orang Jepang).

Kaizen (改善) adalah kata Jepang yang secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai "perbaikan". Namun belakangan kata Kaizen identik dengan "perbaikan berkesinambungan", sebuah konsep yang awalnya dibentuk dan digunakan di beberapa sektor industri Jepang pasca kekalahan mereka di PD II. Kini, prinsip Kaizen sudah meluas hingga ke seluruh dunia dan tak terbatas digunakan pada bidang bisnis saja.

Pada intinya, Kaizen mengisyaratkan adanya perbaikan menyeluruh tanpa henti di segala aspek. Jika diterapkan di perusahaan, maka perbaikan itu harus ada dari tingkat paling atas (CEO) hingga Office Boy. Kaizen juga mensyaratkan adanya sebuah kelompok kecil di setiap lini yang bertugas mengevaluasi hasil kerja selama ini dan mencari peningkatan apa yang bisa dibuat.

Secara umum, Kaizen memiliki beberapa langkah:

  1. Tentukan standarisasi untuk sebuah kegiatan dan operasi.
  2. Ukur hasil yang didapat dari proses yang sudah distandarisasikan tersebut, baik dari sisi waktu maupun produktivitas.
  3. Bandingkan dan hadapkan hasil pengukuran di proses kedua dengan kebutuhan real.
  4. Berinovasi untuk memenuhi kebutuhan real yang saat ini dihadapi.
  5. Buat standarisasi baru dari proses yang sudah ditingkatkan (new and improved)
  6. Lanjutkan siklus baru.
Oh ya, siklus Kaizen ini juga bagus kok diterapkan buat manajemen pribadi. Jadi, nggak cuma buat pengusaha aja bisa diterapkan, Bahkan pelajar sekolah juga bisa kok. Misal, menentukan kriteria minimum yang harus dicapai di satu hari, seperti bangun pukul 04.00, shalat subuh berjamaah, dll. Intinya bagaimana membuat SOP untuk diri sendiri, dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya.

Yuk, sama-sama terus memperbaiki diri. :) [AP/SmartStudents]

===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)



Belajar Tawakkal dari Pak Nil Maizar

0 comments

Pak Nil Maizar, pelatih timnas sepakbola Indonesia ini sekarang sudah mulai dikenal publik. Apalagi dengan kemenangan 1-0 Indonesia atas Singapura kemarin (29/11/12). Andik Vermansyah menjadi pahlawan skuad  merah putih dalam menundukkan para pemain negeri Singa itu.

Ada cerita unik di balik pertandingan ini, seperti yang diulas Media Indonesia dan diceritakan ulang mas Ridlwan, seorang jurnalis Jawa Pos (@ridlwanjogja) dalam akun Twitter-nya. Sesaat sebelum laga Pak Nil diwawancarai Dan Guen Chin, wartawan asal Singapura, negara yang akan menjadi lawan Indonesia.

"Pak Nil, mengapa Indonesia gagal terus di Piala AFF ?" tanya si wartawan.
"Kemenangan itu butuh proses, jika belum itu karena kehendak Allah." jawab Pak Nil.

Seakan tak puas dengan jawaban Pak Nil, wartawan Singapura itu membalas, "Kesampingkan dulu soal Allah, saya kan bertanya soal pandangan Anda sebagai pelatih."

Pak Nil marah mendengar ucapan si wartawan, "Oh, tidak bisa kesampingkan Allah. Selama ini Indonesia selalu turun dengan pemain bagus, persiapan baik, tapi kalau Allah belum berkehendak untuk Indonesia juara AFF , mau apa?"

Mendengar itu si wartawan Singapura terdiam, sedang Pak Nil masih menyisakan raut kesal kepada si wartawan saat meninggalkan ruang konferensi pers.

Begitulah, kita bisa membuat persiapan terbaik, menggunakan rencana paling matang, meminta bantuan orang-orang hebat, namun hasil lagi-lagi milik Allah. Kalau Allah belum berkehendak, mau apa? Yang sudah berikhtiar maksimal saja masih bisa gagal, apalagi yang tak maksimal... Seperti kata Rasulullah kepada sahabat beliau yang meninggalkan ontanya begitu saja di luar, "Ikatlah dulu ontamu, baru kemudian bertawakkal. " Sebab awalnya sang sahabat berpikir, tak mungkinlah akan hilang, sebab ia sudah bertawakkal kepada Allah atas onta tersebut, jadi tak perlu diikat.

Jadi, sudahkah kita tawakkal dengan cara yang benar? [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)


Friday, November 23, 2012

Seorang Pemuda dan Dua Gelas Air (Catatan Kecil Tentang Rezeki)

0 comments

Suatu ketika seorang pemuda, sebut saja Fulan namanya, memutuskan makan siang setelah shalat zhuhur di kampusnya. Seperti biasa, ia pergi ke warung nasi khas Sunda langganannya dan memesan sepiring nasi beserta lauk pauk dan gorengan, menu khas mahasiswa. Di warung itu, sudah menjadi kebiasaan bahwa para pembeli mengambil air minumnya sendiri dari teko, dan air putih yang mereka ambil tidak dihitung (digratiskan). Seperti biasa, Fulan mengambil segelas air putih sebagai teman makannya, namun ia menunggu sampai selesai makan untuk minum, sebab ia pernah diberitahu kawannya yang ahli pengobatan herbal bahwa menyela proses makan dengan minum air malah tidak sehat. Setelah nasi habis, Fulan teringat dengan tugasnya yang harus ia selesaikan. Dengan terburu-buru, ia meninggalkan warung setelah selesai membayar nasi yang ia makan. Beberapa ratus meter setelah meninggalkan warung, ia merasa tenggorokannya begitu penuh dan seret. Barulah ia sadar, ia meninggalkan gelasnya masih dalam keadaan penuh. Ia belum minum setetes pun.

Cerita berlanjut ke tiga hari kemudian, Fulan sedang berada di atas motornya. Di siang hari yang panas, ia ingin menghilangkan hausnya dengan membeli segelas air mineral dingin. Nyesss... begitu nikmat rasanya ketika tetes demi tetes air dingin tersebut membasahi kerongkongannya. Belum habis ia minum, ada SMS masuk di ponselnya. Ternyata ia diminta mengantarkan buku milik temannya yang ia pinjam kepada yang punya. Buku yang sangat penting, karena akan dipakai dalam jangka waktu sekitar setengah jam lagi, sedang si pemilik berkas berada di lokasi yang cukup jauh. Haus masih terasa, tapi Fulan tahu, ada amanah yang masih harus dilaksanakan. Merasa sayang membuang air minum yang ia beli, ia menaruh begitu saja gelas plastik berisi air itu di leher motor bebeknya. Kebetulan motor Fulan adalah motor bebek 110 cc yang memakai transmisi, dalam artian bukan motor matic. Di motor matic biasanya ada tempat khusus untuk menaruh gelas atau botol air minum, tapi tidak di motor milik Fulan. Lalu, ia langsung menyalakan motornya untuk mengantarkan buku tersebut pada kawannya. Beberapa belas kilometer kemudian, setelah berhenti, Fulan kaget karena gelas air yang ia taruh sekenanya di leher motor bebeknya ternyata masih ada, dan airnya pun masih ada sekitar separuh. Memang ia tak pernah mengebut hingga menembus angka kecepatan fantastis, tapi tetap saja ia takjub akan gelas plastik itu. Lalu, ia habiskan sisa airnya dan membuang gelas plastiknya ke tempat sampah.

Sahabatku yang baik, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Fulan? Ya, bahwa rezeki itu sepenuhnya urusan Allah, bukan manusia. Di gelas air yang pertama (di warung nasi) sungguhpun gelas itu ada di depan matanya, dalam jangkauan tangannya, namun karena Allah berkehendak segelas air itu bukan bagian rezeki-Nya kepada Fulan hari itu, maka tak masuk air itu ke kerongkongannya. Di gelas kedua, Allah tetapkan rezeki itu bagi Fulan, sehingga jadilah air itu ia minum, sungguhpun ia sendiri tak yakin. Seperti yang pernah dicontohkan Imam Hasan al-Bashri, beliau berkata, "Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain. Karena itulah qalbuku selalu tenang. Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikan orang lain. Karena itulah aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah selalu mengawasiku, karena itulah aku selalu merasa malu bila Dia melihatku dalam keadaan maksiat. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah Azza wa Jalla."

Sahabat, mari kita berhenti khawatir bahwa kita tak punya rezeki. Sesungguhnya Rabb yang menciptakan kita tak mungkin meninggalkan kita begitu saja. Karena Ia Mahabenar dan Maha Menepati Janji. [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Belajar Hypnosis dan Manfaatnya

0 comments


Siapapun anda yang membaca tulisan ini, mungkin sudah tidak asing mendengar istilah Hypnosis. Orang yang ahli ilmu Hypnosis disebut Hypnotist. Bagi yang mempelajari Hypnosis melalui pelatihan ataupun workshop selama beberapa hari biasanya akan diberikan sertifikat atau gelar CH (Certified Hypnotist = Sertifikat Ahli Hypnosis) meskipun tidak ada jaminan bagi peserta yang mengikuti pelatihan pasti akan dapat menguasai ilmu ini.

Sekilas tentang Hypnosis

Pengalaman saya belajar Hypnosis dengan seorang trainer asal Malaysia, Hypnosis merupakan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kesan bahwa ilmu tersebut bagian dari ilmu gaib sebenarnya tidak benar. Orang yang belajar ilmu Hypnosis tidak akan menemui ritual-ritual seperti mempelajari ilmu-ilmu gaib. Belajar ilmu Hypnosis tidak perlu puasa, melafalkan mantera atau amalan-amalan lain yang memberatkan. Dalam pelatihan yang pernah saya ikuti, kita diajarkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik, dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk kemudian dapat mempengaruhi orang lain dengan beberapa tahapan Hypnosis.

Apakah manfaat belajar Hypnosis?

Hypnosis dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk diri sendiri misalnya untuk meningkatkan kepercayaan diri, melancarkan usaha atau bisnis, meningkatkan kepekaan batin serta berbagai hal-hal positif lainnya yang bermanfaat untuk kehidupan. Sedangkan manfaat positif untuk menolong orang lain antara lain dapat mengobati berbagai penyakit psikologis, terapi ketergantungan obat/narkoba, mengatasi anak yang nakal/bandel. Selain itu, kemampuan Hypnosis juga bisa digunakan untuk pendidikan maupun hiburan dalam bentuk show pertunjukan.

Bagaimana cara belajar Hypnosis?

Mempelajari ilmu Hypnosis tidak membutuhkan waktu banyak. Untuk tingkat awal, waktu satu hari sebenarnya cukup untuk mempelajari ilmu tersebut meskipun dalam pelatihan yang biasanya minimal selama dua hari. Hypnosis juga bisa dipelajari banyak orang dari agama apapun dan tanpa pantangan. Yang menarik, setelah menguasai ilmu Hypnosis mereka langsung bisa mempraktekkannya. Mereka yang sudah belajar ilmu Hypnosis pasti akan merasakan perubahan-perubahan yang berarti dalam hidupnya terutama berkaitan dengan semangat hidup yang meningkat berkali lipat, misalnya adanya sugesti yang sangat kuat untuk meningkatkan kepercayaan diri. Bagaimanapun kepercayaan diri dan keyakinan merupakan modal untuk mewujudkan cita-cita karena tidak sedikit orang yang gagal mewujudkan cita-cita dan keinginan karena adanya krisis kepercayaan diri.

Kepercayaan diri yang besar, penampilan yang meyakinkan dan intonasi suara yang bisa mempengaruhi orang lain sangat diperlukan dalam pergaulan. Misalnya saja kita mau melakukan loby atau pendekatan terhadap seseorang, yang dibutuhkan pertama kali tentu adanya keyakinan dalam diri kita bahwa kita akan berhasil. Tapi masalahnya banyak orang yang merasa ragu dalam melakukan rencananya. Istilahnya, kalah sebelum bertanding. Dengan memiliki kemampuan Hypnosis, rasa kurang percaya diri itu akan hilang dengan sendirinya. Diganti dengan tumbuhnya keyakinan kuat bahwa apa yang dilakukannya akan berhasil. Tidak hanya itu, mereka yang mampu menguasai ilmu Hypnosis bisa memiliki kemampuan menidurkan orang dalam sekejap, mampu melakukan penyembuhan terhadap berbagai penyakit khususnya berkaitan dengan psikologis. Bagi mereka yang mengalami problem kegemukan, ilmu hipnotis juga bisa mengatasinya. Juga menghilangkan kebiasaan buruk, seperti malas dan sebagainya. Juga untuk melancarkan karir maupun bisnis.

Pada prakteknya, Hypnosis memang erat kaitannya dengan komunikasi dan konsentrasi. Karena itu perlu latihan untuk dapat membuat orang lain mudah mengerti dengan apa yang kita katakan serta konsentrasi atau fokus dengan apa yang kita lakukan. Bagi yang sudah menguasai ilmu komunikasi mungkin lebih mudah mempelajari ilmu ini. Tetapi tidaklah menutup kemungkinan orang yang pendiam, pemalu atau kurang memiliki rasa percaya diri bisa menguasai ilmu Hypnosis ini, karena pada akhirnya siapa yang bersungguh-sungguh mempelajari ilmu Hypnosis insya Allah bisa menguasainya. Kecuali Allah menghendaki lain.

Setelah membaca tulisan di atas semoga bisa menjawab sedikit rasa penasaran dan mengurangi persepsi negatif tentang Hypnosis. Bagi yang sudah mempelajari ilmu ini semoga bisa dimanfaatkan dengan baik dan bagi para trainer Hypnosis semoga lebih berhati-hati mengajarkan ilmu ini kepada orang lain agar tidak disalah gunakan. [SR/SmartStudents]

Beberapa contoh Hypnosis untuk hiburan dapat dilihat di video ini:


Wednesday, November 21, 2012

Hujan-Hujan Gini Enaknya Ngapain Ya? Berdoa Aja Yuk...

0 comments

Beberapa pekan ini, Jakarta dan sekitarnya terus menerus diguyur hujan. Berliter-liter air turun, kadang dengan deras dan ganas... Tapi kadang juga dengan rintik nan cantik. Tiada hari tanpa mendung.

Sikap orang berbeda-beda ketika menghadapi hujan yang turun. Ada yang sebal, karena hujan di Jakarta hampir identik dengan banjir dan macet, belum lagi udara yang lebih dingin dari biasanya, meningkatkan resiko sakit. Ada juga yang senang, karena hujan berarti rezeki lebih untuk anak dan isteri. Coba tanya saja ke pedagang susu jahe, pemilik warung mie instan, atau ojek payung.

Aktivitas yang dipilih orang sembari menunggu hujan turun juga bervariasi. Ada yang kirim SMS dan tanya kabar suami, isteri, atau orang tua. Ada juga yang asyik berselancar lewat hape di dunia maya dan ngobrol-ngobrol di social media. Tak sedikit pula yang menyeruput minuman hangat lagi nikmat untuk sedikit mengusir penat.

Ada satu peluang aktivitas kebaikan yang sering kita lupakan di kala hujan. Apa itu? Berdoa. Ya, betul sahabatku, berdoa.
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Di hadits ini, yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, Rasulullah SAW menyebut bahwa ada dua momen di mana doa tidak tertolak, yaitu di antara adzan dan iqamah, serta ketika hujan turun. Kalau Rasulullah yang berbicara, masak kita sebagai muslim tak percaya? Eh iya, apa kabar hajat-hajat dan keinginan kita ? Sudah disampaikan pada Allah? Mumpung hujannya masih menetes nih... Yuk angkat tangan dan berdoa :) [AP/SmartStudents]

===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Tuesday, November 20, 2012

Tips Menghadapi Ujian Nasional 2013

0 comments

Ibarat menghadapi sebuah pertempuran, seorang prajurit hebat akan melakukan latihan keras dengan penuh kedisiplinan agar dapat menang di medan pertempuran. Begitu juga seorang siswa yang cerdas, ia akan berusaha menghadapi Ujian Nasional dengan sebaik-baiknya mulai dari sekarang karena ia pun paham bahwa seorang prajurit hebat bukanlah karena hebat sejak lahir, tetapi karena telah melakukan banyak latihan dengan penuh kedisiplinan. Bagi seorang prajurit hebat, lebih baik ia lelah dan mengeluarkan banyak keringat ketika latihan dari pada mengeluarkan banyak darah ketika berada di medan pertempuran. Lalu bagaimana dengan siswa yang cerdas dalam menghadapi UN 2013? :)

tips menghadapi ujian nasional
Sebuah pertempuran memanglah berbeda dengan Ujian Nasional, namun kita bisa mengambil pelajaran dari seorang prajurit dalam menghadapi sebuah  pertempuran. Prajurit hebat tidak hanya melakukan latihan fisik, ia akan belajar memahami medan maupun lawan yang akan dihadapi. Selain itu para prajurit hebat juga mempersiapkan mental, strategi, sampai dengan teknik menggunakan peralatan perang. Belajar dari prajurit hebat, maka siswa cerdas yang akan menghadapi UN juga mempersiapkan bebarapa hal, baik dari akademik, fisik, mental, strategi dan teknik hebat agar lulus dalam Ujian Nasional 2013.

Berikut ini Tips Menghadapi Ujian Nasional 2013 untuk para siswa cerdas yang ingin mempersiapkan diri dari sekarang agar LULUS UN 2013 :

1.    Persiapan Akademik
  • Mencari dan mempelajari kisi-kisi soal UN
  • Mencari dan mempelajari soal-soal UN tahun sebelumnya
  • Memprediksi UN tahun berikutnya dengan data-data UN tahun-tahun sebelumnya
  • Latihan membuat soal-soal berkaitan dengan kisi-kisi soal yang ada
  • Latihan mengerjakan soal dalam waktu singkat
  • Melakukan benchmark (tryout) penguasaan materi
  • Ikut Bimbingan Belajar atau Les Privat di LPP Smart Students, :)

2.    Persiapan Fisik
  • Olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu
  • Konsumsi makanan dan minuman yang sehat
  • Istirahat atau tidur yang cukup

3.    Persiapan Mental
  • Percayalah pada kemampuan diri sendiri bahwa kita bisa
  • Biasakan mengerjakan banyak soal dalam waktu singkat
  • Tenang dalam mengerjakan soal
  • Baca soal dengan seksama
  • Berdoa kepada Allah SWT dan berusaha

4.    Persiapan Strategi
  • Strategi penguasaan materi yang akan diujikan
  • Strategi pengerjaan soal
  • Strategi manajemen waktu
  • Strategi memilih jawaban soal pilihan berganda
  • Strategi lainnya

5.    Persiapan Teknik
  • Teknik membaca & menghafal cepat
  • Teknik pengerjaan dengan benar dan singkat
  • Teknik manajemen waktu yang baik
  • Teknik pengisian lembar jawab yang tepat, aman dan Benar

Selain persiapan di atas, agar kita SUKSES Menghadapi Ujian Nasional 2013, beberapa hal lainnya yang perlu dilakukan pada saat Ujian, antara lain:
  • Datang lebih awal
  • Duduk sesuai dengan nomor kursi yang disediakan
  • Letakkan alat tulis di meja, seperti (pensil 2B, penghapus, dan lainnya)
  • Tenang dan yakin dengan kemampuan diri sendiri.
  • Awali menjawab soal dengan berdoa kepada Allah SWT
  • Lihat sekilas semua soal-soal ujian terlebih dulu dengan cepat.
  • Luangkan sekitar 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata kata kunci dan kemudian jawab seluruh soal.
  • Mulai dengan menjawab pertanyaan yang mudah, kemudian dengan soal-soal yang sulit.
  • Gunakan sekitar 10% waktu ujian untuk memeriksa ulang jawaban.
  • Setelah selesai, berdoa dan serahkan kepada Allah SWT yang Maha Berkehendak.

Dengan melakukan beberapa Tips di atas mulai dari sekarang, kalian semua pasti akan LULUS Ujian Nasional 2013, kecuali Allah SWT menghendaki lain. [SR/SmartStudents]


Monday, November 19, 2012

Shalat yuk... Jangan Ditinggal (Remaja Muslim, Baca Deh...)

0 comments
Sobat muda muslim yang smart, hari ini kita bakal ngobrolin tentang kewajiban sholat lima waktu. Nah buat kalian yang mengaku muslim, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya shalat lima waktu. Yup, shalat merupakan rukun kedua dari rukun Islam. Kita semua tahu, waktu-waktunya antara lain shalat shubuh di sekitar saat matahari terbit, dzuhur itu ketika matahari mulai turun dari bagian langit yang persis di atas kepala kita (atau kalau kata orang Inggris, pas afternoon), ashar wajib dikerjakan di sore hari, ketika matahari sudah tidak terik lagi, sekira jam 3 sore. Kalau maghrib, sesaat setelah matahari selesai terbenam, sedangkan Isya' dilakukan ketika mega kemerahan sisa terbenamnya matahari sudah hilang, dan hari mulai memasuki waktu malam.
Mengerjakan shalat adalah perkara yang sangat penting. Seperti yang disebut di atas, shalat adalah satu dari rukun Islam. Namun sayangnya, di zaman sekarang banyak anak muda (mungkin termasuk kita) yang cuek bebek ama shalatnya. Sobat muda muslim, pasti pernah nemuin pas adzan berkumandang, banyak di antara kita yang nongkrong-nongkrong dengan cueknya, dan bahkan asik ngedengerin MP3 dari smartphone atau MP3 player kita. Padahal, kalo kita mau jujur nih, kaki yang kita pake buat nongkrong punya siapa? Kuping yang kita pake buat ngedengerin MP3 tuh kuping punya siapa? Punya kita? Bukan cuy, kaki kita punya Allah, kuping kita punya Allah juga... Kita mah cuma dititipin. Masak iya, titipan kita pake buat ngelawan yang punya, nggak sopan banget kan?

Lebih gilanya lagi, ada sebagian dari kita yang berani-beraninya ninggalin shalat. Geblek dah. Padahal jauh-jauh hari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam udeh ngingetin kita dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir r.a. dan dishahihkan oleh Imam Muslim,

عن جابر ابن عبدالله قال قال رسول الله صلى الله عليه والسلام اِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ

 Disini dijelasin bahwa yang ngebedain seseorang (beriman) ama orang musyrik dan kafir adalah shalatnya. Kalo masih negakin shalat, insya Allah masih masuk golongan beriman, kalau kagak sih...(Nggak tega nulisnya saya...)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hibban, Rasulullah SAW menyebut, “Barangsiapa menjaganya, maka shalat itu – baginya- menjadi cahaya, bukti keterangan dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak mengindahkannya, ia tidak akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan keselamatan, sedang di hari kiamat ia akan bersama Karun, Fir’aun, Haman, dan Ubai bin Khalaf.” Padahal kita tahu, nama-nama yang disebut tadi adalah orang-orang yang paling besar keingkarannya pada Allah. Hiiii.... Na'udzubillahimindzaalik!

Dosa Meninggalkan Solat Fardhu :

1. Solat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Solat Zuhur : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Solat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Solat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Solat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di redhai Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.


Adzab di Dunia bagi yang Meninggalkan Shalat Wajib:

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya soleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan solat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Solat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan solat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan solat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

3 Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.


“Rasulullah SAW, diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu, Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Solat fardhu”. (Hadits Riwayat Tabrani, sanad shahih)


Belum lagi kalo kita ngomongin ancaman adzab kubur buat orang yang nyepelein sholatnya.  Di bawah ini adalah video tentang seorang anak muda yang mendapatkan adzab kubur, sumber yang kami dapatkan menyebut bahwa pemuda ini di masa hidupnya termasuk orang yang melalaikan shalatnya. (Sori kalau masuk kategori DP alias Disturbing Picture, tapi demi pembelajaran harus dicantum di sini, gan...)


Tak perlu saya gambarkan lagi betapa dahsyatnya.... Na'udzubillahimindzaalik. Semoga tak menimpa kita.
So, bentar lagi adzan nih.... Shalat yuk... [AP/ SmartStudents]


Sunday, November 18, 2012

Cara Cepat Menghafal Satuan Jarak

0 comments

Menghafalkan satuan-satuan jarak beserta urutannya buat sebagian siswa SD termasuk perkara yang sulit. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mempermudahnya, antara lain dengan metode jembatan keledai. Jembatan keledai adalah metode belajar di mana kita mengambil huruf-huruf awal dari benda-benda yang kita ingin hafalkan dan menggunakan mereka untuk membuat kalimat unik yang mudah diingat. Seperti yang kita tahu, urut-urutan satuan jarak dalam matematika adalah:

  1. Kilometer (Km)
  2. Hektometer (Hm)
  3. Dekameter (dam)
  4. Meter (m)
  5. Desimeter (dm)
  6. Centimeter (cm)
  7. Milimeter (mm)
Untuk menghafalkan tangga satuan ukur ini, bisa kita ringkas dengan kalimat berikut:

Kyai Haji Dahlan Mengajarkan doa cara makan

Perhatikan bahwa setiap kata diawali dengan huruf yang mewakili nama satuan ukur. Kyai dan Kilometer, Haji dan Hektometer, Dahlan dan Dekameter, Mengajarkan dan Meter, doa dan Desimeter, cara dan Centimeter, serta yang terakhir makan dan Milimeter.

Demikianlah, semoga tips ini berguna untuk menghafalkan tangga satuan ukur di pelajaran Matematika SD. Salam :) [AP/SmartStudents]

Monday, November 12, 2012

Kerjakan PR di Rumah

0 comments


Saat guru menerangkan, ia asyik menulis. Tampaknya mencatat, tapi wajahnya tampak tidak menyimak apa yang diterangkan oleh guru. Matanya terpaku pada buku tulis yang ada di hadapannya, tapi ia kehilangan kontak guru yang sedang menjelaskan penuh semangat di depan kelas. Sesekali ia menarik sebuah buku dari dalam laci meja, membaca dengan segera dan buru-buru memasukkan lagi, lalu ia kembali menulis sambil sesekali mengarahkan pandangan mata ke depan. Tapi ini bukan pandangan mata yang sedang mengikuti pelajaran dengan antusias.

Ia sedang serius, tapi bukan serius memperhatikan pelajaran. Ia sedang memiliki keseriusan sendiri yang tidak terkait dengan pelajaran yang sedang berlangsung. Ia tenggelam dalam kesibukan. Sesekali mengarahkan pandangan mata ke depan, seakan mendengarkan, tapi tampak bahwa mata dan pikirannya bukan sedang memperhatikan. Ada urusan lain yang sedang menanti untuk diselesaikan. A serious job is awaiting.

Sesekali ia tampak gugup, lalu menampakkan sikap berlebihan dalam memperhatikan. Duduk dengan tegap atau kelewat serius dibanding biasanya. Tetapi apa yang terjadi padanya? O, rupanya sebuah PR sedang ia tuntaskan pengerjaannya (finishing the task) di kelas, meski sedang berlangsung pelajaran lain. Akibatnya, ia tidak mampu memperhatikan dengan baik seluruh proses pembelajaran yang berlangsung. Ia kehilangan kegairahan dan antusiasme belajar pada saat itu. Dan ini tentu akan berakibat menurunnya perhatian terhadap pelajaran itu di waktu-waktu berikutnya.

PR-nya memang selesai ia kerjakan. Ia merampungkan pengerjaan tugas (finishing the task), tapi ia sebenarnya tidak menyelesaikan tugas dengan baik (completing the assignment well). Dua hal ini sangat berbeda. Tapi jika guru tidak memberi umpan balik (feedback) dengan baik dan tepat kepada siswa, maka sulit sekali membedakan mana siswa yang hanya merampungkan pengerjaan tugas dan mana siswa yang bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas. Dan jika ini diabaikan, siswa dapat kehilangan motivasi belajar (academic motivation) yang bersifat sesaat atau berkelanjutan sehingga pada akhirnya motivasi belajar siswa benar-benar payah. Jika masih tetap diabaikan, dapat menular kepada siswa yang lain sehingga merusak iklim kelas (classroom climate) secara keseluruhan.
 Nah.

Inilah kenyataan yang tak jarang membingungkan guru dan kepala sekolah. Kegiatan motivasi sudah sering dilakukan. Training motivasi tak kurang-kurang. Bahkan bila perlu mendatangkan trainer-trainer kondang dengan segala kegiatan ice-breaking yang heboh. Tetapi sesudah training berlalu, sebulan kemudian sudah tak berbekas lagi.

Bukan tidak boleh menyelenggarakan training motivasi untuk siswa. Tapi tanpa memperhatikan hal-hal yang dapat menjaga dan menguatkan motivasi, meski tampaknya bukan kegiatan motivasi, maka seluruh training yang menghebohkan itu akan menguap begitu saja. Sesaat begitu menggugah, selanjutnya nyaris tanpa bekas.


Bukan Jawaban yang Benar

Yang paling penting dari pemberian pekerjaan rumah (PR) bukan agar siswa mampu menjawab dengan benar (answering right). Bukan. Jauh lebih penting daripada sekedar menemukan jawaban yang benar adalah proses belajar, bagaimana siswa memahami materi pelajaran dan tertarik dengannya (making connection with lesson) serta berusaha mengerjakan secara sungguh-sungguh dan menemukan jawaban baik (completing assignment and answering well).

Ada perbedaan antara menjawab dengan jawaban yang benar (answering right) dengan menjawab secara sungguh-sungguh melalui proses yang benar (answering well). Jika guru hanya menuntut siswa untuk menemukan jawaban yang benar, maka proses menjadi tidak penting. Kualitas pengerjaan PR hanya dinilai dari jumlah jawaban yang benar dan salah, lalu memberi skor alias nilai. Bagaimana prosesnya sehingga siswa sampai kepada jawaban itu, sama sekali tidak penting. Kalau pun dianggap penting, siswa tidak merasakan pentingnya karena tidak ada umpan balik (feedback). Padahal benar atau salah, sama-sama sangat berharga bagi proses belajar siswa jika guru memberi umpan balik secara tepat. Jika siswa menjawab salah, mereka tahu mengapa mereka salah dan apa sebabnya. Jika mereka menjawab benar, mereka juga dapat memastikan bahwa benarnya jawaban bukan semata karena kebetulan hasil akhirnya benar. Sebab jika yang benar hanya hasil akhirnya, sesungguhnya ini bukanlah jawaban yang benar, melainkan semata kebetulan jawabannya bersesuaian dengan yang benar.

Jawaban benar tapi prosesnya salah, dalam masalah dien ibarat benar kesimpulan hukumnya tapi keliru dalilnya. Menunjukkan keutamaan memaafkan, tapi dalilnya “rahmatan lil ‘alamin”. Sama sekali tidak tepat. Memaafkan memang mulia, tapi “rahmatan lil ‘alamin” sama sekali tidak terkait dengan memaafkan.

Saya jadi teringat pengalaman di kelas 3 di SMA Negeri 2 Jombang, Jawa Timur. Sulit sekali hati merasa tenang jika siswa tidak mengerjakan sendiri PR-nya. Salah atau benar, siswa perlu memahami bagaimana jawaban itu diperoleh. Dan siswa tidak akan paham jika ia hanya menyalin pekerjaan temannya. Siswa seperti inilah yang akan deg-degan selama pembahasan PR sebab sewaktu-waktu ia akan ditanya bagaimana prosesnya memperoleh jawaban. Siswa seperti ini yang biasanya tampak gelisah. Padahal guru justru sering menunjuk siswa yang gelisah, meski kadang langsung menanyai mengapa gelisah.

Perlakuan yang tepat terhadap hasil pengerjaan PR siswa menjadikan mereka bergairah mengerjakan tugas di waktu-waktu berikutnya, baik berupa PR maupun tugas yang langsung dikerjakan di sekolah. Jika guru lebih mementingkan bagaimana siswa menemukan jawaban dan bukan bersibuk dengan apa jawabannya, maka siswa akan lebih bersemangat mengikuti pembahasan soal dan pelajaran yang mengikutinya. Boleh jadi siswa salah dalam menjawab, tetapi kesalahan itu justru menjadi pintu untuk mampu mengerjakan tugas secara benar. Inilah yang memicu siswa lebih suka memilih soal yang tingkat kesulitannya tinggi –jika mereka diberi pilihan—daripada soal yang mudah. Ia menyukai soal-soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi karena memberi tantangan yang lebih besar dan dengan sendirinya memberi peluang belajar yang lebih tinggi. Tetapi jika guru berorientasi pada hasil jawaban, lalu memberi skor pada pekerjaan siswa seraya memuji yang hasilnya bagus, siswa cenderung tidak berani ambil resiko. Mereka lebih menyukai soal yang mudah karena peluang memperoleh skor/nilai yang bagus akan lebih tinggi. Mereka lebih mementingkan kesempatan memperoleh nilai yang baik daripada kesempatan belajar yang lebih menantang. Jika sudah berkerak jadi penyakit, mereka lebih suka teknik instant mengerjakan soal daripada pemahaman mendalam terhadap pelajaran.

Hari ini, apakah yang terjadi pada anak-anak kita (bahkan mahasiswa kita)? Mereka lebih menyukai soal yang mudah atau mereka lebih menunjukkan kegairahan menghadapi tantangan? Mari kita jawab secara jujur. Dan itulah gambaran nyata mutu pendidikan kita.

Jadi, apakah kita sebaiknya tidak memberi skor/nilai pada hasil pengerjaan PR siswa? Sesekali boleh, tanpa memberitahukan kepada mereka terlebih dulu. Yang jelas, kita harus memberi umpan balik secara tepat dan efektif kepada mereka. Bukan sekedar memeriksa tugas.



Kerjakan PR di Rumah

Jangan pernah izinkan siswa mengerjakan PR di sekolah. Pastikan siswa menyelesaikan tugas-tugas tersebut di rumah sebagai proses pembelajaran terencana dari guru. Mengerjakan tugas secara keseluruhan atau menyelesaikan yang tersisa di sekolah, menyebabkan mereka kehilangan waktu berharga di awal masuk kelas. Meskipun mereka mengerjakan saat istirahat, atau sebelum pelajaran dimulai, tetapi ini berpengaruh besar terhadap kegairahan mereka belajar pada jam-jam berikutnya. Perhatian mereka telah banyak terenggut untuk mengerjakan PR yang tersisa atau bahkan mengerjakan sepenuhnya di kelas.

Ada dua keadaan yang patut dipikirkan tentang mengerjakan PR di kelas. Pertama, jika siswa mengerjakan sendiri PR tersebut, perhatiannya akan banyak terkuras. Lebih-lebih jika jadwal pelajaran yang di dalamnya ada penugasan tersebut ada di jam terakhir, praktis siswa tidak dapat mengikuti seluruh mata pelajaran sebelumnya dengan penuh perhatian. Badannya ada di kelas, matanya seperti memperhatikan guru yang sedang menerangkan, tapi pikirannya ada pada PR. Ia sibuk mencuri kesempatan dan menenggelamkan diri dalam tugas yang diterimanya.

Kedua, jika ia mencontoh alias menyalin hasil pengerjaan PR temannya, maka perhatiannya akan banyak tersita untuk menyalin. Situasi psikisnya dapat seperti ilustrasi yang saya ceritakan di awal tulisan ini. Ia menyibukkan diri menyalin, mengabaikan pembelajaran yang sedang berlangsung, dan sesekali menunjukkan pura-pura memperhatikan.

Jika guru biasa memberi umpan balik, siswa yang hanya menyalin PR temannya akan memiliki kecemasan lebih tinggi. Ia khawatir nanti akan diberi pertanyaan oleh guru terkait hasil pekerjaannya. Salah satu benar, jika bukan ia sendiri yang mengerjakan, akan sulit baginya untuk menjelaskan. Sebaliknya jika tidak ada umpan balik, sementara guru hanya memberi skor terhadap hasil pengerjaan PR, maka sangat mungkin akan terjadi demotivasi. Siswa yang mencontoh tidak merasa khawatir, sementara yang dicontoh merasa rugi telah bekerja keras.

Tetapi..., untuk sementara anggaplah mereka mengerjakan sendiri PR tersebut. Tidak adanya pengawasan yang ketat sehingga memungkinkan siswa menyelesaikan tugas (completing the assignment) di kelas, menjadikan kehilangan saat berharga untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Selain kehilangan gairah dan kegembiraan belajar, merampungkan PR di kelas menjadikan anak tidak dapat mengikuti instruksi guru dengan baik. Padahal, ia seharusnya mengerahkan seluruh perhatian dan energinya untuk menyerap apa yang diterangkan guru.

Jika siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik, maka ia pun akan kurang bergairah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Dan ini membawa akibat berkelanjutan. Motivasi belajarnya (academic motivation) menurun terhadap mata pelajaran tersebut dan bahkan dapat merembet ke mata pelajaran lain. Antusiasme belajarnya juga berkurang. Ia berada di kelas, tetapi tidak nyambung dengan pelajaran (lack of connection with lesson).

Penjelasan ini menegaskan sekali lagi bahwa memotivasi anak sama sekali tidak cukup hanya dengan memberi mereka training motivasi. Training motivasi yang hebat tidak akan memberi manfaat apa-apa jika hal-hal yang menyertai belajar anak diabaikan oleh guru. Sebaliknya, tanpa memberi mereka training motivasi sama sekali, jika pengelolaan kelas, strategi penyampaian materi pelajaran, iklim kelas dan budaya sekolah diperhatikan dengan baik, maka anak-anak itu akan memiliki motivasi belajar (academic motivation yang kuat).

Ini bukan berarti sekolah terlarang menyelenggarakan training motivasi. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa training hanyalah salah satu skrup kecil. Itu bersifat aksesoris.

Sekedar catatan, saya sendiri sering memberi training motivasi kepada anak. Saya juga pernah memiliki status formal sebagai wakil kepala sekolah bidang motivasi. Dan justru karena itulah, saya harus menyampaikan kepada Anda agar tidak keliru mengambil kebijakan.

Selebihnya, guru juga harus memperhatikan PR-nya sendiri. Jika kita menuntut anak mengerjakan PR di rumah, kita pun harus menuntaskan PR kita sendiri sebelum tiba di sekolah. Jangan sampai kita masih kelabakan mencari bahan saat akan mengajar. Padahal kita sudah berada di kelas.

Nah.

Penulis : Ust. Mohammad Fauzil Adhim

Bacaan lebih lanjut:

The Art and Science of Teaching, Robert J. Marzano, 2007
The End of Molasses Classes, Ron Clark, 2011
Rethinking Homework karya Cathy Vatterott, 2009

Hari Gini, Percaya Ramalan Bintang? Remaja Muslim, Baca Ini Deh...

0 comments

Sahabat muda yang smart, pasti tahu dong yang namanya zodiak alias ramalan bintang? Rubrik yang satu ini biasanya tak pernah absen muncul di majalah-majalah remaja kita. Tak sedikit pula, ketika kita mengobrol dengan kawan kita, ada yang bertanya, "Eh, tanggal lahir loe tanggal berapa?" "Tanggal 16 Agustus..." "Berarti bintang loe Leo dong?" Tak jarang juga sebagian dari kita memasukkan nama bintang kita--atau kalau kata orang bule, starsign--ke dalam username Facebook kita, misal : UjankLeoBoyCemungudhClalu. Aplikasi di smartphone dan media sosial pun ada yang menghadirkan layanan ramalan bintang yang diperbarui setiap hari. Intinya, zodiak buat sebagian remaja muslim sudah tak asing, dan bahkan wajib ada dalam hidup.

Apa sih yang biasanya dicek di zodiak AKA ramalan bintang? Biasanya kalo nggak subjudul "cinta", pasti subjudul "keuangan". Misal, kalo bintang kamu Capricorn misalnya, terus di kolom "cinta" ditulis: "Kamu udah nunjukin perhatian lebih ke si dia, tapi dia-nya cuek aja." Biasanya nih, kalau kamu percaya ramalan bintang dan punya zodiak Capricorn, kamu langsung ngecek ke orang kamu suka, bener gak kelakuannya sama kayak yang ditulis di ramalan bintang. Terus, kalau di kolom keuangan ditulis: "Ada rejeki nomplok minggu ini, siap-siap aja." Biasanya orang yang percaya ramalan bintang bakal ngarep tiba-tiba ayah atau ibunya ngasih uang jajan lebih pekan ini atau ada saudara jauh aja (jauh banget tuh Beijing) yang nongol di rumah yang ngasih uang dan gedenya lumayan.

Pengertian Zodiak dan Ramalan Bintang

Wikipedia menjabarkan zodiak sebagai: "...tanda bintang seseorang yang didasarkan pada posisi matahari terhadap rasi bintang ketika orang tersebut dilahirkan. Zodiak yang dikenal sebagai astrologi terdiri dari 12 rasi bintang (Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces). Zodiak ini biasa digunakan sebagai ramalan nasib seseorang, yaitu suatu ramalan yang didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak.

Ilmu perbintangan sendiri sebetulnya terbagi dua, astronomi, dan astrologi. Astronomi itu ilmu yang dipakai oleh para pelaut untuk menentukan arah dan koordinat tempat, memastikan mereka tidak tersesat di laut yang luas. Sedang astrologi, adalah ilmu di mana orang mencari peruntungan mereka (meramal) berdasarkan letak-letak bintang, apakah hari ini mereka akan beruntung ataukah sial.

Hukum Ramalan Menurut Islam

Baginda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Siapa yang mempelajari ilmu nujum (astrologi) berarti ia telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, apabila bertambah ilmu nujumnya, maka bertambah pula ilmu sihirnya." (HR Ahmad dengan sanad hasan).

Jadi jelas kan, kalau kita pelajari ilmu astrologi macam mama Loreng dan Ki Jono Pinter tuh gak boleh dalam Islam, karena ilmu sihir adalah ilmu yang sangat diharamkan tuk dipelajari, sebab mempraktekkan sihir termasuk hal yang bisa membawa orang pada kekafiran, buktinya bisa dicek di surah Al-Baqarah: 102. Sebagian kamu pasti bakal nanya, "Kita kan gak mau jadi peramal, kita cuma ngebaca ramalannya doang kok?"

Menurut hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Siapa yang mendatangi tukang ramal, dan membenarkan perkataan mereka, maka ia telah kafir terhadap Al-Qur'an yang telah diturunkan pada Muhammad." Wedeeeww, kurang dahsyat apa coba dosanya? Kenapa sih kok segitu kerasnya hukum buat ramalan? Soalnya, Al-Qur'an telah jelas-jelas menyatakan dalam surah An-Naml : 65, yang mengetahui segala sesuatu tuh cuma Allah, kagak ada yang laen. Hadits lain yang diriwayatkan Imam Muslim menyebut, orang yang mempercayai perkataan peramal maka akan ditolak dan tidak diterima shalatnya selama 40 hari.

Sikap Kita Seharusnya
Nah, sobat muda Smart, dah jelas kan harusnya sikap gimana sikap kita? Mulai hari ini, yuk kita stop baca-baca ramalan bintang, apalagi percaya. Kamu yang sekarang punya aplikasi zodiak, dihapus deh. Yang follow ramalan bintang di twitter juga, hayo di-unfollow sekarang juga.

Hari gini, percaya ramalan bintang? [AP/ SmartStudents]


Friday, November 9, 2012

Pemuda Indonesia Dulu dan Kini...

0 comments

Pemuda zaman dulu kalau ngumpul, aktif bikin organisasi, macam Jong Java, Jong Ambon, hingga SDI.
Pemuda zaman kini kalau ngumpul, nyanyi-nyanyi genjrang-genjreng sampe pagi.

Pemuda zaman dulu habis maghrib membuat merdu rumah dengan ayat suci.
Pemuda zaman kini habis maghrib duduk manis depan televisi.

Pemuda zaman dulu minumnya cendol, bandrek, sekuteng, dan bajigur.
Pemuda zaman kini bangga minum benda haram macam bir dan anggur.

Pemuda zaman dulu berani mati lawan kumpeni.
Pemuda zaman kini berani mati lawan saudara sendiri.

Pemuda zaman dulu jatuh cinta cuma lirik-lirikan dan senyum-senyuman.
Pemuda zaman kini atas nama cinta berduaan di pojokan.

Pemuda zaman dulu akrab dengan budaya sendiri.
Pemuda zaman kini baru tahu angklung dan reog setelah mau dicuri.

Pemuda zaman dulu serius, Demi Allah!
Pemuda zaman kini, ciyus? Miapah?

[AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Thursday, November 8, 2012

Ketika Ada Tangan Tertadah

0 comments

Suatu ketika, di sebuah acara kajian keislaman yang diadakan oleh UKM dakwah di kampus saya dulu, ada sebuah nasihat unik yang kami dapatkan dari narasumber waktu itu. Saya tidak bisa lupa nasihat tersebut, bahkan ketika saya sudah lupa nama si pembicara. Topik saat itu adalah soal sedekah. Beginilah nasihatnya:

"Akhi (saudaraku), ketika Allah mengirimkan seseorang yang menadahkan tangannya kepada antum (Anda), itu berarti Allah mempercayakan antum untuk memberikan sedekah pada orang tersebut, Allah tahu bahwa antum punya kemampuan untuk memberi walaupun hanya seribu rupiah."

Nasihat sederhana, namun penuh makna. Tak usah menunggu punya uang berjuta-juta, kalau mau bersedekah. Yang punya  uang berjuta-juta pun sama, tak usah mengurungkan niat bersedekah hanya lantaran "tak punya uang kecil." Uang besar juga boleh kok, tak ada yang larang :) Terlepas dari adanya pengemis-pengemis gadungan yang memanfaatkan kebaikan hati orang lain dengan cara curang, atau yang bersandar hidupnya dengan merendahkan diri sendiri di hadapan manusia, itu urusan mereka dan Allah. Bukan rahasia lagi kalau ada orang-orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi dan dengan penghasilan hingga tiga kali lipat gaji orang kantoran. Sekali lagi, itu urusan mereka dengan Allah. Kita yang sudah tahu bahwa tidak halal bagi seorang muslim meminta-minta ketika ia mampu bekerja, ya sudah, jangan ikuti langkah mereka. Saya sendiri masih terus berusaha mengikuti nasihat ini. Kecuali orang-orang yang memang terlihat terlalu makmur untuk ukuran pengemis atau memang ketika saya tak bawa uang sama sekali, pengemis yang meminta pada saya sebisa mungkin saya beri, insya Allah.

Nah sahabat, ada berapa tangan yang menadah pada Anda hari ini? [AP/SmartStudents]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)