Wednesday, October 24, 2012

Garbage In, Garbage Out



Sahabat yang berkecimpung atau memiliki ketertarikan di bidang pemrograman komputer, pasti sudah pernah mendengar istilah GIGO atau Garbage In, Garbage Out. Istilah ini merujuk pada perilaku komputer yang akan memberikan output sesuai input yang diberikan pengguna. Jika inputnya benar, maka outputnya pun benar. Sebaliknya, jika input yang diberikan ngaco, hasil yang diberikan komputer pun akan ngaco.

Dalam hidup, kita pun sebetulnya punya pilihan. Tentang masukan-masukan apa yang kita berikan pada diri kita, baik secara fisik maupun mental-spiritual. Asupan fisik mencakup makanan dan minuman apa saja yang kita konsumsi. Sudah halal dan baikkah? Halal dari zatnya dan cara mendapatkannya? Kandungan gizinya apakah sudah seimbang dan cukup? Input terhadap keadaan fisik juga termasuk olahraga secara teratur dan seimbang. Jika input terhadap keadaan fisik ini baik, insya Allah kesehatan kita akan selalu prima. Khusus mengenai daging yang tumbuh dari rezeki haram, Allah dan RasulNya memperingatkan bahwa tempat yang paling pantas baginya adalah neraka. Selain itu, halal haramnya makanan juga akan berpengaruh pada perilaku kita. Seperti kata pepatah. You are what you eat. Makanan dan minuman haram akan memicu orang yang mengonsumsinya untuk melakukan perbuatan haram pula. Jadi, jangan heran jika ada anak koruptor yang ketika dewasa mengikuti jejak ayahnya.

Kita juga patut mengevaluasi lagi, sudahkah input bagi keadaan mental-spiritual kita adalah hal-hal yang baik? Apa yang kita lihat, dengar, dan baca? Siapakah yang sering kita simak perkataannya? Seringkah kita mengkaji Qur’an dan Sunnah? Siapakah yang kita follow di Twitter dan jadikan teman di Facebook? Apa yang biasanya kita tonton dan dengarkan? Terlepas dari silang pendapat mengenai halal haramnya musik di kalangan ulama, salah satu hal yang membedakan generasi kita dengan generasi para pendahulu kita macam Soekarno, Hatta, dan Sjahrir, adalah mereka tidak mendengarkan musik-musik penggalauan nan alay seperti yang banyak dilakukan pemuda Indonesia masa kini. Pak Harto ketika masa pemerintahannya pun sempat menunjukkan ketidaksenangannya terhadap lagu-lagu era 1980-an yang cenderung terkesan cengeng dan bercerita tentang patah hati yang berlarut-larut dan berlarat-larat. Beliau khawatir hal tersebut akan membentuk mental pemuda Indonesia yang lemah.

Jadi, input apa yang akan kita ambil hari ini? [SmartStudents/AP]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

0 comments:

Post a Comment