Sunday, January 27, 2013

KAYA HARTA, MISKIN BUDI

0 comments


Beberapa waktu lalu, seorang guru yang biasa mengajar di rumah siswa menuturkan tentang perilaku seorang anak didiknya ketika ia berada di rumahnya untuk mengajar. Guru ini menceritakan pengalamannya ketika ia berada di rumah siswanya kemudian tanpa disengaja ia melihat siswanya, Fandi (bukan nama asli), sedang membentak pembantunya yang perempuan  ketika pembantunya tersebut hendak menasehatinya. Bahkan, tanpa ada sikap sopan, Fandi juga membanting pintu kamarnya setelah selesai membentak pembantunya tadi. Bukan hanya itu, seorang guru lain yang kebetulan mengajar Fandi di rumahnya pernah memergokinya berbohong melalui telepon kepada ibunya yang mengatakan bahwa ia sedang berada di rumah neneknya, padahal waktu itu Fandi sedang berada di rumahnya dan asyik bermain gitar bersama kawan-kawannya.

Memang, kedua orang tua Fandi termasuk orang yang super sibuk dan terlihat jarang dirumah karena bisnis dan pekerjaannya. Sudah barang tentu, orang tua Fandi pun tergolong orang yang kaya dari sisi harta. Namun pasti, kita akan miris ketika mendengar penuturan guru Fandi yang menceritakan kelakuan dan sifat tidak baik Fandi di rumah.

Adalah hal yang lumrah jika setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, terlebih dalam hal pendidikan. Adalah hal yang wajar juga, bagi orang tua yang berkecukupan harta, ia akan berani membayar berapa pun yang penting anaknya berhasil dalam pendidikannya.

Namun, penting juga untuk disadari oleh para orang tua bahwa harta melimpah tidak menjamin kesuksesan anaknya dalam hal pendidikan. Terlebih, jika orang tua jarang ‘bersentuhan’ langsung dengan anaknya sendiri. Pasalnya, rumah sejatinya adalah tempat berlangsungnya pendidikan yang pertama kali dilakukan. Dan sudah barang tentu, orang tualah yang memegang peranan utama dalam hal pendidikan anaknya. Lingkungan keluarga juga bisa dikatakan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

Dalam kasus Fandi diatas, boleh jadi kelakukan dan sifat kurang baiknya berasal dari lingkungan keluarga yang tidak mendukung dikarenakan orang tuanya yang jarang ‘menyentuh’nya. Ya, mungkin ini bukanlah satu-satunya penyebab, karena bisa jadi ada beberapa factor lain yang menjadikannya berperilaku kurang baik. Tapi paling tidak, ini bisa menjadi gambaran bahwa kurangnya perhatian orang tua akan berdampak negatif bagi pendidikan kepribadain anaknya. Alhasil, orang tua boleh jadi KAYA HARTA, namun anak MISKIN BUDI. Wallahu a’lam. [MI/Smart Students]                                    

                     

Saturday, January 26, 2013

Gaya (Force), Pengertian, dan Manfaatnya dalam Hidup Kita

0 comments

Adik-adik pengunjung web LPP Smart Students yang baik, kali ini kita akan sama-sama membahas tentang gaya atau yang dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai force. Kamu pasti kenal kan, siapa tokoh yang gambarnya dicantumkan di awal artikel ini? Ya, dia adalah David Beckham, seorang pemain sepakbola Inggris yang terkenal dengan tendangan bebasnya yang mampu mengecoh banyak kiper kelas dunia. Sebelum kita lanjut, yuk kita saksikan sama-sama aksi Beckham berikut ini:

Nah, apa yang terjadi dengan bola itu ketika ditendang oleh om Beckham? Bola yang awalnya diam, lalu melesat menuju pojok kanan atas gawang lawan!! Energi yang diberikan lewat kaki itu adalah contoh salah satu gaya, dalam hal ini adalah gaya otot. Selanjutnya, mari kita perhatikan video berikut:

Gaya yang dimiliki mobil saat menabrak menyebabkan tiang penyangga jembatan layang itu rusak berat dan mobil itu sendiri akhirnya berhenti. Dari dua contoh tendangan bebas dan tabrakan mobil di atas, kita bisa simpulkan bahwa:

Gaya adalah TARIKAN atau DORONGAN yang mampu mengakibatkan PERUBAHAN pada KECEPATAN, POSISI, atau BENTUK suatu benda.

Nah, dalam kehidupan kita sehari-hari, kita akan dapat menemui beberapa jenis gaya, di antaranya:

Gaya Otot
Gaya otot adalah gaya yang dihasilkan oleh otot manusia atau hewan, dan merupakan hasil perubahan energi dari apa yang mereka makan dan minum. Besaran gaya otot yang dihasilkan bisa berbeda-beda tergantung kemampuan tiap individu, dan bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang dimiliki benda-benda angkasa (termasuk planet Bumi) terhadap benda-benda lain menuju intinya. Jadi, kalau begitu, gravitasi bumi adalah gravitasi yang menarik benda-benda ke arah pusat bumi. Karena bumi itu bulat, bagi orang yang tinggal di kutub utara, maka yang ia sebut sebagai "bawah" adalah arah selatan, begitu juga sebaliknya. Bagi orang yang tinggal di kutub selatan, maka arah "bawah" itu menuju arah utara. Semakin dekat dengan inti bumi, maka makin kuat pula gravitasinya. Di ketinggian tertentu, manusia bisa mengalami kondisi gravitasi yang amat lemah atau bahkan gravitasi nol seperti gambar di atas. Tanpa gravitasi, semua benda akan melayang-layang, termasuk air. Kondisi fisik para astronot yang terbiasa hidup tanpa gravitasi juga lama-kelamaan akan terganggu dan tulangnya menjadi keropos, menurut penelitian.

Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang ditimbulkan akibat bersentuhannya dua permukaan benda. Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Semakin kasar sebuah permukaan, makin besar gaya geseknya, sementara semakin licin permukaannya maka makin kecil gaya geseknya. Beberapa contoh gaya gesek yang bermanfaat bagi manusia adalah gaya gesek di kampas rem kendaraan, gaya gesek di permukaan ban kendaraan, dan gaya gesek antara paku kecil di sol sepatu bola  dengan lapangan rumput. Sebaliknya, ada pula gaya gesek yang merugikan manusia, seperti gaya gesek antara komponen-komponen kendaraan bermotor yang menyebabkan mesin mudah aus. Untuk menguranginya, manusia menambahkan oli supaya permukaan komponen-komponen itu menjadi licin.

Gaya Magnet

Magnet adalah sejenis batu khusus yang pertama kali ditemukan di kota Magnesia dan mampu menarik benda-benda dengan kandungan logam. Magnet menghasilkan gaya dari dua kutub yang dimilikinya dengan arah seperti yang ditunjukkan gambar di atas. Gambar tersebut disebut garis gaya magnet, dan dibuat dengan cara menaburkan bubuk besi ke sekitar magnet batang. Gaya magnet saling tarik-menarik antara kutub yang berbeda, dan tolak-menolak antara kutub yang sama. Semakin dekat suatu benda dengan kutub magnet, makin kuat pula gaya yang didapatkannya. Magnet sendiri ada yang alami dan yang buatan. Manusia membuat magnet dengan cara menginduksi (menempelkan), mengosok-gosok satu arah, dan juga dengan aliran listrik (elektromagnet). Contoh penggunaan gaya magnet bisa kamu lihat pada pintu dan hiasan kulkas.

Nah, demikianlah penjelasan singkat mengenai gaya, jenis, dan penggunaannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga berguna :) [AP/SmartStudents]

Monday, January 21, 2013

"Kalo orang lain, mungkin nggak bakal mampu..."

0 comments

Sahabat-sahabat Smart Students yang baik hatinya, saya yakin Anda semua pernah menonton sinetron "Kiamat Sudah Dekat". Sinetron adaptasi sinema layar lebar ini merupakan salah satu masterpiece Pak Haji Deddy Mizwar yang hingga kini masih terkenang oleh saya pribadi. Kisah ini secara garis besar bicara tentang Fandy, seorang rocker, dalam perjuangannya menyunting Sarah, gadis cantik nan shalihah puteri Pak Haji Romli yang teguh memegang idealisme keislaman beliau.

Selain ketiga tokoh utama di atas, ada dua tokoh pendukung anak-anak yang cukup menarik perhatian, Kipli dan Saprol. Saprol, seorang anak yatim yang bercita-cita mengikuti jejak Fandy sebagai rocker dan mengajarinya membaca Qur'an serta mendirikan shalat. Sedang Kipli adalah kawan karib Saprol yang ingin jadi anak yatim.

Ada satu dialog antara dua kawan karib ini yang begitu singkat, namun sarat makna dan menyentuh. Saya lupa bagaimana dialog persisnya, tapi kira-kira begini:
"Gue bingung banget, Prol, kenapa Allah ngasih gua hidup kayak begini. Ibu gue ninggalin gue sejak masih bayi, terus Bapak gue begitu banget. Pemabuk, suka mukulin gue, suka main judi."
Dengan bijak, dan kedewasaan yang melampaui usianya, Saprol menjawab kegundahan hati sahabat dekatnya itu:
"Pli, ibu gue pernah nasehatin gue begini, 'Kalo kita dikasih masalah yang banyak sama Allah, itu tandanya Allah ngerasa bahwa kita kuat dan mampu nyelesein itu semua. Kalo orang lain, mungkin nggak bakal mampu..."

Saya rasa Anda semua sudah dapat menangkap jelas pesan Saprol. Allah tidak memberikan masalah pada kita, kecuali dalam batas kemampuan kita. Kalau kita mengeluh sesekali, wajar. Memang itu sudah jadi tabiat dasar. Dan batas kemampuan ternyata adalah hal yang berbeda dengan batas kemauan. Wallahu a'lam bisshawab. [AP/SmartStudents]

Friday, January 18, 2013

IMPIAN DUNIA AKHIRAT

0 comments

Setiap orang mempunyai impian atau cita-cita mengenai apa yang akan ingin digapainya dikemudian kelak. Tentu, ini merupakan hal positif karena impian tersebut bisa menjadi suatu motivasi yang akan memacu semangat seseorang hingga ia akan terus terdorong untuk bergerak meraih impiannya. Adalah hal yang wajar dan sah-sah saja jika terkadang impian yang ingin digapai seseorang itu adalah hal-hal yang sangat menakjubkan dan luar biasa yang mungkin akan terasa sulit untuk digapai bagi sebagian orang. Namun tentu saja semua hal bisa dilakukan di dunia ini dengan usaha yang keras dan juga dengan izin-Nya tentunya.

Impian atau cita-cita ibarat sebuah negeri yang indah nan jelita di seberang lautan. Artinya, seseorang harus menempuh jarak dan waktu untuk mencapai negeri itu. Bisa jadi waktu yang dibutuhkan untuk sampai di negeri tersebut adalah satu tahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun dan seterusnya bergantung jarak yang akan ditempuh dan usaha yang dilakukan untuk mencapainya.  Semakin dekat jarak yang ditempuh atau semakin kecil impian yang ingin digapai, boleh jadi semakin cepat pula ia akan sampai dan menggapai impiannya itu. Sebaliknya, semakin jauh jarak yang akan ditempuh atau semakin tinggi impian yang ingin dicapai, maka boleh jadi akan semakin lama pula ia akan menggapai impiannya. Ada sebuah pepatah menarik berkaitan dengan cita-cita yang masyhur terdengar yaitu ‘gantunglah cita-citamu setinggi langit namun jangan lupa tetaplah kakimu berpijak dibumi.’

Pepatah tersebut mungkin bisa diartikan bahwa impian untuk menggapai kehidupan dunia bolehlah jauh melambung tinggi ke angkasa dan seterbaik mungkin, namun janganlah lupa bahwa manusia akan kembali lagi ke asalnya yaitu bumi (tanah) untuk kemudian menghadap-Nya. Artinya, sebesar apapun impian seseorang di dunia ini haruslah juga diingat bahwa ia harus punya impian atau cita-cita yang lebih besar lagi untuk menuju kehidupan akhirat kelak.

Allah SWT memerintahkan makhluk-Nya untuk memperhatikan keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik  kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash: 77)

Ayat diatas jelas sekali mengandung perintah untuk senantiasa berusaha menggapai kebahagiaan dunia akhirat. Namun tentu, dalam hal ini akhirat haruslah menjadi prioritas utama dikarenakan keutamaannya.
Tidak sedikit orang di dunia ini yang silau dengan gemerlap kehidupan dunia hingga lalai untuk mengingat akhirat. Ia berupaya untuk menanam investasi yang sebesar-besarnya untuk tujuan duniawi semata tanpa peduli dengan bekal investasi akhirat. Dalam hal ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengingatkan bahwa orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (macam penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya, kepayahan yang tiada henti, dan penyesalan yang tiada berakhir. Hal ini dikarenakan orang yang mencintai dunia (secara berlebihan) jika telah mendapatkan sebagian dari (harta benda) duniawi maka nafsunya (tidak pernah puas dan) terus berambisi mengejar yang lebih daripada itu, sebagaimana dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga“. (HR. Bukhari Muslim)

Islam tidak melarang manusia untuk menjadi orang kaya, yang salah adalah apabila ia cinta dunia kemudian lupa akan akhirat. Maka, alangkah indahnya jika impian untuk menggapai dunia juga harus dibarengi dengan impian untuk menggapai kehidupan akhirat yang lebih kekal nan abadi. Dan bukanlah hal yang mustahil jika hal ini dilakukan, maka impian untuk hidup di dunia kaya raya dan di akhirat masuk surga akan tercapai. Wallahu a’lam. [MI/SmartStudents] 

Tuesday, January 15, 2013

Hanya 1,5 Jam Hidup Kita di Dunia

0 comments


Hidup di dunia sangatlah singkat. Waktu berjalan begitu cepatnya. Perhatikan keluarga, sahabat, dan orang- orang terdekat kita. Betapa tuanya mereka sekarang ini, bahkan di antara mereka sudah ada yang meninggalkan dunia. Padahal, kemarin mereka masih terlihat begitu sehat dan gagah.

Allah bertanya, ‘Berapa tahun lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, ‘Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari saja, maka tanyakanlah kepada orang- orang yang menghitung’. Allah berfirman, ‘Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau saja kamu tahu yang sebenarnya’. Apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?’. (Q.S Al-Mu’minun/23: 112-115)

Usia rata-rata manusia selama hidup di dunia adalah 63 tahun (sama seperti usia Rasululloh SAW). Padahal….
1 hari di akhirat = 1000 tahun dunia (QS As Sajdah : 5).
24 jam akhirat   = 1000 tahun dunia
1 jam akhirat    = 42 tahun dunia

Nah, bila seseorang memiliki usia 63 tahun, kira- kira orang tersebut hanya memiliki 1,5 jam saja (bila diukur dengan waktu akhirat). Tidak heran...  Kita selalu diingatkan masalah waktu, seperti yang tercantum dalam Quran Surat Al-‘Ashr: 1-3. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat- menasihati supaya menaati kebenaran dan menetapi kesabaran".

Bayangkan… hanya 1,5 jam di Dunia, jika dibandingkan dengan kehidupan Akhirat yang kekal. Jangankan untuk bisa sampai ke Surga/ Neraka, untuk meniti panjanganya ‘Jembatan Shiratal Mustaqim’ saja membutuhkan waktu 1/2 tahun akhirat (500 tahun di dunia).
Suatu Jembatan akhirat yang sangat tipis, bagaikan sehelai rambut yang dibagi menjadi 7 bagian, tajam, sempit, dan terbentang diantara 2 punggung neraka Jahannam, yang diatasnya terdapat besi- besi panas yang saling berkaitan dan menyambar.

Masih ada rangkaian perjalanan panjang yang akan kita lalui kelak, hidup dunia hanya sebentar…. Amat disayangkan jika kita hanya menjalaninya, tanpa melakukan banyak hal yang berarti. mari berlomba- lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khoiroh) dan saling nasehat- menasehati dengan kebenaran, kesabaran dan kasih sayang. Dan dengan ridho dari Allah, semoga pintu surga terbuka untuk kita….

------------
Saat kita sedang berjaya, ingatlah bahwa kejayaan itu akan segera sirna. Saat  kita sedang menikmati kekayaan berlimpah, ingatlah bahwa besok semuanya akan kita tinggalkan. Semua yang ada di bumi tidak akan abadi. Yang abadi hanyalah wajah Tuhanmu yang memiliki Kebesaran & Kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman: 26-27)