Tuesday, October 30, 2012

Kekayaaan Bukan Tanda Kemuliaan, Kemiskinan Bukan Petunjuk Kehinaan

0 comments


Oleh
Ustadz Abu Minhal, Lc


فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ 

Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. Adapun bila Rabbnya (Allâh) mengujinya, lalu membatasi rezekinya (menjadikannya hidup dalam kekurangan), maka dia berkata: “Rabbku menghinakanku” .Sekali-kali tidak (demikian), …[al-Fajr/89:15-16]

PENJELASAN AYAT: 
Kenikmatan dunia menjadi bidikan utama orang-orang yang tidak beriman kepada Allâh Azza wa Jalla dan hari Kebangkitan (orang-orang kafir). Mereka berjuang siang dan malam demi kesuksesan duniawi semata!. Limpahan kekayaan dalam pandangan mereka merupakan pertanda kemuliaan hidup dan sumber martabat. Dan sebaliknya, kurangnya materi, kemiskinan dan kehidupan ekonomi yang sulit di mata mereka menjadi petunjuk kehinaan, sekali lagi, dalam pandangan orang-orang materialis itu yang lazim disebut dengan mâddiyyûn (jamak dari kata mâddi) dalam bahasa Arab. 

SALAH SATU SIFAT BAWAAN MANUSIA DAN ORANG KAFIR
Atas dasar itu, sebagian Ulama mengatakan bahwa melalui ayat di atas, Allâh Azza wa Jalla mengabarkan salah satu sifat orang kafir dan musyrik saat menerima limpahan harta dan tatkala kekurangan materi dan terhimpit kesulitan ekonomi.[1] Sebagian Ulama lain menyebutkan bahwa itu merupakan sifat bawaan setiap manusia yang bersumber dari sifat jahl (kebodohan, ketidaktahuan tentang hakekat masalah) dan zhulm (kezhaliman).[2]

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ

Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”.

Pada ayat ini, Allâh Azza wa Jalla mengingkari manusia yang memiliki keyakinan jika diberi keluasan rezeki itu pertanda penganugerahan kemuliaan dari Allâh k bagi dirinya. Faktanya, tidak demikian adanya. Akan tetapi, merupakan ujian dan cobaan bagi mereka dari Allâh Azza wa Jalla, [3] dan menguak apakah ia bersabar atau berkeluh-kesah, apakah ia bersyukur atau mengingkari nikmat. [4] Hal ini seperti firman Allâh Azza wa Jalla :

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ 

Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar [al-Mukminûn/23:55-56]

Sebaliknya pada ayat berikutnya: 

وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ 

Adapun bila Rabbnya (Allâh) mengujinya, lalu membatasi rezekinya (menjadikannya hidup dalam kekurangan), maka dia berkata: “Rabbku menghinakanku”

Tatkala Allâh Azza wa Jalla menguji manusia dengan menyempitkan rezekinya, sebagian orang beranggapan hal tersebut merupakan bentuk kehinaan yang harus ia terima. 

Imam al-Qurthubi rahimahullah menegaskan salah satu sifat orang kafir, “Kemuliaan dan kehinaan pada pandangan orang kafir berdasarkan banyak sedikitnya kekayaan yang dimiliki seseorang”.[5]

KEKAYAAN BUKAN PERTANDA KEMULIAAN, KEKURANGAN BUKAN PERTANDA KEHINAAN
Allâh Azza wa Jalla tidak pernah menjadikan kekayaan dan kekurangan yang meliputi kondisi seseorang sebagai bentuk penilaian kemuliaan atau kerendahan derajatnya di sisi Allâh Azza wa Jalla . Namun, itu semua merupakan ujian dan cobaan yang Allâh Azza wa Jalla berikan kepada umat manusia yang tidak lepas dari takdir dan qodho-Nya. 

Perhatikan firman Allâh Azza wa Jalla berikut: 

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Saba/34:36]

Allâh Azza wa Jalla memberikan kekayaan kepada orang yang Dia Azza wa Jalla cintai dan orang yang tidak Dia Azza wa Jalla cintai, menyempitkan rezeki orang yang Dia Azza wa Jalla cintai dan orang yang tidak Dia Azza wa Jalla cintai. Pada ketentuan-ketentuan Allâh ini terdapat hikmah yang luhur lagi sempurna yang tidak diketahui selain-Nya. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menyadarinya. 

Sedangkan firman Allâh Azza wa Jalla : (كَلاَّ) adalah bentuk kata bantahan guna menjelaskan bahwa kenyataannya tidak seperti yang kalian katakan dan tidak seperti pandangan manusia umumnya. Bantahan kepada orang-orang yang mengukur segala sesuatu dengan materi. Dalam kata ini terdapat unsur meluruskan pandangan yang keliru di atas, dan bahwa pemberian dan menahan rezeki tidak terkait dengan pemuliaan bagi seseorang maupun penghinaan baginya. Akan tetapi, itu semua merupakan ujian dari Allâh k kepada hamba-Nya. [6]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan, “Masalahnya tidak seperti yang ia perkirakan. Tidak seperti pandangan yang pertama, juga tidak seperti pandangan yang kedua. (Sebab) Allâh Azza wa Jalla memberikan kekayaan kepada orang yang Allâh Azza wa Jalla cintai dan yang tidak Allâh Azza wa Jalla cintai, menyempitkan rezeki pada orang yang Allâh Azza wa Jalla cintai dan yang tidak Dia Azza wa Jalla cintai. Landasan dalam masalah ini ialah ketaatan kepada Allâh dalam dua kondisi tersebut, jika berlimpah harta, hendaknya bersyukur kepada Allâh k atas nikmat itu, bila mengalami kekurangan, hendaknya bersabar”.[7]

Syaikh ‘Abdur Rahmân as-Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Kekayaan dan kemiskinan, keluasan dan sempitnya rezeki adalah cobaan dari Allâh Azza wa Jalla dan ujian untuk menguji para hamba-Nya, supaya dapat diketahui siapa saja yang bersyukur dan bersabar, kemudian Allâh Azza wa Jalla akan membalasnya dengan pahala yang besar. Barang siapa yang tidak demikian (tidak bersyukur atau bersabar), maka akan dibalas dengan siksa pedih”.[8]

Sementara itu, Syaikh ‘Athiyyah Sâlim rahimahullah juga berkata, “Allâh Azza wa Jalla menjelaskan bahwa Dia Azza wa Jalla memberi dan menahan (pemberian) sebagai ujian bagi seorang hamba”.[9]

Perhatikanlah firman Allâh Azza wa Jalla berikut:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.[al-Anbiyâ/21:35]

Dan juga firman Allâh Azza wa Jalla :

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allâh-lah pahala yang besar [al-Anfâl/8:28]

Sebagaimana menguji manusia dengan musibah (hal-hal yang tidak mengenakkan), Allâh Azza wa Jalla juga menguji manusia dengan kenikmatan. 

PENTINGNYA INTROSPEKSI DIRI
Seorang Mukmin ketika mendapatkan kenikmatan dari Allâh Azza wa Jalla berupa kekayaan, ia akan mensyukuri Rabbnya, dan ia memandang itu murni merupakan kemurahan dan curahan kebaikan Allâh terhadap dirinya, bukan merupakan bentuk kemuliaan yang Allâh berikan kepada orang yang berhak. Dan sebaliknya, jika mengalami cobaan kesulitan ekonomi, rejeki seret, seorang Mukmin akan bersabar dan mengharapkan pahala dari Allâh Azza wa Jalla seraya berintrospeksi diri, kejadian ini tiada lain karena dosa-dosaku. Allâh Azza wa Jalla tidak sedang menghinaku dan tidak sedang menganiaya diriku. 

Dalam dua ayat ini termuat satu petunjuk pentingnya seseorang menyadari saat menerima limpahan rezeki atau terhimpit ekonominya. Misalnya, mengatakan, “Mengapa Allâh Azza wa Jalla memberiku rezeki melimpah? Apa yang dikehendaki dariku? Pastilah aku harus bersyukur kepada-Nya. Mengapa Allâh Azza wa Jalla mengujiku dengan kekurangan harta dan penyakit? Pastilah Allâh Azza wa Jalla menghendaki agar aku bersabar. 

Jadi, hendaklah selalu melakukan introspeksi diri dalam dua kondisi tersebut. Sikap demikian akan menjauhkan manusia dari dua sifat buruknya, kebodohan dan aniaya. Sebab limpahan kekayaan dan sempitnya rezeki terjadi berdasarkan hikmah dan keadilan Allâh Azza wa Jalla [10]. Manusia pun harus tetap memuji Allâh Azza wa Jalla dalam kedua kondisi tersebut. [11] 

PELAJARAN DARI AYAT: 
- Pandangan materialisme berasal dari kaum kafir
- Pandangan materialisme bersumber dari hubbun dun-ya (cinta dunia)
- Pandangan materialisme bukan pandangan baru, sebab pandangan ini sudah bercokol pada hati kaum musyrikin Quraisy sejak 14 abad lalu.
- Allâh Azza wa Jalla membenci kekufuran dan kufur nikmat
- Allâh Azza wa Jalla mencintai perbuatan syukur
- Pentingnya introspeksi diri dalam semua keadaan. 
- Pentingnya mendalami Islam karena akan mengenalkan kebenaran dan hakekat seluruh perkara. Wallâhu a’lam.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XV/Syaban 1432/2011M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183]

SUMBER
_______
Footnote
[1]. Jâmi’ul Bayân an Ay al-Qur`ân, Imam ath-Thabari 15/227, Al-Jâmi li Ahkâmil Qur`ân, Imam al-Qurthubi 20/47, Tatimmatu Adhwâul Bayân , Syaikh ‘Athiyyah Sâlim 9/217, Aisarut Tafâsir , Syaikh Abu Bakr al-Jazâiri, 2/1471
[2]. Taisîrul Karîmir Rahmân, Syaikh as-Sa’di, hlm. 1009, Tafsîr Juz ‘Amma , Syaikh al-‘Utsaimîn hlm. 200
[3]. Tafsîr al-Qur`ânil ‘Azhîm , Imam Ibnu Katsîr 8/398
[4]. Fathul Qadîr, asy-Syaukâni, 5/621
[5]. Al-Jâmi li Ahkâmil Qur`ân 20/47
[6]. Taisîrul Karîmir Rahmân hlm. 1009, Tatimmatu Adhwâul Bayân 9/217, Aisarut Tafâsir 2/1471
[7]. Tafsîr al-Qur`anil ‘Azhîm 8/398
[8]. Taisîrul Karîmir Rahmân hlm. 1009
[9]. Tatimmatu Adhwâul Bayân 9/217
[10]. Tafsîr Juz ‘Amma hlm. 201
[11]. Jâmi’ul Bayân an Ay al-Qur`ân 15/229

Sunday, October 28, 2012

Little by Little...

0 comments

...turning sadness into kindness
your uniqueness into strength
if it's you, you can surely do it, believe
once again, once again
once again, once again...
("Little by Little" | English Translation)

Lagu di atas adalah OST dari sebuah anime yang sangat terkenal, Naruto. Anime ini bercerita tentang Uzumaki Naruto, seorang remaja asal desa ninja Konoha, yang memiliki satu mimpi besar: MENJADI HOKAGE (Pimpinan Ninja Konoha). Naruto adalah seorang anak yatim piatu yang hidup sebatang kara. Sejauh yang ia tahu, ayahnya meninggal saat menaklukkan siluman rubah ekor sembilan yang meneror desanya. Naruto awalnya dijauhi oleh para warga desa, karena siluman rubah ekor sembilan itu ternyata disegel dalam tubuhnya. Selain itu, Naruto terlihat seperti tak punya keahlian sama sekali, ia terus menerus gagal dalam ujian, sungguhpun ia telah berusaha keras. Ia meluangkan waktu setelah kelas selesai untuk berlatih lebih keras dari orang lain. Terus, terus, dan terus...

Kita semua, (saya dan Anda) tentu punya sebuah atau bahkan ratusan mimpi-mimpi besar. Seringkali mimpi besar itu terlihat jauuuh sekali. Seolah, sekeras apapun kita berusaha, sepertinya mustahil untuk merubah keadaan. Sepertinya malah lebih mudah untuk menyerah, dan kemudian berbalik arah.

Mari belajar dari Naruto. Remaja ceria nan pemberani ini tetap setia pada impiannya. Sedikit demi sedikit ia bertambah kuat. Adakalanya orang menertawakan, merendahkan, dan menghinanya. Tapi ia terus maju. Seperti kata band Nidji, "...Aku menjadi diri sendiri, tak peduli apa kata dunia..."

Little by little. Sedikit demi sedikit mari kita perbaiki diri. Sebesar apapun mimpi kita, mulai dari perbaiki yang kecil-kecil dulu. Sebab kita pun harus makan sesuap demi sesuap. Jika tidak, tersedaklah kita. Sebab kita pun harus berjalan selangkah demi selangkah. Jika langsung berlari kita akan terlalu cepat lelah, dan malah mungkin kehilangan semangat melanjutkan perjalanan.

Jadi, perbaikan kecil apa yang sudah kita buat hari ini? [SmartStudents/AP]

===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Wednesday, October 24, 2012

Garbage In, Garbage Out

0 comments


Sahabat yang berkecimpung atau memiliki ketertarikan di bidang pemrograman komputer, pasti sudah pernah mendengar istilah GIGO atau Garbage In, Garbage Out. Istilah ini merujuk pada perilaku komputer yang akan memberikan output sesuai input yang diberikan pengguna. Jika inputnya benar, maka outputnya pun benar. Sebaliknya, jika input yang diberikan ngaco, hasil yang diberikan komputer pun akan ngaco.

Dalam hidup, kita pun sebetulnya punya pilihan. Tentang masukan-masukan apa yang kita berikan pada diri kita, baik secara fisik maupun mental-spiritual. Asupan fisik mencakup makanan dan minuman apa saja yang kita konsumsi. Sudah halal dan baikkah? Halal dari zatnya dan cara mendapatkannya? Kandungan gizinya apakah sudah seimbang dan cukup? Input terhadap keadaan fisik juga termasuk olahraga secara teratur dan seimbang. Jika input terhadap keadaan fisik ini baik, insya Allah kesehatan kita akan selalu prima. Khusus mengenai daging yang tumbuh dari rezeki haram, Allah dan RasulNya memperingatkan bahwa tempat yang paling pantas baginya adalah neraka. Selain itu, halal haramnya makanan juga akan berpengaruh pada perilaku kita. Seperti kata pepatah. You are what you eat. Makanan dan minuman haram akan memicu orang yang mengonsumsinya untuk melakukan perbuatan haram pula. Jadi, jangan heran jika ada anak koruptor yang ketika dewasa mengikuti jejak ayahnya.

Kita juga patut mengevaluasi lagi, sudahkah input bagi keadaan mental-spiritual kita adalah hal-hal yang baik? Apa yang kita lihat, dengar, dan baca? Siapakah yang sering kita simak perkataannya? Seringkah kita mengkaji Qur’an dan Sunnah? Siapakah yang kita follow di Twitter dan jadikan teman di Facebook? Apa yang biasanya kita tonton dan dengarkan? Terlepas dari silang pendapat mengenai halal haramnya musik di kalangan ulama, salah satu hal yang membedakan generasi kita dengan generasi para pendahulu kita macam Soekarno, Hatta, dan Sjahrir, adalah mereka tidak mendengarkan musik-musik penggalauan nan alay seperti yang banyak dilakukan pemuda Indonesia masa kini. Pak Harto ketika masa pemerintahannya pun sempat menunjukkan ketidaksenangannya terhadap lagu-lagu era 1980-an yang cenderung terkesan cengeng dan bercerita tentang patah hati yang berlarut-larut dan berlarat-larat. Beliau khawatir hal tersebut akan membentuk mental pemuda Indonesia yang lemah.

Jadi, input apa yang akan kita ambil hari ini? [SmartStudents/AP]


===================================================================
Butuh les privat untuk SD, SMP, dan SMA Nasional dan Internasional di Jakarta dan sekitarnya ? Hubungi kami, LPP Smart Students di 08-777-1313-984 (SMS Center) atau 021 8340-1934 (Call Center)

Maksiat Itu Mengajak Saudara-saudaranya (Tentang Mendekati Zina)

0 comments

Sahabat, kita (ya, saya dan Anda) mungkin seringkali tidak sadar bahwa kemaksiatan yang kita lakukan hari seringkali ternyata adalah akibat dari kemaksiatan-kemaksiatan (yang kita anggap) kecil terdahulu. Syaddad bin Aus r.a. menyatakan bahwa maksiat akan mengajak datang saudara-saudaranya (maksiat lain), sebagaimana ketaatan juga akan mengajak datang saudara-saudaranya (ketaatan-ketaatan lain).

Contoh paling gampang kita sebut mungkin adalah zina. Allah melarang tidak hanya zina, namun juga langkah-langkah pendekatannya. Kalaulah kita tanya para pezina, rasanya mustahil bahwa mereka tanpa diawali apa-apa lantas langsung berzina. Sebagaimana sabda baginda Rasulullah saw.:

كُتِبَ على بن آدَمَ نَصِيبُهُ من الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذلك لا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذلك الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ ( متفق عليه )

"Telah ditentukan atas setiap anak Adam bagiannya dari perbuatan zina, ia pasti melakukannya. Zina kedua mata adalah dengan memandang, zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan, zina lisan adalah dengan berbicara, zina kedua tangan adalah dengan menggenggam, dan zina kedua kaki adalah dengan melangkah, sedangkan hati berkeinginan dan berandai-andai, dan kemaluan mempraktekkan keinginan untuk berzina itu atau menolaknya". [Muttafaqun 'alaih]


Inilah zaman kita, zaman di mana zina sudah dianjurkan dengan begitu terbuka di depan mata. Mungkin tidak eksplisit dengan kalimat "Zina yuk, enak lho..." Tapi pendahuluan-pendahuluannya? TV dan media, terus menerus mengkampanyekan bahwa boleh lho pergi berduaan, pegang-pegangan, peluk-pelukan, cium-ciuman, kangen-kangenan, yang penting cinta. Yang penting gue cinta sama loe. Masa bodo yang lain. Ditentang keluarga? Amor vincit omnia. Cinta menaklukkan segalanya. Begitulah tersebab matinya Romeo dan Juliet dari Verona. Masih ingat gilanya Majnun karena Laila?

Mohonlah perlindungan supaya Allah melindungi kita, sebagaimana Ia melindungi hambaNya yang shalih, Yusuf bin Ya'qub 'alaihimasalam. Karena sesungguhnya fitnah akhir zaman amat dahsyat. Wallahu a'lam. [SmartStudents/AP#NtMs].

Monday, October 22, 2012

Muslim Perancis Tuntut Kelompok Anti Islam yang Duduki Masjid Dibubarkan

0 comments


Dewan Muslim Perancis (CFCM) mendesak pada hari Senin kemarin (22/10) pemerintah untuk melarang sebuah kelompok sayap kanan yang “menduduki” sebuah masjid pada hari Sabtu lalu dan mengeluarkan “pernyataan perang” melawan apa yang mereka sebut Islamisasi Perancis.
Presiden CFCM Mohammed Moussaoui mengatakan Dewan juga ingin adanya perlindungan yang lebih baik bagi masjid dan pemakaman muslim dari serangan rasis, yang katanya melonjak tajam pada tahun 2011 dan terus meningkat pada tahun ini.

Beberapa pengunjuk rasa dari 73 gerakan yang disebut Kelompok Identitas menyita sebuah masjid di kota barat Poitiers pada hari Sabtu lalu dan membentangkan spanduk mengacu pada sejarah Charles Martel yang mengalahkan tentara Muslim di tahun 732. Mereka juga menduduki masjid selama lebih dari enam jam sebelum polisi mengeluarkan mereka.

Dalam video yang diposting di situsnya, gerakan mengeluarkan apa yang disebut “deklarasi perang” terhadap multikulturalisme. Mereka juga menyerukan referendum untuk memblokir imigrasi lebih lanjut dari luar Eropa dan pembangunan masjid di Perancis.

“Kami menuntut pembubaran kelompok ini,” kata Moussaoui.

Moussaoui mengatakan aksi protes, pertama kalinya sebuah masjid di Perancis diduduki seperti itu, mewakili eskalasi baru dalam kekerasan terhadap Muslim.

Tindak kekerasan dan ancaman terhadap Muslim meningkat sebesar 34 persen pada 2011 dibanding 2010, dan naik lagi sebesar 14 persen pada semester pertama tahun ini, katanya kepada wartawan.(fq/reu)

SUMBER

Menata Pikiran Remaja

0 comments


Ada tiga hal yang sedang berkembang. Pertama, mereka memiliki pertanyaan-pertanya­an mendasar tentang agama, terutama apabila mereka dibesarkan dengan perintah-perintah tanpa membangun cara berpikir mereka tentang tuhan. Mereka hanya dike­nalkan dengan aturan-aturan tanpa memperoleh pendidikan akidah yang memadai. Kedua, mereka sedang ingin menunjukkan otoritas dan kemampuannya; bahwa mereka mampu bertanggung-jawab penuh atas diri mereka sendiri. Mereka ingin menjadi pribadi mandiri. Ketiga, mereka mulai memiliki ketertarikan ter­hadap lawan jenisnya dan ingin memiliki ikatan emosi yang bersifat khusus.

Apakah remaja merupakan masa keguncangan (storm & stress) dimana mereka mengalami krisis identitas? Tidak selalu demikian. Mari kita buka buku karya John W. Santrock yang berjudul Adolescence (2001). Kita melihat di sana bahwa ada remaja yang mengalami krisis identitas –dan banyak jumlahnya—sehingga tidak sedikit yang berperilaku aneh, tetapi ada pula yang tidak mengalami krisis identitas. Mereka memasuki masa remaja dengan identitas yang sangat kokoh. Inilah yang disebut sebagai identity foreclo­sure.

Tentu bukan kebetulan kalau mereka tidak mengalami krisis identitas. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan mereka mampu memasuki masa remaja dengan identitas diri yang jelas dan kepribadian yang mantap? Jawabnya bisa kita runut pada masa sebelum mereka memasuki usia remaja. Anak-anak yang tidak mengalami krisis identitas itu adalah mereka yang sebelum memasuki masa remaja telah me­miliki orientasi hidup yang benar, tujuan hidup yang jelas dan nilai-nilai yang kuat.

Dari tiga hal tersebut, mana yang paling berpengaruh terhadap kehidupan remaja? Sangat ter­gantung bagaimana mereka dibesarkan, baik oleh orangtua di rumah maupun guru di sekolah, apa yang paling sering mereka perhatikan, terpaan media yang paling sering mereka terima serta nilai-nilai utama yang sering mereka terima dari buku-buku, guru-guru, orangtua dan lingkungan. Jika sekolah secara teren­cana memiliki penghargaan yang sangat tinggi terhadap usaha yang gigih, maka remaja akan cenderung lebih mengembangkan kompetensi, kreativitas serta kapasitas mereka untuk mandiri. Sebaliknya jika ling­kungan sekolah justru merupakan tempat pertaruhan gengsi dimana anak merasa tersisih jika tidak punya HP, maka krisis identitas mudah terjadi dan ketertarikan terhadap lawan jenis beserta turunannya berkem­bang lebih pesat daripada aspek-aspek lainnya.

Itu sebabnya, sekolah perlu mempertimbangkan kembali izin membawa HP ke sekolah bagi para siswa, sekalipun untuk jenjang SLTA.

Pada dasarnya, tiga hal tersebut perlu mendapat perhatian dari para pendidik. Jika aspek pertama berkembang dengan baik sehingga pertanyaan-pertanyaan mendasarnya tentang agama memperoleh jawaban yang memuaskan, mereka akan tumbuh menjadi manusia idealis. Jika sekolah mampu memba­ngun budaya belajar yang kuat, mereka akan tumbuh sebagai manusia yang kaya gagasan, penuh inovasi dan memiliki keberanian tinggi untuk berusaha dan siap menghadapi kegagalan. Ini merupakan bekal ber­harga untuk menjadi manusia tangguh dan sukses. Adapun dorongan terhadap lawan jenis, jika memperoleh pembinaan yang tepat, akan berkembang menjadi kesiapan berumah-tangga, orientasi untuk berkeluarga, penghormatan terhadap orangtua dan rasa tanggung-jawab terhadap yang usianya lebih mudah. Dorong­an untuk menyukai lawan jenis bisa berkembang “ke kiri” sehingga remaja menyibukkan diri dengan urusan syahwat, bisa berkembang “ke kanan” sehingga remaja mengembangkan cinta yang tulus, minat terhadap masalah rumah-tangga, kasih-sayang kepada sesame dan rasa tanggung-jawab terhadap keluarga. Yang disebut terakhir ini sekaligus berperan penting menguatkan aspek kedua, yakni dorongan untuk mandiri.

Lalu, kapan kita mulai bisa menumbuhkan rasa tanggung-jawab terhadap yang usianya lebih mu­dah? Saya tidak bisa menjawab secara pasti. Saya masih perlu belajar lebih jauh. Yang bisa saya sampai­kan adalah, kita sudah bisa memberi tanggung-jawab “secara penuh” kepada anak-anak kelas 1 SD agar membimbing adik-adiknya. Ini diwujudkan dalam bentuk program pendampingan terhadap adik kelas, sehingga begitu mereka naik kelas 2, tiap anak memiliki tanggung-jawab mendampingi dan membimbing satu adik kelasnya.


Menata Orientasi Terhadap Lawan Jenis

Dorongan untuk menyukai lawan jenis itu merupakan keniscayaan. Bentuknya bisa berupa hasrat untuk berpacaran, menyukai pembicaraan yang berhubungan dengan kemolekan maupun seks, bisa juga menumbuhkan kecenderungan untuk bersibuk-sibuk dengan hal-hal yang berkait dengan daya tarik diri. Penyimpangan dari dorongan ini bisa berwujud kecenderungan homoseksualitas, biseksualitas, penampilan tomboy, voyeurism, banci –baik dalam cara berbicara maupun berpakaian—serta berbagai bentuk penyimpangan seks lainnya. Adapun jika dorongan memperoleh pembinaan dan arah yang baik akan berkembang menjadi penghormatan terhadap lawan jenis, penjagaan diri dari kemaksiatan dan ke­inginan yang kuat untuk memiliki rumah-tangga yang ideal. Dalam hal ini, contoh nyata yang menginspi­rasi sangat besar perannnya.

Dari sini kita bisa memahami mengapa di Singapura usia 16 tahun diperbolehkan untuk menikah dengan syarat sudah mengantongi ijazah parenting, yakni ijazah yang diperoleh setelah seseorang me­nempuh short course (kursus singkat) tentang pengasuhan anak dan komunikasi keluarga. Ini bukan soal gizi, bukan pula soal teknologi informasi, tetapi soal orientasi terhadap lawan jenis. Dan inilah yang justru kita abaikan. Kita lebih sibuk mereaksi fenomena yang sedang muncul daripada mengkaji apa yang seha­rusnya kita lakukan terhadap remaja yang memberi manfaat jangka panjang. Reaksi terhadap fenomena kerapkali hanya mengatasi masalah secara parsial dan bersifat jangka pendek.

Ini bukan berarti kita tidak boleh belajar bagaimana berbicara tentang seks kepada remaja –ter­masuk anak-anak. Tetapi jika kecenderungan untuk menyimpang sudah merupakan gejala umum, maka yang harus kita lakukan adalah menata ulang sekolah kita dan lebih awal dari itu adalah pengasuhan anak di rumah. Akan lebih baik lagi jika kita mampu melakukan perubahan pada tingkat kebijakan media massa; sumber kerusakan sosial yang paling dahsyat dan memperoleh perlindungan maksimal di negeri ini de­ngan berlindung di balik baju kebesaran bernama hak asasi dan kebebasan pers.

Lalu bagaimana jika remaja kita sudah terlanjur salah arah sehingga mereka justru sibuk berpi­kir tentang seks dan bukannya mengembangkan prestasi? Ada yang harus kita kerjakan. Ada dua pilihan: kita mengikuti arus mereka atau memutar arah berpikir mereka. Pilihan pertama lebih ringan menjalaninya, tapi siapkah kita mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak apabila mereka menjadi musuh di hadapan Allah Ta’ala? Bahkan, jangan-jangan sebelum mati pun, mereka telah amat menyusahkan kita.

Saya ingin sekali berbincang lebih jauh tentang ini. Tetapi maafkanlah saya, kali ini belum memungkinkan bagi saya untuk berbincang lebih jauh.

Penulis: Ust. Mohammad Fauzil Adhim
SUMBER

Menerapkan Metode Belajar Quantum Learning Pada Anak

0 comments

Ada banyak teknik atau metode belajar yang dapat dterapkan sesuai dengan mata pelajarannya. Dalam kegiatan belajar keterampilan berbahasa pun banyak teknik yang dapat digunakan. Teknik-teknik dalam metode belajar akan efektif jika penggunaannya tepat atau sesuai dengan kondisi siswa dan suasana kelas.

Hal yang harus diperhatikan adalah tidak semua metode belajar yang sama bisa diterpakan pada banyak anak. Jika anak Anda justru dirasa lebih pintar ketika belajar sembari menonton televisi, maka tidak perlu khawatir. Bisa jadi anak Anda memang tipe pendengar. Dia akan lebih berkonsentrasi justru ketika keadaan di sekitarnya ramai.

Dari sekian banyak metode belajar, sedikitnya ada tiga metode belajar yang saat ini mempengaruhi pola pendidikan kita, yakni Quantum Learning, Accelerated Learning, dan Contextual Teaching and Learning. Metode ini bukan saja berpengaruh pada penerapannya di dalam kelas, melainkan juga berpengaruh pada kebijakan kurikulum dan aturan pendidikan lainnya. Ketiga metode tersebut pada prinsipnya saling mendukung dan saling mempengaruhi.

Salah satu metode belajar yang banyak diterapkan sekarang adalah Quantum Learning. Istilah Quantum, meminjam istilah dalam fisika, menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki manusia itu ibarat kuantum yang dapat diubah menjadi energi yang dahsyat. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan luar biasa untuk melampaui kemampuan yang ia perkirakan.

Menggunakan metode belajar Quantum Learning berarti mengubah strategi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pengajar Indonesia. Keterampilan guru harus ditingkatkan. Interaksi antara tenaga pengajar dan siswa harus bersinergi sehingga dapat mengubah kemampuan serta bakat yang dimiliki oleh keduanya, baik guru maupun siswa.

Tujuan utama dari metode belajar ini adalah benar-benar untuk mengubah sistem belajar mengajar yang telah mengakar di Indonesia. Sebuah metode belajar yang berpola sama setiap tahunnya. Guru menerangkan dan siswa mendengarkan. Diluar konteks siswa tersebut dapat memahami pelajaran dengan baik atau tidak.

Hal yang harus disadari ketika akan menerapkan metode belajar Quantum Learning adalah lingkungan tempat belajar mengajar itu diadakan. Pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar berdampak pada berhasil atau tidaknya metode belajar Quantum Learning ini diterapkan. Ketika menerapkan metode belajar seperti ini, interaksi antara siswa dengan masyarakat juga menjadi hal yang penting. Suasana belajar yang menyenangkan akan tercipta dari keakraban dengan masyarakat sekitar.

Metode belajar Quantum Learning ini dikembangkan agar suasana belajar mengajar yang monoton, membosankan dan memungkinkan anak untuk tertidur di dalam kelas ketika jam pelajaran berlangsung dapat diminimalisir. Keadaan belajar mengajar yang menyenangkan secara langsung akan berpengaruh pada minat anak untuk memahami atau memelajari sesuatu.

Quantum Learning ini berbasis pada cara pandang bahwa  manusia memiliki potensi yang belum tergali. Untuk menggali potensi ini, lingkungan harus mendukung agar proses belajar berlangsung mudah, menarik, dan menyenangkan. Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengaplikasikan metode belajar Quantum Learning, yakni sebagai berikut.

Metode Belajar dalam Quantum Learning

1. Metode Belajar - Membangkitkan motivasi dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?)

Ketika memahami metode belajar ini, seorang Bobbi DePorter mengatakan, “Sebelum Anda melakukan hampir segalanya dalam hidup Anda, baik secara sadar maupun tidak, Anda akan bertanya pada diri Anda tentang pertanyaan penting ini, ‘Apa manfaatnya bagiku?’.

Mulai dari pekerjaan sehari-hari yang paling sederhana hingga monumental yang mengubah hidup, segala sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi atau Anda tidak mempunyai motivasi untuk melakukannya. Begitupun dengan metode belajar yang nantinya akan Anda pilih untuk anak Anda.

Berdasarkan hal tersebut, para guru selayaknya memberikan pemahaman mengenai manfaat apa yang akan diperoleh saat mempelajari materi yang diajarkan. Guru dapat mengaitkan secara langsung manfaat tersebut dengan kehidupan nyata. Dengan begitu, para siswa akan bersemangat mempelajarinya karena sangat jelas manfaatnya. Metode belajar seperti itu nyatanya cukup berhasil.

Selain itu, para siswa pun harus terbiasa menanyakan pertanyaan AMBAK (apa manfaatnya bagiku?) kepada diri sendiri setiap kali memperoleh pengetahuan baru. Metode belajar seperti ini akan mendorong siswa untuk aktif mencari jawabannya, baik dengan bertanya langsung kepada guru maupun bediskusi dengan teman. Motivasi belajar itu sangat penting, sebab berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan. Ketika motivasi dan minat itu tumbuh, siswa akan belajar secara aktif.

2. Metode Belajar - Menata Lingkungan Belajar yang Kondusif

Metode belajar selanjutnya adalah menata lingkungan belajar. Lingkungan belajar sangatlah penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Lingkungan yang kondusif ini akan memberikan sugesti positif bagi siswa. Kenyamanan lingkungan belajar ala Quantum Learning adalah belajar dengan iringan musik. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikian selalu siap dan mampu berkonsentrasi.

Menurut Dr. Georgi Lazanov, musik yang paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel, dan Vivaldi. Para komposer ini menggunakan ketukan yang sangat khas dan pola-pola yang secara otomatis menyingkronkan tubuh dan pikiran. Menerapkan metode belajar dengan musik juga berakibat baik bagi siswa.

3. Metode Belajar - Menemukan Gaya Belajar Siswa

Metode belajar dengan memerhatikan gaya belajar siswa juga dirasa cukup berhasil. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan potensi. Gaya belajar ini berkaitan dengan bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah, dan cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Bobbi DePorter, bahwa kecendrungan seseorang untuk belajar meliputi tiga gaya, yakni gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, gaya belajar kinestetik.

Metode belajar yang pertama dilihat dari bahasan gaya belajar anak adalah gaya belajar visual. Gaya belajar visual adalah seseorang yang lebih paham atau mendapat penjelasan tentang sesuatu hal jika membaca atau melihat ilustrasi atau gambar. Hal ini menunjukkan kecendrungan modalitas yang ada pada seseorang adalah mudah untuk mengetahui modalitas orang lain dengan memperhatikannya secara visual (indra penglihatan).

Ciri-ciri orang visual adalah rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat daripada yang di dengar, biasanya tidak terganggu oleh keributan, dan lebih suka membaca daripada dibacakan.

Metode belajar yang kedua adalah  gaya belajar auditorial. Gaya belajar auditorial lebih memfokuskan pada kemampuan pendengarannya. Orang-orang auditorial lebih suka medengarkan materi dari pada membaca.

Adapun ciri-ciri orang auditorial adalah mudah terganggu oleh keributan, merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam berbicara, lebih suka musik daripada seni visual, suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.

Selain itu, mereka biasanya mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, suka membaca dengan keras dan mendengarkan.

Metode belajar ketiga yang berkenaan dengan gaya belajar dan biasanya diterapkan pada Quantum Learning adalah  gaya belajar kinestetik. Orang-orang kinestetik lebih mudah menyerap makna dengan praktik langsung karena dengan melihat dan mendengar mereka kurang mampu. Pelajar kinestetik lebih baik dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok.

Metode Belajar Bahasa Inggris dengan Games

Bahasa Inggris masih menjadi salah satu mata pelajaran yang menakutkan bagi anak-anak Indonesia mungkin karena alasan mereka tak bisa menikmatinya. Untuk itu, diperlukan metode belajar yang tepat dan mengasyikkan. Selain juga karena guru-gurunya yang menggunakan cara mengajar kurang inovatif, misalnya hanya menerangkan sebuah materi, lalu dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan, dan sebagainya.

Metode belajar yang seperti ini memang sesekali boleh diterapkan, tetapi mengingat semakin majunya perkembangan zaman, di mana hal-hal yang ada di sekitar anak didik sudah banyak sekali yang sangat menarik maka membuat suasana belajar bahasa Inggris menjadi lebih menyenangkan bagi para siswa dan ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa dielakkan.

Metode Belajar Konvensional Masih Diterapkan

Metode belajar bahasa Inggris cara kuno dengan hanya mengandalkan ceramah, saat ini juga dirasa kurang efektif mengingat bahasa adalah sesuatu yang harus dipraktikkan untuk bisa menguasainya, bukan hanya didengarkan. Jika kebanyakan pelajar di Indonesia hanya disuguhi pelajaran bahasa Inggris dengan cara konvensional berupa ceramah, dari mana mereka akan punya kesempatan untuk bisa mempraktekkan apa yang seharusnya sudah mereka kuasai?

Banyak sekali metode belajar kreatif yang telah dikembangkan dewasa ini. Hal ini tidak terlepas dari kepedulian banyak pendidik yang mengkhawatirkan keefektifan dari metode belajar yang sudah bertahun-tahun mendarah daging di dalam masyarakat Indonesia.

Mungkin memang sudah saatnya bahasa Inggris tidak lagi menjadi salah satu momok menakutkan bagi siswa, tetapi seharusnya sudah menjadi pelajaran favorit karena seandainya semua tahu. Pelajaran ini bisa dikembangkan dengan sangat kreatif dan menyenangkan salah satunya dengan menggunakan games.

Metode belajar menggunakan games memang bukan hal yang baru di dunia pendidikan. Namun, masih banyak pendidik di Indonesia yang rata-rata tidak berinisiatif menggunakan cara ini. Alasan mereka beragam, apalagi jika menilik para pendidik yang ada di daerah karena biasanya peserta didik juga tidak pernah mengeluhkan metode belajar cara kuno mereka.

Selain itu, adanya kecenderungan para peserta didik di daerah masih menganggap guru adalah manusia sempurna yang tidak pernah salah maka dengan nyamannya para pendidik di daerah-daerah pedesaan setia dengan cara lama mereka.

Beragam alasan seperti sulitnya menciptakan bahan-bahan sebagai media pembelajaran, tingkah intelegensi para siswa yang tidak bisa menangkap pembelajaran bahasa Inggris yang lebih komunikatif, menjadi kendala untuk mewujudkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

Padahal untuk meksanakan metode belajar bahasa Inggris dengan games, seorang guru tidak perlu menggunakan alat-alat yang canggih. Terkadang cukup hanya dengan bekal kertas dan pensil saja sudah bisa dijalankan. Namun mungkin faktor malas atau ketidak kreatifan yang kemudian lebih ditonjolkan.

Sementara alasan bahwa anak didik di daerah pinggiran biasanya memiliki intelegensi yang lebih rendah dibanding anak kota juga bukan suatu alasan. Bukankah manusia semua diciptakan sama? kemampuan anak untuk mempelajari sesuatu pun juga sama sempurnanya.

Jika peserta didik sejak awal sudah diperkenalkan dengan metode komunikatif, maka kemampuan mereka pun akan berkembang dengan sendirinya. Ketika nampak dari luar peserta didik di daerah pedesaan lebih rendah tingkat intelegensisnya. Hal ini mungkin karena metode belajar uyang diperkenalkan pada mereka sejak awal tidak mendukung.

Metode Belajar - Beragam Games untuk Pelajaran Bahasa Inggris

Nah, untuk membantu para pendidik menciptakan metode belajar yang menyenangkan bagi para siswanya, terutama dalam pelajaran bahasa Inggris. Ada beberapa contoh games yang bisa disisipkan dalam pelajaran agar siswa tidak merasa bosan terus-terusan belajar dengan metode lama, antara lain sebagai berikut.

1. What’s Missing Game

Seperti namanya, game ini tentu saja mencari apa yang hilang. Game ini bisa dipraktikkan secara individu jika jumlah siswa sedikit, juga bisa secara kelompok jika jumlah siswanya banyak. Kegiatannya adalah dengan cara menempelkan beberapa gambar di papan, jangan terlalu banyak agar siswa dapat menghafalnya, tetapi jangan terlalu sedikit, misalnya 10 sampai 15 gambar saja sudah cukup.

Sebaiknya, guru memerintahkan siswa untuk mengamati gambar dengan seksama, kemudian instruksikan pada mereka untuk menutup mata. Pada saat mereka menutup mata, ambillah beberapa gambar yang ada di papan dan ketika membuka mata, tanyalah pada mereka apa yang hilang, “What’s missing?”.

Jika sudah ada yang menjawabnya maka langkah selanjutnya, tanyakan pada siswa lain dengan kalimat, “Is she or he right?”. Begitu seterusnya sampai semua kosa kata yang berhubungan dengan gambar bisa dihafal oleh para siswa. Metode belajar  ini sangat efektif dalam pembelajaran vocabulary.

2. Hide and Seek

Namanya juga hide and seek, pastinya aktivitasnya juga berhubungan dengan kegiatan petak umpet. Permainannya adalah suruh salah seorang siswa untuk meninggalkan ruangan kelas. Saat dia diluar, mintalah semua siswa yang berada di dalam kelas untuk menyembunyikan sebuah barang yang sebelumnya sudah diberitahukan pada semua siswa.

Sebaiknya, perintahkan siswa yang keluar tadi untuk kembali dan mintalah dia menanyakan kepada teman-temannya dimana letak benda yang disembunyikan tadi, misalnya “Is it on the floor?”, Is it in the cupboard?”, dan  sebagainya. Metode ini akan sangat efektif jika anda sedang berada dalam materi “preposition” atau “noun”.

3. Whispering

Metode belajar dengan game yang satu ini sangat menyenangkan. Langkahnya adalah, bagi siswa dalam kelompok-kelompok, kemudian tunjuk satu orang dalam setiap kelompok untuk diberi daftar kata-kata yang nantinya harus mereka bisikkan kepada teman-teman dalam kelompoknya secara berurutan dari temannya yang berada di barisan paling depan kemudian berlanjut ke belakang dan ke belakangnya lagi.

Demikian seterusnya hingga sampai pada anggota kelompok yang berada di paling belakang. Untuk siswa yang terakhir mendapat bisikan bertugas mencocokkan kata-kata yang dia dapat dari bisikan teman-temannya dengan kata-kata yang ada pada daftar dan menyebutkan apa saja yang hilang atau berubah. Kelompok yang paling sedikit membuat kesalahan, maka dialah yang menang.

4. Miming

Mintalah seorang siswa untuk menjadi peraga di depan kelas. Sebaiknya, perintahkan siswa untuk memeragakan tingkah laku seekor hewan, profesi seseorang atau kegiatan yang sedang dilakukan orang, dan lain sebagainya. Kemudian suruhlah siswa yang lain untuk menebaknya dengan menanyakan , “Is it a ….?”, atau “Are you a ….?”.  dan begitu seterusnya. Metode ini juga sangat efektif dalam pembelajaran vocabulary.

5. Market Games

Metode belajar bahasa Inggris dengan game yang satu ini sangat menyenangkan dan dijamin paling banyak memberi kontribusi aktif pada siswa serta meningkatkan kosa kata dengan cepat. Langkah-langkahnya adalah mintalah salah seorang siswa untuk memulai permainan dengan mengatakan kalimat, “I went to the market yesterday and I bougt a pie, ….”.

Kemudian, mintalah anak berikutnya untuk melanjutkan dengan benda-benda yang lain lagi. Begitu seterusnya dan biarkan kata demi kata meluncur dari mulut-mulut mereka yang cerdas. Pada akhirnya. kita akan tersadar bahwa siswa-siswa kita adalah anak-anak yang cerdas hanya saja selama ini kita tak pernah memberi media untuk mereka mengeluarkan apa yang mereka bisa.

Metode-metode belajar bahasa Inggris dengan games seperti contoh-contoh tersebut bisa Anda kembangkan lebih kreatif lagi. Melalui cara-cara ini Anda akan melihat kemajuan yang pesat pada anak didik. Namun, ada hal yang perlu diingat bahwa Anda juga tidak boleh hanya memikirkan kesenangan yang akan didapat siswa melainkan juga harus ada pelajaran yang mereka dapat usai games tersebut.

Selain itu, anda juga harus selalu pada posisi pengendali karena biasanya kelas akan sangat riuh dengan kegiatan-kegiatan games seperti ini. Jangan sampai keriuhan justru akan mengganggu kelas-kelas disebelahnya. Dengan tetap mengawasi di dalam ruangan, Anda tidak hanya akan menuai manfaat dari metode belajar seperti ini, tetapi sedikit demi sedikit mengubah pandangan siswa tentang pelajaran bahasa Inggris.

SUMBER