Monday, February 25, 2013

Pesawat Sederhana

0 comments
Pesawat sederhana adalah salah satu bahasan dalam pelajaran IPA SD. Pesawat sederhana adalah alat-alat sederhana yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Ada beberapa macam pesawat sederhana yang akan kita bahas kali ini, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Beberapa jenis pesawat sederhana bisa digabungkan menjadi alat yang lebih kompleks yang dikenal sebagai pesawat rumit. Contoh pesawat rumit dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya sepeda, sepeda motor, mobil, dll. Baiklah, mari kita bahas semuanya...

Tuas

Tuas juga kita kenal sebagai pengungkit. Setiap tuas memiliki tiga titik penting. Titik tumpu, tempat bertumpunya suatu gaya. Titik kuasa adalah gaya yang bekerja pada suatu benda. Sedangkan titik beban adalah titik tempat terletaknya berat benda. Berdasarkan letak ketiganya, tuas bisa dibedakan menjadi tiga jenis:


  • Tuas Jenis Pertama : Adalah tuas yang memiliki titik tumpu di tengah. Contoh dari tuas jenis pertama adalah jungkat-jungkit (mainan di TK) dan gunting.
  • Tuas Jenis Kedua : Adalah jenis tuas yang memiliki titik beban di tengah. Contoh dari tuas jenis kedua ini adalah alat pemecah kacang, gerobak roda satu, dan alat pemotong kertas.
  • Tuas Jenis Ketiga : Adalah jenis tuas yang memiliki titik kuasa di tengah. Contohnya adalah sekop.

Bidang Miring



Bidang miring menggunakan kemiringan untuk membantu manusia. Contoh paling sederhana dalam penggunaan bidang miring adalah jalan yang berkelok-kelok di daerah pegunungan, misal di daerah Puncak. Jawa Barat. Mengapa harus miring? Supaya gaya yang dikeluarkan untuk mengangkat beban bisa terasa lebih ringan. Kalau harus mendaki langsung daerah pegunungan pasti gaya yang harus dikeluarkan jadi jauh lebih besar, dan terasa lebih melelahkan. Kelemahan dari prinsip bidang miring ini adalah menjadikan jarak tempuhnya jadi lebih jauh, dan waktu tempuhnya semakin lama.



Prinsip bidang miring juga digunakan pada alat-alat bantu manusia yang berupa benda tajam seperti kapak. pisau, golok, baji, dan sebagainya. Sekrup juga merupakan penggunaan bidang miring dalam kehidupan manusia. Kalau kamu perhatikan, alur pada sekrup juga menyerupai jalan melingkar di daerah pegunungan, bukan?


Katrol

Pesawat sederhana yang akan kita bahas selanjutnya adalah katrol. Pada prinsipnya, katrol adalah roda dengan jalur pada pinggirannya yang dihubungkan dengan tali yang berfungsi mengubah arah gaya. Fungsi katrol juga digunakan untuk meringankan beban. Katrol dibagi menjadi beberapa jenis:




  • Katrol tetap : Katrol yang tetap dan tidak berpindah-pindah, hanya ada di satu titik. Contoh dari katrol jenis ini adalah katrol pada sumur dan tiang bendera.
  • Katrol bebas : Katrol yang berpindah-pindah mengikuti bebannya. 
  • Katrol majemuk : Katrol yang merupakan penggabungan dari katrol tetap dan katrol bebas. Contoh dari katrol jenis ini adalah katrol yang digunakan pada peti kemas di pelabuhan.

Roda berporos


Roda berporos banyak digunakan dalam kendaraan-kendaraan, baik yang bermesin maupun tidak. Sepeda, becak, sepeda motor, mobil. truk, semua menggunakan prinsip roda berporos.

Nah, adik-adik pengunjung blog LPP Smart Students yang baik, demikianlah pembahasan singkat kita mengenai pesawat sederhana. Semoga bisa bermanfaat :) [AP/SmartStudents]



Tuesday, February 12, 2013

"Rudy Habibie dan Rudy Chaerudin, Sukses Mana?"

0 comments



Saya ingat waktu di SMA dulu, kami (murid) harus menjalani test IQ untuk penjurusan. Sekolah saya menetapkan bahwa murid2 dengan IQ tinggi bisa masuk ke jurusan IPA/Science. Murid dengan IQ sedang hanya bisa masuk jurusan Sosial dan yang paling rendah IQnya hanya diijinkan untuk masuk ke jurusan Bahasa.

Aturan di sekolah saya ternyata berlawanan dengan aturan dari SMA swasta terkenal di Yogyakarta yang mengarahkan anak-anak yang ber IQ paling tinggi justru ke jurusan Bahasa.

Sewaktu saya diskusi dengan (mendiang) Romo Mangun Wijaya tentang kurikulum sekolah, beliau mengatakan bahwa pendidikan di Indonesia masih mewarisi "budaya" kolonial Belanda.

Menurut beliau, seharusnya anak-anak yang kecerdasannya tinggi seharusnya diarahkan
untuk masuk jurusan Sosial supaya di masa mendatang akan lahir ekonom, hakim, jaksa,
pengacara, polisi, diplomat, duta besar, politisi dsb yang hebat2.
Tetapi rupanya hal itu tidak dikehendaki oleh penguasa (Belanda). Belanda menginginkan anak-anak yang cerdas tidak memikirkan masalah2 sosial politik.Mereka cukup diarahkan untuk menjadi tenaga ahli/scientist, arsitektur, ahli komputer, ahli matematika, dokter, dsb yang asyik dengan sains di laboratorium (pokoknya yang nggak membahayakan posisi penguasa).

Saya nggak tahu persis yang benar Romo Mangun Wijaya atau pemerintah Belanda. Hanya saja waktu itu saya yang kuliah ambil jurusan Kurikulum jadi patah semangat karena kayaknya kurikulum di Indonesia ini hampir tidak ada hubungannya dengan kehidupan yang akan dijalani orang setelah keluar dari sekolah.

Kita bisa lihat, Insinyur yang menjadi politisi bahkan memimpin parlemen, kemudian dokter (umum) bisa menjadi kepala Dinas P & K atau tenaga marketing, sarjana theologia yang jadi pengusaha, dsb. Sampai saat ini,masih banyak orang tua dan masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang hebat adalah anak yang nilai matematika dan science-nya menonjol.Paradigma berpikir orang tua/masyarakat ini sangat mempengaruhi konsep anak tentang kesuksesan. Bulan Juni 2003 yang lalu, lembaga tempat saya bekerja mengadakan seminar anak-anak.

Di depan 800-an anak, Kak Seto Mulyadi (Si Komo) menunjukkan 5 Rudy.
- Yang Ke-1 : Rudy Habibie (BJ Habibie) yang genius, pintar bikin pesawat dan bisa menjadi presiden.
- Yang Ke-2 : Rudy Hartono yang pernah beberapa kali menjadi juara bulu tangkis kelas dunia.
- Yang Ke-3 : Rudy Salam yang suka main sinetron di TV
- Yang Ke-4 : Rudy Hadisuwarno yang ahli di bid. kecantikan dan punya banyak salon kecantikan di beberapa kota.
- Yang Ke-5 : Rudy Choirudin yang jago masak dan sering tampil memandu acara memasak di TV.

Sewaktu Kak Seto bertanya "Rudy yang mana yang paling sukses menurut kalian?" Hampir semua anak menjawab "Rudy Habibie" Sewaktu ditanyakan
"Mengapa, kalian bilang bahwa yang paling sukses Rudy Habibie?"

Anak-anakpun menjawab "Karena bisa membuat pesawat terbang, bisa menjadi presiden, dsb" Sewaktu Kak Seto menanyakan "Rudy yang mana yang paling tidak sukses?" Hampir seluruh anak menjawab "Rudy Choirudin" Ketika ditanyakan "Mengapa kalian mengatakan bahwa Rudy Choirudin bukan orang yang sukses?"

Anak-anakpun menjawab "Karena Rudy Choirudin hanya bisa memasak"

Memang begitulah pola pikir dan pola asuh dalam keluarga dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang masih menilai kesuksesan orang dari karya-karya besar yang dihasilkannya. Masyarakat kita banyak yang belum bisa melihat kesuksesan adalah pengembangan talenta secara optimal sehingga bisa dimanfaatkan dalam kehidupan yang dijalaninya dengan "enjoy".

Banyak masyarakat kita yang beranggapan bahwa IQ adalah segala-galanya.Padahal kenyataannya EQ, SQ dan faktor2 lain juga sangat menentukan. Dalam seminar tsb Kak Seto hanya ingin merubah paragidma berpikir anak-anak (dan juga orang tua/keluarga) . Anak-anak dan orang tua harus menyadari dan mensyukuri setiap talenta yang diberikan oleh Tuhan.

Bila talenta tersebut dikembangkan dengan baik, maka kita bisa mencapai kesuksesan
di "bidangnya". Jadi untuk anak-anak yang tidak pintar matematika, anak2 tidak perlu
minder dan orang tua tidak perlu malu atau menekan anak.Anak-anak yang lebih menyukai pelajaran menggambar daripada pelajaran-pelajaran lain, bukanlah anak-anak yang bodoh karena justru anak-anak yang punya imajinasi tinggilah yang pintar menggambar/ melukis. Anak-anak yang suka ngobrol, kalau kita arahkan bisa saja kelak menjadi politisi atau negotiator yang baik.

Anak-anak yang banyak bicara, kalau diarahkan untuk menuliskan apa yang ingin dibicarakan bisa2 menjadi penulis yang hebat. Mbak Dwi Setyani juga mengingatkan kita untuk lebih memfokuskan pada kekuatan kita dari pada "wasting time" bersungut-sungut, hanya memikirkan kelemahan kita.

Saya pernah membaca pengalaman hidup seorang penyanyi di Amerika. Penyanyi tersebut dulunya tidak PD karena wajahnya tidak terlalu cantik dan giginya tonggos. Saat menyanyi di pub, dia repot mengatur bibirnya supaya giginya yang tonggos tidak dilihat orang. Hasilnya: ia hanya bisa menghasilkan suara yang pas-pasan. Ketika temannya meyakinkan bahwa giginya yang tonggos itu bukanlah masalah, maka iapun bisa menyanyi dengan bebas dan meng-eksplore suara emasnya.Ternyata orang-orang mengingat penyanyi itu karena kualitas suaranya, bukan parasnya yang jelek dengan gigi tonggosnya.

Kitapun meyakini bahwa Tuhan menciptakan setiap kita (manusia) dengan maksud yang terbaik demi kemuliaan-Nya. Kalau saja kita meyakini hal tersebut, maka semua orang akan mensyukuri keadaan dan memanfaatkan talenta yang Tuhan berikan untuk kemuliaan-Nya.

SUMBER